17. Coklat

220 30 20
                                    


"Kau baik-baik saja, Mate?" Ron memutari badan Harry, Memeriksa tubuh sahabatnya takut takut ada yang terluka.

"Aku baik-baik saja, Memang kenapa?" Heran Harry.

Ron memeluk tubuh Harry begitu erat, Seolah mereka tidak bertemu beribu tahun lamanya.

"Kami merindukan mu, Mate!"

"Jangan percaya pada Ron, Harry. Saat kau pergi kemarin dia hanya sibuk makan, Bahkan snack milik mu juga dirampas." Sahut Hermione malas, Harry hanya tertawa.

"Keluarga Malfoy tidak macam-macam padamu kan? Ku dengar Mr. Malfoy itu sangat kejam." Hermione bertanya khawatir.

"Tidak, Mereka baik." Balas Harry jujur. Lucius dan Narcissa memang bersikap baik pada Harry, Walaupun agak kaku dan dingin.

"Kenapa bibirmu terluka?" Ron menatap curiga bibir Harry yang sedikit lecet.

Harry merona, Otaknya berpikir keras untuk mencari alasan. Belum sempat Harry menjawab, Hermione lansung menarik tangan Ron agar menjauh dari Harry.

"Jangan banyak tanya, Harry pasti sedang lelah. Istirahat lah, Harry." Kata Hermione. Ron hanya manggut-manggut, Menurut pada Hermione.

"Terimakasih, Mione. Tapi sepertinya aku akan ke kantin dulu, aku ingin makan coklat." Pamit Harry.

"Mau kami temani?"

"Tidak usah." Harry berjalan keluar asrama, Ia memang ingin membeli coklat. Sudah dua hari Harry tak memakan coklat, ia merindukan coklat.

* * *

Harry sudah menggenggam dua coklat ditangannya, Kini ia berada didepan penjual, Ingin membayar coklat yang ia pegang. Harry merogoh saku celananya mencari uang, Mata Harry membulat panik karna tak dapat merasakan keberadaan uangnya.

Harry mengulum bibir ketika mengingat uangnya yang tertinggal didalam kamar, berkali-kali Harry mengumpat dalam hati. Harry malu jika harus menaruh barangnya kembali.

"Apa masih lama?" Tanya penjual itu, Kelihatan malas dan mengantuk.

"Uh—Maaf sir, sepertinya aku tak jadi membeli..." Cicit Harry merasa tak enak dan malu. Harry mengembalikan dua coklat ditangannya ke-rak coklat. Wajah Harry terlihat lesu, padahal Harry benar-benar menginginkan coklat.

"Harry?" Harry menoleh dan mendapati Cedric di sebelahnya, Harry tersenyum kecil.

"Kenapa coklat itu kau kembalikan?" Tanya Cedric basa-basi. Sejujurnya Cedric sudah memantau gerak-gerik Harry dari jauh.

Harry menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Kepalanya menunduk.
"Uang ku tertinggal di asrama, Aku lupa membawanya." Balas Harry pelan.

Cedric mengacak rambut Harry gemas, Tawanya mengudara.
"Ambil saja sebanyak apapun yang kau mau, Aku yang bayar."

"Tidak, Tidak usah."

"Ayo lah, Harry. Ambil saja. Apa kau tidak menghargai ku?" Bujuk Cedric, kali ini wajahnya dibuat sok sedih karna Harry menolaknya.

"Baiklah. Kau yang memaksa ya, Kak." Harry mengambil empat batang coklat, Senyumannya mengembang, senang karna di traktir.

"Yakin hanya empat? Kau bisa ambil sepuluh kalau kau mau." Tawar Cedric.

"Nanti aku akan semakin gendut, Empat saja sudah cukup." Balas Harry. Cedric terkekeh, Padahal Harry tetap lucu jika badannya berisi.

Lalu Cedric mengambil alih empat coklat itu untuk dibawa ke kasir, Cedric mengeluarkan dompetnya dari saku celana. Harry semakin dibuat kagum dengan sifat baik Cedric, Cedric benar-benar seperti saudara bagi Harry.

* * *

H

arry berjalan di koridor sambil memakan coklat yang tadi dibelikan oleh Cedric, Ia melihat lihat sekitar berharap melihat wajah Draco. Harry akui dirinya merindukan Draco.

Harry berhenti ketika melihat Crabbe dan Goyle berdiri diujung koridor sembari berbincang, Keningnya berkerut karna tak dapat melihat keberadaan Draco. Kemana lelaki pirang kesayangan Harry itu??

"Mencari ku, Harry?" Bisikan di telinganya membuat Harry terlonjak kaget, Sejak kapan Draco berdiri dibelakangnya?

"Percaya diri sekali!" Ketus Harry, Walaupun nyatanya Harry memang mencari Draco.

Draco tertawa pelan, Pandangannya turun pada coklat ditangan Harry.
"Kapan kau membeli coklat? Kenapa tidak mengajakku?"

"Hehe, aku pikir kau sibuk. Kau tau? Tadi aku lupa membawa uang ku!" Harry bercerita begitu ekspresif, membuat kelucuan-nya meningkat.

"Lalu bagaimana cara mu mendapatkan coklat ini?" Heran Malfoy.

"Kak Cedric membelikannya." Balas Harry enteng. Harry bahkan tidak menyadari raut masam Draco, Harry bukanlah orang yang peka. Harry malah lanjut memakan coklat dengan lahap.

"Buang saja coklat itu, Aku akan membelikan mu lebih banyak coklat. Atau jika kau mau pabrik coklat, aku bisa memberikannya untukmu." Nada bicara Draco terdengar kesal. Dan sampai sekarang Harry masih belum mengerti alasan Draco sangat membenci Cedric.

"Kenapa harus dibuang?" Tanya Harry polos.

"Apa menurutmu aku boleh membelikan coklat untuk orang lain?" Draco tidak benar-benar bertanya, Draco hanya sarkas agar Harry sadar.

"Boleh. Apa kau ingin membelikan Crabbe dan Goyle coklat?" Tanya Harry, Wajah polosnya itu benar-benar ingin Draco makan.

"Sudahlah Harry!" Draco berjalan meninggalkan Harry, Draco benar-benar kesal. Harry sendiri mengejar Draco, Masih berusaha berpikir apa yang salah.

* * *

annoying ; drarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang