Pertarungan Puncak

19 1 0
                                    

Hutan Karunji perlahan memudar di belakang Christy saat dia akhirnya mencapai sebuah lapangan luas yang dikelilingi tebing tinggi. Di sana, berdiri Callista, pemimpin Gryffindor Crews, dengan aura gelap yang memancar dari tubuhnya. Di tangannya, sebuah kristal biru bersinar redup, memantulkan cahaya bulan di langit yang suram.

Callista: (tersenyum tipis, nada mengejek)
"Akhirnya kau sampai, Christy. Kau lebih tangguh dari yang kuperkirakan, tapi perjalananmu berakhir di sini."

Christy menggenggam pedangnya erat-erat. Keringat menetes dari dahinya, dan rasa lelah mulai menggerogoti tubuhnya setelah melewati berbagai pertarungan sebelumnya. Namun, semangatnya tidak goyah.

Christy: (menatap Callista dengan tegas)
"Aku tidak akan membiarkanmu menggunakan kristal itu untuk tujuan jahatmu. Apa sebenarnya yang kau inginkan, Callista?"

Callista tertawa pelan, lalu mengangkat kristal biru itu tinggi-tinggi.
Callista:
"Kristal ini adalah kunci untuk membuka kekuatan sejati. Dengan ini, aku akan membangkitkan kekuatan kuno yang tersembunyi di dunia ini, dan aku akan menghancurkan sistem yang mengekang kita semua! Kerajaan, aliansi, aturan sihir... semuanya akan musnah, dan aku akan menciptakan dunia baru dengan tanganku sendiri!"

Christy: (menggertakkan giginya)
"Kau gila! Dunia ini tidak membutuhkan kehancuran! Kau hanya ingin kekuasaan untuk dirimu sendiri!"

Callista tersenyum dingin.
Callista:
"Percaya apa yang kau mau, Christy. Kau hanyalah alat kecil yang mencoba melawan takdir. Sekarang, mari kita akhiri semua ini!"

Pertarungan Dimulai

Callista melancarkan serangan pertama dengan mengayunkan tongkat sihirnya, menciptakan gelombang energi gelap yang langsung menuju ke arah Christy. Christy berusaha menghindar, tetapi sebagian serangan itu mengenai bahunya, membuatnya terlempar beberapa meter ke belakang.

Christy: (mengerang kesakitan, namun segera berdiri)
"Aku tidak akan kalah darimu!"

Dengan kekuatan terakhirnya, Christy melompat maju, mengayunkan pedangnya dengan cepat. Callista, dengan kecepatan luar biasa, menghindari serangan itu dan memutar tongkat sihirnya, menciptakan bola api besar yang meluncur langsung ke arah Christy. Christy menangkis serangan itu dengan pedangnya, tetapi kekuatannya mulai melemah.

Callista: (tertawa)
"Apakah ini yang terbaik yang bisa kau lakukan? Kau bahkan tidak cukup kuat untuk bertarung denganku."

Christy, meskipun kelelahan, terus maju. Dia mengerahkan seluruh energinya untuk menyerang Callista dengan kombinasi tebasan pedang dan sihir elemen cahaya. Namun, Callista tetap unggul, menggunakan kristal biru untuk memperkuat kekuatannya.

Christy: (terengah-engah)
"Tidak... aku tidak akan menyerah... Aku harus melindungi dunia ini!"

Callista melancarkan serangan terakhirnya, sebuah gelombang energi besar yang langsung menghantam Christy. Tubuh Christy terlempar ke udara, jatuh keras di tanah. Pedangnya terpental jauh, dan tubuhnya tidak bergerak untuk beberapa saat.

Callista: (melangkah mendekati Christy, menatapnya dengan dingin)
"Sudah kubilang, kau tidak bisa menang dariku. Sekarang, waktunya kau lenyap bersama impian bodohmu."

Callista mengangkat tongkat sihirnya, bersiap memberikan pukulan terakhir. Namun, tepat ketika dia akan menyerang, sebuah cahaya terang muncul dari tubuh Christy. Callista mundur beberapa langkah, terkejut dengan kekuatan yang tiba-tiba meluap dari musuhnya.

Christy perlahan membuka matanya, yang kini bersinar dengan cahaya emas. Tubuhnya diliputi oleh aura suci, dan luka-lukanya sembuh seketika. Dalam genggamannya, pedang yang sebelumnya terpental kini kembali ke tangannya, tetapi terlihat berbeda—bersinar seperti kristal yang memantulkan kekuatan murni.

Callista: (menggertakkan giginya)
"Apa ini?! Kekuatan macam apa yang kau gunakan?!"

Christy: (berdiri dengan kokoh, suaranya tenang namun penuh kekuatan)
"Aku tidak tahu dari mana kekuatan ini berasal, tapi aku tahu ini adalah harapan. Selama aku percaya pada teman-temanku, aku tidak akan kalah darimu, Callista!"

Dengan kecepatan luar biasa, Christy melancarkan serangan balik. Pedangnya kini mampu menembus perisai sihir Callista, membuat pemimpin Gryffindor itu kehilangan keseimbangannya. Callista mencoba menggunakan kristal biru untuk memperkuat dirinya, tetapi kekuatan baru Christy berhasil menetralkan efeknya.

Callista Mundur

Melihat dirinya mulai terpojok, Callista menghentikan pertarungan. Dengan tatapan penuh kebencian, dia melangkah mundur, kristal biru masih di tangannya.

Callista: (tersenyum tipis, suaranya penuh ejekan)
"Kau pikir ini sudah selesai? Ini baru permulaan, Christy. Kristal ini hanyalah salah satu dari banyak kunci yang ada di dunia ini. Aku akan kembali, dan saat itu, tidak akan ada yang bisa menghentikanku."

Dengan mantra teleportasi, Callista menghilang ke dalam bayangan, meninggalkan Christy yang masih berdiri dengan aura emasnya.

Teman-Teman Christy Tiba

Sesaat setelah Callista menghilang, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Hillary, Grace, Oline, dan Erine muncul dari hutan, berlari menuju Christy. Marsha yang sebelumnya bersama mereka juga tiba beberapa saat kemudian.

Grace: (khawatir, menghampiri Christy)
"Christy! Kau baik-baik saja?"

Christy: (tersenyum lemah, aura emasnya perlahan menghilang)
"Ya, aku baik-baik saja. Callista kabur... tapi dia masih punya kristal biru."

Marsha: (terkejut melihat Oline dan Erine)
"Apa yang terjadi di sini? Kenapa kalian berdua ada di sini?!"

Hillary: (menjelaskan dengan cepat)
"Oline dan Erine memutuskan untuk bergabung dengan kita. Mereka tidak lagi ingin mengikuti jalan Callista."

Marsha: (masih bingung, menatap Erine dengan curiga)
"Tunggu, bukankah kau bagian dari Gryffindor Crews? Kenapa tiba-tiba kau ada di pihak kami?"

Erine: (dengan nada tenang)
"Aku dulu mengikuti Callista karena ingin melindungi Oline. Tapi setelah melihat apa yang dia lakukan... aku tidak bisa terus berada di pihaknya. Aku ingin membantu kalian menghentikannya."

Christy, meskipun kelelahan, mengangguk setuju.
Christy:
"Kita tidak punya banyak waktu. Callista mungkin sedang menuju lokasi kristal berikutnya. Kita harus menghentikannya sebelum semuanya terlambat."

Dengan semangat baru, kelompok 48Hogwarts Crew bersiap melanjutkan perjalanan mereka. Namun, di balik senyuman tipis mereka, ada rasa cemas yang mendalam. Pertempuran dengan Callista baru saja dimulai, dan mereka tahu bahwa lawan mereka tidak akan menyerah dengan mudah.

The Magic HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang