Takdir di Ujung Pertempuran

13 0 0
                                    

Ruang utama kastil Callista dipenuhi dengan aura mencekam. Langit-langitnya menjulang, dihiasi dengan simbol-simbol sihir kuno yang bersinar merah darah. Callista berdiri di tengah ruangan, memegang kristal kegelapan terakhir. Sorot matanya tajam, dan senyuman dinginnya membuat udara di sekitar semakin berat.

Callista: (suaranya menggema, penuh keangkuhan)
"Ah, akhirnya kalian tiba. 48Hogwarts Crew. Begitu banyak waktu dan usaha untuk melawanku... dan sekarang, kalian berdiri di sini, siap menjadi saksi kehancuran kalian sendiri."

Christy: (maju ke depan, pedangnya terhunus)
"Kita tidak akan mundur, Callista. Kegelapanmu tidak akan menguasai dunia ini!"

Callista: (tertawa dingin, mengangkat kristal kegelapan)
"Kau terlalu percaya diri, bocah. Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi. Dengan kristal ini, aku akan menjadi kekuatan yang tak terkalahkan."

Callista Menunjukkan Kekuatan Penuh

Kristal di tangan Callista mulai bersinar, dan energi gelap memancar, menyelimuti seluruh ruangan. Bayangan mulai hidup, membentuk makhluk-makhluk menyeramkan yang mengepung 48Hogwarts Crew.

Hillary: (berbisik pelan, matanya melirik ke arah bayangan)
"Bayangan itu... mereka bukan makhluk biasa. Mereka penuh dengan sihir gelap."

Grace: (menggenggam tongkat sihirnya)
"Kita harus fokus. Jangan biarkan mereka memisahkan kita."

Callista: (mengangkat kedua tangannya, menciptakan pusaran energi gelap)
"Rasakan kekuatan dari dunia yang telah aku ciptakan!"

Serangan Callista dimulai. Pusaran energi gelap meluncur ke arah mereka, memaksa tim untuk bergerak cepat menghindar. Makhluk-makhluk bayangan menyerang tanpa ampun, membuat situasi menjadi kacau.

Marsha: (menghindar dengan gesit, menyerang bayangan dengan sihir apinya)
"Kita tidak bisa terus menghindar! Kita harus mencari cara untuk menghancurkan kristal itu!"

Kerja Sama yang Mengagumkan

Tim mulai bergerak bersama, menunjukkan kekuatan persahabatan dan kerja sama yang telah mereka bangun sepanjang perjalanan mereka.

Grace menciptakan penghalang untuk melindungi tim dari serangan Callista.

Hillary menyembuhkan luka-luka dengan sihir penyembuhnya, memastikan semua orang tetap bertahan.

Oline dan Erine maju bersama, menggunakan kombinasi sihir cahaya mereka untuk menyerang makhluk bayangan dan membuat celah ke arah Callista.

Marsha dengan keberanian melawan bayangan yang menghalangi, melindungi tim dengan serangan-serangan api yang kuat.

Christy langsung menghadapi Callista, mencoba mencari cara untuk menghancurkan kristal di tangannya.

Callista: (tertawa dingin, melawan serangan mereka dengan mudah)
"Usaha kalian sia-sia. Kalian tidak bisa mengalahkan seorang ratu seperti aku!"

Pengorbanan yang Mengejutkan

Di tengah pertarungan, Callista melepaskan serangan besar yang menargetkan seluruh tim. Sebuah ledakan besar membuat mereka terpencar. Hillary mencoba menciptakan penghalang, tetapi energi Callista terlalu kuat.

Hillary: (berteriak, kelelahan)
"Aku tidak bisa menahan ini sendirian!"

Erine: (melihat situasi genting, berteriak kepada Oline)
"Oline, ini waktunya! Aku akan melindungimu!"

Erine memutuskan untuk mengorbankan dirinya, menggunakan sihir pelindung terkuatnya untuk menahan serangan Callista.

Erine: (tersenyum lembut kepada Oline)
"Aku percaya padamu. Akhiri semua ini, Oline."

Dengan serangan Callista teralihkan, Oline mendapat kesempatan untuk maju.

Serangan Terakhir

Oline, dengan bantuan Grace dan Christy, menyerang Callista secara langsung. Kekuatan sihir cahaya milik Oline mulai membesar, mengimbangi energi gelap Callista.

Callista: (terlihat sedikit panik, mencoba mempertahankan kristalnya)
"Tidak! Kalian tidak boleh menyentuh ini!"

Christy: (berteriak kepada Oline)
"Ini saatnya, Oline! Serang sekarang!"

Oline mengeluarkan seluruh kekuatannya, menciptakan cahaya yang menyilaukan dan langsung menyerang kristal Callista. Kristal itu pecah menjadi serpihan kecil, dan energi gelap di dalamnya mulai menghilang.

Callista: (berteriak kesakitan, kehilangan kendali atas kekuatannya)
"Tidak! Ini tidak mungkin! Aku adalah ratu kegelapan!"

Dengan pecahnya kristal, bayangan di sekitar mereka menghilang, dan Callista jatuh ke lantai, kehilangan semua kekuatannya.

Akhir dari Pertarungan

Tim berkumpul kembali, meskipun terluka dan kelelahan. Mereka menatap Callista yang terbaring lemah di lantai.

Grace: (menghela napas lega)
"Kita berhasil... kristalnya sudah hancur."

Hillary: (melihat Callista dengan tatapan sedih)
"Tapi apa yang harus kita lakukan dengannya sekarang?"

Oline: (mendekati Callista, suaranya penuh emosi)
"Dia harus membayar atas semua yang dia lakukan. Untuk keluargaku, untuk dunia ini."

Christy: (meletakkan tangannya di bahu Oline)
"Kita akan membawa dia ke pengadilan sihir. Biarkan keadilan yang menentukan nasibnya."

Callista: (terlihat marah tetapi pasrah, bergumam pelan)
"Kalian mungkin telah menang kali ini... tetapi kegelapan tidak pernah benar-benar hilang."

The Magic HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang