Selesai sarapan, gue langsung sat-set-sot. Gue pun segera ke kamar gue, mengabaikan suara notifikasi handphone soak gue yang sedang ramai—kayaknya grup chat kosan lagi heboh setelah Mbak Mega mengabarkan berita itu di grup. Gue mengabaikan handphone gue yang masih bunyi, lalu buka laci meja belajar gue buat ngambil kunci kamar Lily.
Sebelum meninggalkan kamar gue, gue sempetin teriakin Shannon dari kamar gue.
"Non, bangun! Langsung ke kamar Lily, ya! Ada berita besar!" ucap gue.
"Hmmmm...." Ada balasan dari Shannon, menandakan bahwa nggak lama lagi Shannon bakalan bangun. Shannon emang jauh lebih gampang dibangunin, asalkan kita ngasih dia waktu buat ngumpulin nyawanya. Masalah ngang-ngeng-ngong, itu udah biasa. Mau Shannon-nya baru bangun atau udah bangun lama, dia bakalan tetap ngang-ngeng-ngong, sih.
Sekarang misi gue adalah bangunin Lily yang ada di kamar nomor 3. Dia itu kebo, plus suka ngunci kamarnya. Pokoknya beneran susah banget buat ngebangunin dia. Nggak heran orang rumahnya manggil dia dengan sebutan Putri Tidur.
Buat yang bertanya-tanya kenapa kunci kamar Lily ada di gue, itu karena sejak insiden 'pengebrekan Anna', Lily nggak percaya lagi sama Mbak Mega yang bakalan menginterupsi tidurnya. Jadi dia minta agar kunci kamarnya dipegang oleh gue. Mbak Mega nggak protes, tapi gue curiga kalau dia punya kuncinya.
Gue buka puntu kamar Lily, hampir kayak dobrakan, lalu gue tutup tanpa dikunci, karena Shannon bakalan datang nanti.
"Ly, Ly! Bangun, Ly! Ada berita besar!" seru gue dengan heboh.
Lily masih tidur di dalam balutan tebal selimut. Dia mengangkat kedua tangannya di sisi kepala dan memperlihatkan bahu mulusnya. Iya, sesuai dugaan gue, Lily nggak pakai pakaian tiap tidur, aka bugil. Kedua tangannya nggak menjepit selimut, jadi jelas gue bakalan ngelihat bongkahan susu Lily jika gue langsung narik tu selimut.
Sumpah, gede banget susu Lily, padahal dia lagi tiduran.
Eh, salah fokus!
Gue nepok-nepok pipinya.
"Hoi, Ly! Bangun! Gue ada hot news!" ucap gue.
Nampak kerutan di alis Lily, udah sering gue lihat karena emang itu template muka Lily yang sering cemberut. Tapi Lily nggak ngomong apa-apa, dia hanya ngerutin alis, tanda kalau kedatangan dan suara gue beneran mengganggu tidurnya.
"Bangun dulu dooong!" minta gue lagi.
Tapi lagi-lagi si Putri Tidur Lily masih diam tak bergerak. Nyenyak banget anak ini tidur.
"Kalau nggak bangun, gue grepe, nih!" gertak gue.
"Paan sih, Na ..." balas Lily dengan suara serak. Dia pasti beneran maksain diri buat balas itu, padahal dia masih nggak pengen bangun.
"Buka mata lo, buruan! Gue grepe beneran lho nanti!" ancam gue.
"...Mesum," umpatnya, tapi masih mejamin matanya. "Udah sering juga lo pegang-pegang."
Oooohhh gitu ya, Ly?! Udah nggak takut lagi digrepe-grepe?
Hampir gue grepe beneran, tapi masalahnya sekarang ada hot news yang menggemparkan di kosan! Kalau Lily nggak kunjung bangun, mereka bakalan jadi orang terakhir yang tau soal berita ini.
"Gue remes, ya?!"
Lily diam aja.
"Gue nyusu ya sama lo?!" tanya gue lagi, tapi ni anak beneran kebo banget astaga.
Nggak ada reaksi, gue sampai udah siap-siap narik turun selimut yang menghalangi susu gedenya buat melihat puncak pegunungan itu secara langsung karena ngerasa kalau Lily udah ngasih izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN MEGA [GXG]
Random[WARNING!] Cerita ini mengandung Girl x Girl / Lesbian / Yuri dan 18+! Bagi yang belum cukup umur, jangan baca! *** Aruna siap menghadapi masa-masanya menjadi mahasiswi baru di usianya yang ke 17. Bersama dua sahabatnya-Lily dan Shannon-dia pun men...