16. Basah

283 38 23
                                    


"Draco ahh" Harry mendesah tak karuan, Pantatnya diremas oleh Draco. Mulut Draco sibuk mengemut puting kemerahan milik Harry.

Tubuh Harry menegang kala merasa tangan Draco menyentuh penisnya dari luar celana, Draco menggesek telapak tangannya pada penis hangat Harry.

"Ahhh! Geli-mmhh~" Harry menggeliat tak nyaman, ada sesuatu yang akan meledak karna gesekan itu. Celana Harry bahkan sudah basah terkena precum.

"Desahkan namaku, Love." Bisik Draco sensual, Ia beralih mengulum cuping telinga Harry, menjilat daun telinga itu dengan lidahnya.

"Dracohh akhh gelihh...."

"Harry! Bangun! Kau ngompol, Harry!" Harry terjaga ketika pipinya ditepuk pelan oleh Draco, Mata Harry membulat saat sadar kasur Draco yang tengah ia tiduri basah oleh air mani-nya.

Nafas Harry terengah, Wajah hingga telinganya memerah padam. Jadi adegan erotisnya bersama Draco tadi hanyalah sebuah mimpi? Harry sungguh malu telah memimpikan hal cabul seperti itu.

"Maaf aku mengompol diatas kasurmu, Draco..." Cicit Harry malu-malu, kepalanya menunduk tak berani menatap Draco.

Draco tertawa cukup keras ketika menyadari bahwa Harry bukanlah mengompol, Tapi pujaan hatinya itu mimpi basah.

"Mengompol? Kau yakin? Kenapa tadi kau mendesahkan namaku saat tidur?" Goda Draco, Jari telunjuknya terulur menaikkan dagu Harry hingga manik mereka beradu.

Wajah Harry benar-benar merah seperti kepiting rebus,
"S-Siapa yang mendesah?! Aku tidak!" Elak Harry kesal.

"Dracohh gelihh.. Itu yang kau gumamkan ketika sedang tidur. Kau memikirkan hal cabul tentangku ya?" Draco tak berhenti meledek Harry, Bahkan tangannya dengan berani mencolek pipi Harry beberapa kali.

Harry mendorong dada Draco untuk membentang jarak, Lalu Harry beranjak dan berlari ke kamar mandi. Harry benar-benar tak bisa memberi alasan atau mengelak lagi, dirinya sudah tertangkap basah. Harry mau menangis saking malunya.

"HAHAHA HARRY, TERNYATA KAU BERNAFSU PADA KU, YA?. AKU SANGAT SENANG, HARRY!" Teriak Draco yang berdiri didepan pintu kamar mandi.

"Diam Lah, Draco Gila!" Maki Harry.

"BAGAIMANA KALAU KITA MEMPRAKTEKKAN LANSUNG ADEGAN DI MIMPI MU ITU, HARRY?" Teriak Draco lagi.

"AKU AKAN MEMOTONG PENIS MU, DRACO!"

Draco rasa pagi ini adalah pagi yang sangat indah, Walau kasurnya basah karena air mani Harry, Tapi Draco tetap bahagia. Tanpa jijik Draco melepaskan sprei kasurnya agar air mani Harry bisa kering.

"Harry selalu lucu." Gumam Draco sambil senyum-senyum sendiri.

* * *

Harry makan dengan canggung diruang makan bersama keluarga Malfoy, Suasana makan sangat sunyi, Tak ada suara dentingan sendok, Tak ada yang berbicara dan tak ada yang mengecap makanan. Sepertinya Keluarga Malfoy sangat menjunjung tata krama saat makan. Atau mungkin keluarga Malfoy canggung karna keberadaan Harry?

Draco yang duduk disebelah Harry menggenggam punggung tangan Harry dari bawah meja. Draco melempar senyum manis pada Harry, Agar pujaan hatinya itu tak terlalu canggung.

Tak terasa makanan sudah habis, Tak ada yang menyisakan makanan. Harry bernafas lega setelah meminum teh hangat yang ada didalam gelas, Perut Harry sangat kenyang.

"Bagaimana rasanya tinggal di kediaman Malfoy, Potter?" Lucius menatap Harry begitu serius, tak ada senyum di bibirnya.

Harry tersenyum kaku, Ia tampak berpikir sebentar agar tak salah menjawab. Kini Harry tau alasan murid murid di Hogwarts sangat takut dengan sosok Lucius, Karna Harry pun ikut takut. Kemana Harry yang pemberani?

"Um—Sangat nyaman, Mr. Malfoy." Balas Harry gugup.

"Saking nyaman-nya kau sampai mimpi basah ya." Bisik Draco sambil cekikikan. Untungnya bisikan Draco hanya bisa didengar oleh Harry. Harry memijak kaki Draco melampiaskan kekesalan.

"Terimakasih karna sudah membantuku merawat Draco, Draco itu memang anak yang suka merepotkan orang lain." Ujar Narcissa sambil tersenyum manis pada Harry.

"Ibu, Jangan membuatku malu didepan Harry." Kesal Draco lalu melipat kedua tangannya diatas dada. Alis Draco menukik, menahan marah dan malu.

"Kau memang merepotkan, Son. Kau bahkan berendam di bathtub semalaman agar sakit dan bisa mendapat perhatian Harry Potter." Timpal Lucius.

"Itu kan Rahasia, Ayah!" Draco semakin kesal, Padahal itu adalah rahasia, Tapi Lucius malah mengatakannya secara terang terangan.

"Oh jadi kau hanya ingin mencari perhatian Potter? Kau benar-benar anak nakal, Drake!" Narcissa menyubit hidung anaknya sekilas sembari tertawa.

Harry ikut tertawa, Sudah lama Harry tak merasakan hangatnya memiliki keluarga. Setidaknya dengan seperti ini, Harry merasa mempunyai keluarga kembali. Walau dia bukan salah satu bagian dari malfoy. Atau mungkin, Belum menjadi salah satunya.

* * *

annoying ; drarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang