O8. Confess

352 43 19
                                    


Draco berjalan di koridor dengan tangan menenteng paperbag, Dalam paperbag itu dipenuhi Coklat, Permen, dan Cemilan-cemilan lainnya.

Wajah Draco yang sumringah menjadi bahan pembicaraan orang orang di koridor. Biasanya Draco akan memasang wajah angkuh, Draco sangat berbeda sore ini.

Draco terus berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah, Ia tidak sabar menginjakkan kakinya di Hospital Wing untuk menjenguk Harry. Draco tak sabar melihat wajah manis itu lagi.

Hingga akhirnya Draco menginjakkan kaki di Hospital Wing, Ia melihat Harry tengah berbaring disalah satu ranjang, Sendirian tanpa dua sahabatnya.

Dengan langkah cepat Draco mendekati Harry, Senyuman lebar ia berikan untuk Harry.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Draco sambil menaruh paperbag keatas nakas.

Melihat Harry yang hanya diam membuat Draco mengerutkan alis bingung, Ia berdiri disamping kasur Harry.

"Apa kau pusing? Butuh minum?" Tanya Draco lagi.

Harry menatap Draco datar, Draco tak dapat melihat binar mata Harry yang ia lihat kemarin malam.

"Kenapa kau kesini?"

Dada Draco terasa diremas kuat mendengar pertanyaan Harry, Senyuman lebar tadi berubah menjadi senyum pahit.

"Aku kesini untuk melihat kondisi mu, Aku khawatir. Bukankah kemarin—"

"Jangan mengingat kejadian kemarin malam, Lupakan saja. Itu kesalahan kita berdua." Potong Harry sembari memalingkan wajahnya.

Draco menggeleng tak percaya,
"Lupakan saja? Kesalahan? Apa maksudmu, Potter?"

"Jangan mempermainkan perasaan ku. Kau tau? Kau itu menyebalkan! Selama ini kau merundungku, mempermalukan ku, Melecehkan ku didepan umum. Tapi tiba-tiba, kau bilang cinta padaku. Kau sangat aneh!" Harry meluapkan kekesalannya, Mata Harry mulai memanas.

"Aku? Sejak kapan aku mempermainkan perasaan mu?" Draco tentu saja bingung. Ia sama sekali tidak berniat mempermainkan Harry.

"Kau brengsek. Kau pikir setelah apa yang kau lakukan selama ini padaku, aku bisa percaya begitu saja padamu? kali ini kau bertaruh dengan siapa? hingga hatiku harus menjadi mainannya?" Harry berkata lirih, Air matanya tanpa sadar jatuh begitu saja.

"Kau salah paham, Potter. Aku tak menjadikan mu taruhan. Selama ini aku mengganggumu hanya untuk mencari perhatian mu, Dari dulu aku sudah menyukai mu." Draco menatap Harry begitu tulus, walau Harry tak membalas tatapannya.

Bibir Harry bergetar, Ada rasa senang ketika mendengar pengakuan Draco. Namun Harry tak bisa mempercayai omongan Draco begitu saja. Draco itu licik, bisa saja Harry dibohongi.

"Aku tau kau berbohong. Kalau kau menyukaiku dari dulu, Lalu kenapa tahun lalu kau berpacaran dengan Astoria? Kau bahkan pernah mendekati Cho." Sangkal Harry.

"Aku hanya bosan makanya berpacaran dengan Astoria, Bahkan kau sendiri tau, Aku dan Astoria berpacaran hanya dua minggu. Lalu tentang Cho, aku mendekatinya agar dia tak mendekati mu. Aku cemburu ketika tau Cho diam-diam menyukaimu, Potter." Jelas Draco panjang lebar.

"Pergi dari sini, Malfoy." Pinta Harry penuh penekanan.

Draco menggeleng, Menolak permintaan Harry. Rasanya Draco ingin membanting bumi, Kesal karna Harry sangat keras kepala.

"Tatap aku, Lihat aku agar kau tak meragukan perasaan ku lagi."

Harry tetap pada pendiriannya, Ia tak akan menurut semudah itu. Malah Harry semakin memalingkan wajah, terlihat sangat enggan menatap Draco.

Draco memberanikan diri menyentuh punggung tangan Harry,
"Kalau kau tidak percaya padaku, Berikan aku kesempatan untuk membuatmu percaya. Aku akan membuktikan cintaku padamu, Dengan cara yang berbeda dari sebelumnya."

Sekeras apapun Harry menahan senyumnya, Harry tak bisa menyembunyikan kedua pipinya yang merona.

"Bloody hell! Si pirang malfoy itu benar benar minta ku hajar ya! Bisa-bisanya dia memberi bualan jelek seperti itu kepada Harry" Geram Ron yang sedari tadi mengintip dari luar bersama Hermione.

Baru saja Ron ingin berjalan memasuki Hospital Wing, Tangannya lansung dicekal oleh Hermione.

"Tahan emosi mu, Ron. Jangan terlalu ikut campur dengan hubungan mereka. Kita lihat saja, Apakah malfoy benar-benar serius dengan Harry." Tahan Hermione.

"Tapi—"

"Menurut saja padaku, Bodoh!" Kesal Hermione.

Ron menggerutu pelan, Ia tentu tak setuju jika Harry berpacaran dengan pembully kelas kakap seperti Draco. Tapi mau bagaimana lagi, Jika Hermione sudah melarang, Ron hanya bisa menurut.

* * *

annoying ; drarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang