O2. Orang baik

417 52 22
                                    


Harry ingin berdiri dari tempat duduknya, namun tak bisa karna Harry merasa celananya lengket dengan kursi yang tengah ia duduki sekarang. Harry mencoba melihat bokongnya, Ternyata benar, Sepertinya ada yang menaruh lem super lengket dikursi Harry.

"Kesusahan, Potter?" Suara yang sangat Harry kenal, Suara itu adalah suara Draco Malfoy.

Harry menggeram, ia tidak bisa berdiri. Jika Harry memaksa, Bisa bisa celananya robek dan memperlihatkan celana dalamnya.

"Ini berlebihan! Kau jahat, Malfoy!" Teriak Harry marah. Matanya berkaca-kaca karna panik dan kesal.

Draco tertawa mengejek, Draco menatap mata indah milik Harry. Mata yang selama ini diam diam Draco kagumi.

"Tidak usah marah marah, Potter. Kau hanya perlu berdiri, paling celana mu robek sedikit. menunjukkan bokong semok mu itu kepada orang orang tidak masalah bukan?" Balas Draco enteng.

Harry benar benar ingin menangis sekarang, Matanya memerah, Bibir Harry bergetar lucu.

"Apa kau ingin menangis? cengeng sekali." Cibir Draco.

Draco jongkok, Ia mengambil salah satu sepatu Harry secara paksa.
"Jika ingin sepatu mu kembali, temui aku di belakang sekolah nanti malam." Ujar Draco sebelum pergi meninggalkan Harry sendirian.

"Kau brengsek!" Teriak Harry, Namun tak ada balasan dari Draco, Lelaki berambut pirang itu tetap melanjutkan jalannya.

Harry menghela nafas kasar, Harry tak melakukan usaha apapun, Mungkin ia akan terperangkap selamanya dikursi ini. Begitu pikir Harry.

Harry menyembunyikan mukanya diatas meja, ia mulai menangis, berharap Hermione ataupun Ron datang.

"Apa salahku?" Gumam Harry sedih.

"Harry Potter?" Harry tersentak kaget ketika suara berat memanggilnya. Harry menaikkan kepala untuk melihat siapa orang tersebut, Ternyata orang itu adalah Cedric Diggory, Seniornya.

"Kenapa kau masih ada dikelas? Bukannya kelas mu sudah bubar dari tadi?" Tanya Cedric heran, lelaki tampan itu mendekati Harry. Betapa terkejutnya Cedric melihat wajah sembab Harry.

"Kau menangis?" Tanya Cedric khawatir.

Harry menggigit bibir bawahnya malu, sambil mengusap air matanya.
"Aku... dikursi ku ada lem. aku tidak bisa berdiri.. Kalau aku berdiri, celanaku akan robek..." Cicit Harry.

Cedric tak sadar bahwa dirinya tersenyum, Cedric gemas melihat tingkah malu-malu Harry.

"Ah.. begitu.. Kebetulan aku membawa jaket, kau mungkin bisa menutupi robek di celana mu menggunakan jaketku." Cedric membuka jaket yang sedang ia pakai, lalu ia menyerahkan jaket itu kepada Harry.

Harry tersenyum senang, Mata Harry berkaca-kaca karna terharu.
"Terimakasih, Kak."

Cedric merasakan kedua pipinya memanas, Cedric dapat menebak kini pipinya sudah merah padam.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya, Potter. Jangan menangis lagi." Pamit Cedric.

* * *

"Apa Harry memakai jaket milik Kak Cedric Diggory?"

"Itu jaket milik Cedric kan? aku pernah melihat Cedric memakai jaket itu!"

"Harry dan Cedric berpacaran??"

Draco yang tengah memakan apel hijau menukik alis karna merasa terusik mendengar nama Cedric dan Harry.

Draco berdiri untuk melihat apa yang tengah dibicarakan oleh siswa-siswi di koridor, Ternyata itu Harry yang memakai jaket kuning besar. Panjang jaket itu bahkan menutupi paha Harry. Draco tak pernah tau bahwa Harry memiliki jaket jelek seperti itu.

"Bukankah itu jaket milik senior kita? Cedric Diggory?" Celutuk Crabbe.

"Benar, Aku pernah melihat Diggory memakai jaket itu!" Balas Goyle menyetujui.

Rahang Draco mengeras, tangannya mengepal kuat. Goyle yang menyadari raut marah Draco lansung memasang wajah ketakutan.

"Kau tak apa? Maksudku... Kau kelihatan marah. Apa yang terjadi?" Tanya Goyle takut.

Draco tak menjawab, Melainkan ia lansung pergi ke suatu tempat. Draco punya rencana.

* * *

"Bloody hell! Apa Malfoy jelek itu benar-benar menaruh lem dikursi mu, Mate?" Pekik Ron heboh, Jangan lupakan kedua tangannya yang menggenggam ayam goreng.

"Berhentilah makan! Temanmu sedang curhat!" Kesal Hermione sambil menoyor kepala Ron.

Harry tertawa pelan melihat interaksi Hermione dan Ron. Lalu setelah itu lelaki manis berkacamata itu mengangguk membalas pekikan Ron tadi.

"Ya.. Malfoy itu memang brengsek. Untung saja ada senior kita, Cedric Diggory yang meminjamkan jaketnya padaku." Balas Harry.

"Maafkan kami, Harry. Kami pikir tadi kau bermain kerumah Hagrid, makanya kami tidak mencarimu." sesal Hermione.

"Tak apa." Balas Harry.

Harry teringat dengan sepatunya yang tadi Draco ambil. "Jika ingin sepatu mu kembali, temui aku di belakang sekolah nanti malam.", apakah Harry harus menemui Draco?

* * *

annoying ; drarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang