04. on a cold day

234 36 13
                                    

𝐂𝐔𝐑𝐄.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

    langit sore di sebuah distrik kecil di ujung kota kala itu nampak begitu gelap dengan matahari yang bersembunyi diantara awan-awan kelabu. gedung-gedung tua berbaris rapat, seolah-olah menopang satu sama lain agar tidak runtuh sepenuhnya.

alhaitham melangkah pelan disepanjang trotoar yang penuh retakan, tangan kanannya memegang sebuah kertas berisi catatan kecil yang berisi nama-nama saksi dari kasus yang tengah ia kerjakan.

hanya ada suara langkahnya dan deru kendaraan di kejauhan yang menemani, namun ia dapat merasakan tatapan dari balik jendela-jendela serta gang sempit yang tengah mengawasinya bagaikan elang.

penduduk di distrik kecil itu tak mempercayai orang asing, terutama pria seperti alhaitham. wajahnya yang pucat, surai abu-abunya yang mencolok dan postur tegapnya memberikan kesan seseorang yang tak berasal dari dunia mereka.  

ia mencoba bertanya kepada seorang pria tua yang sedang duduk di depan kios kecil. jawaban yang diterimanya hanyalah gumaman tidak jelas dan pandangan penuh curiga. dua orang lainnya bahkan langsung pergi ketika melihatnya mendekat.

sang detektif menarik napas panjang, mencoba menahan rasa frustasi, ia tak memiliki banyak waktu untuk melakukan pendekatan yang lembut. kasus yang diserahkan padanya—pencurian dengan kekerasan yang melibatkan korban luka parah—terlalu penting untuk ditunda.

dari kejauhan, alhaitham mendengar deru suara mesin motor yang lambat laun semakin mendekat, namun ia tak menghiraukannya—ia pikir pemilik motor tersebut hanya akan melewatinya seperti yang lain.

"fancy meeting you here, tuan detektif" sebuah suara santai memecah lamunannya.

alhaitham menoleh dan mendapati (m/n) yang duduk diatas sepeda motornya, mesin yang masih menyala itu menderu agak keras kini berhenti tepat disampingnya. sang pria bersurai (h/c) itu mengenakan jaket kulit yang nampak selalu ia kenakan, sebuah senyuman lebar yang menyebalkan merekah dari balik helmnya.

alhaitham mengerutkan dahinya, "kau lagi... kau lagi..."

(m/n) terkekeh sebelum kakinya menurunkan standar motor kesayangannya dan melepaskan helmnya, badannya sedikit ia condongkan ke arah sang detektif, "aku lihat kau sedang mencoba—dan gagal mendapatkan informasi dari orang-orang disini. tak heran, lagipula orang-orang disini lebih takut polisi daripada penjahat"

alhaitham mendengus sebelum berjalan menjauh, namun (m/n) tak menyerah, dengan motor kesayangannya ia terus mengikuti alhaitham dengan pelan dari belakang.

"hey, aku kenal banyak orang disini, mungkin aku bisa membantu, " tawar (m/n) "tidak perlu" ucap alhaitham tanpa menoleh kebelakang sama sekali, ia hanya fokus berjalan kedepan, "aku punya caraku sendiri."

senyuman miring merekah di wajah (m/n), "alright, lakukan caramu, tapi jangan salahkan aku jika kau pulang dengan tangan kosong" alhaitham behenti sejenak nampak menimbang-nimbang.

(m/n) benar-benar menjengkelkan, namun ia tak bisa menyangkal bahwa pria ini mungkin lebih mengenal daerah ini lebih daripada dirinya.

setelah hening beberapa saat, alhaitham akhirnya mengangguk kecil dengan helaan napas, ia memutuskan untuk mendorong egonya jauh-jauh demi tugasnya sebagai seorang detektif dan untuk korban.

(m/n) tersenyuk lebar, "bagus, tunggu disini" alhaitham mengedipkan kedua matanya ketika ia melihat (m/n) yang kembali memasang helmnya dan pergi kearah yang berlawanan. bersama dengan motornya ia melaju dengan kecepatan penuh tanpa menunggu jawaban dari alhaitham membuat sang detektif menghela napas.

"aku tak akan pernah memaafkannya jika dia mempermainkanku" batin alhaitham.

beberapa menit kemudian (m/n) kembali, kali ini ia tak sendirian, di belakangnya beberapa orang dengan motor dan penampilan yang mengintimidasi mengikuti, alhaitham diam-diam menelan ludahnya kelu.

mereka semua memarkirkan motornya di samping trotoar, alhaitham memperhatikan bagaimana (m/n) melepas helmnya sebelum turun dari motor dan berjalan mendekatinya dengan ekspresi yang begitu ceria. alhaitham tidak menyukai hal itu. not even a single bit of it.

hal yang tak terduga membuat dang detektif terkejut, (m/n) menarik tangan alhaitham untuk mendekat kearah sekumpulan pria-pria bermotor itu, alhaitham sempat memberontak namun kalah dengan tenaga (m/n) yang lebih besar akhirnya menyerahkan diri.

"mereka bilang, tersangka terakhir kali terlihat di pabrik tua di dekat sungai, " alhaitham mengawasi bagaimana (m/n) berbicara dengan santai dengan pria-pria tersebut sambil sesekali tertawa. dan akhirnya alhaitham pun mendapatkan informasi yang cukup berguna untuk investigasinya.

beberapa saat kemudian, geng bermotor itu pergi menyisakan alhaitham dan (m/n) yang kini bersandar di motornya dengan sebuah senyuman yang menjengkelkan.

"kau bisa bilang terimakasih" ucap sang pemilik motor dengan nada menggoda.

sang detektif bersurai abu-abu berhenti sejenak, menoleh dan berkata tanpa emosi, "terimakasih, atas gangguanmu."

bukannya marah, (m/n) malah tertawa lebih keras, "kau benar-benar dingin, ya? tapi aku yakin kau akan terbiasa denganku, tuan detektif."

alhaitham tak menjawab dan mulai berjalan pergi menjauh, namun untuk pertama kalinya, ada sesuatu yang berbeda. meski ia tidak mau mengakuinya, kehadiran (m/n)—sebebas dan serampangan itu—memberi sedikit kehangatan pada hari yang semakin dingin.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

𝐂𝐔𝐑𝐄. ── 𝐀𝐋𝐇𝐀𝐈𝐓𝐇𝐀𝐌 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang