Grace D Octaviani

42 4 0
                                    

Setelah keluar dari jejak para penjaga, Christy dan Marsha tiba di sebuah padang rumput luas yang dikelilingi tebing tinggi. Di kejauhan, sebuah menara tua berdiri megah, tampak mencurigakan.

Christy: (Memicingkan mata, memandang menara)
"Menara itu pasti ada hubungannya dengan Magic Hour."

Marsha Lenathea: (Melihat ke sekitar)
"Ya, kalau nggak ada jebakan, aku bakal kaget. Semua tempat kayak gini pasti ada sesuatu."

Saat mereka melangkah lebih dekat ke menara, tiba-tiba sebuah bola energi ungu besar menghantam tanah di depan mereka. Ledakan itu memercikkan serpihan batu ke mana-mana, memaksa mereka mundur.

Christy: (Berteriak)
"Siapa itu?! Tunjukkan dirimu!"

Dari balik bayangan tebing, muncul seorang gadis dengan rambut hitam panjang dan gigi gingsul yang terlihat jelas saat ia menyeringai. Ia membawa tongkat sihir yang bersinar terang. Meskipun terlihat muda, auranya sangat kuat.

Grace D. Octaviani: (Menyapa dengan nada ceria)
"Hai! Jadi kalian penyusup yang nekat masuk wilayahku, ya?"

Marsha Lenathea: (Berbisik pada Christy)
"Dia kelihatan lucu, tapi auranya kayak mau ngebantai kita. Serius, aku nggak tahu harus takut atau ketawa."

Grace D. Octaviani: (Melompat turun, memutar tongkatnya dengan santai)
"Sebelum aku kasih salam hangat, ada yang mau bilang apa dulu? Atau kita langsung ke babak duel aja?"

Christy: (Mencoba diplomasi)
"Kami bukan musuh. Kami hanya mencari petunjuk tentang Magic Hour."

Grace D. Octaviani: (Tertawa kecil)
"Magic Hour? Wah, kalian satu lagi dari sekian banyak orang bodoh yang nyari hal mustahil. Aku suka tantangan, sih."

Tiba-tiba, Grace melancarkan serangan. Bola-bola energi ungu meluncur cepat ke arah mereka.

Marsha Lenathea: (Menghindar sambil mengeluh)
"Dia nyerang sambil senyum! Apa dia suka bikin orang panik untuk hiburan?"

Christy: (Mengangkat tongkat sihirnya, menangkis serangan)
"Kita harus melawan, Marsha. Dia nggak bakal berhenti kalau nggak kita buat serius!"

Pertarungan berlangsung sengit. Grace menunjukkan kekuatan sihirnya yang luar biasa, menciptakan ledakan besar dan memanggil makhluk bayangan untuk menyerang Christy dan Marsha.

Grace D. Octaviani: (Tertawa sambil menyerang)
"Hei, kalian lumayan juga! Tapi sayang, aku jauh lebih hebat!"

Marsha Lenathea: (Menggerutu sambil melindungi dirinya dengan pusaran angin)
"Ini beneran nggak adil. Dia OP banget. Christy, ada rencana?"

Christy: (Berteriak sambil menyerang balik dengan bola api besar)
"Rencana nomor satu: Bertahan hidup! Rencana nomor dua: Coba bicara lagi kalau dia capek!"

Setelah pertarungan berlangsung cukup lama, Grace tiba-tiba menghentikan serangannya. Ia menyeka keringat di dahinya sambil tersenyum lebar, gingsulnya semakin terlihat.

Grace D. Octaviani:
"Oke, oke. Aku suka kalian. Jarang banget ada orang yang bisa bertahan selama ini lawan aku."

Christy: (Terengah-engah)
"Apa?! Jadi ini semacam tes?"

Grace D. Octaviani: (Mengangkat bahu)
"Ya, semacam itu. Kalau kalian lemah, aku nggak mau buang waktu kerja sama kalian. Tapi... kalian keren! Jadi aku ikut!"

Marsha Lenathea: (Bingung)
"Tunggu, itu tadi duel atau audisi anggota baru?"

Grace tertawa sambil menyandarkan tongkatnya di bahu.

Grace D. Octaviani:
"Tenang aja. Aku baik kok kalau udah kenal. Dan aku lumayan lucu, tahu."

Christy: (Saling pandang dengan Marsha, bingung)
"Lucu...?"

Grace D. Octaviani: (Dengan antusias)
"Ya! Contohnya: Apa bedanya tongkat sihir sama sapu terbang?"

Marsha Lenathea: (Berbisik ke Christy)
"Please bilang ini bukan joke bapak-bapak."

Grace D. Octaviani:
"Tongkat sihir bikin mantra, sapu terbang bikin... sapu bersih!" (Tertawa keras)

Marsha Lenathea: (Menepuk wajahnya)
"Kita ngajak siapa sih buat petualangan ini, Christy?"

Meskipun awalnya bertarung, Grace akhirnya menjadi bagian dari tim. Kepribadiannya yang ceria dan suka bercanda menambah warna baru dalam perjalanan mereka. Namun, kekuatan sihir Grace yang luar biasa juga membuktikan bahwa dia adalah sekutu yang sangat berharga.

The Magic HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang