𝐂𝐔𝐑𝐄.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃hujan turun dengan deras di luar kantor kepolisian, membasahi jalanan dan trotoar yang kosong di kota london. suara tetesan air yang jatuh ke atap logam dan jendela kaca membuat suasana terasa hening, hanya diselingi oleh gelegar petir yang kadang menyambar di kejauhan.
lampu-lampu jalan memantulkan cahaya di atas genangan air yang mulai menggenang di pinggir trotoar. di balik kaca jendela kantor, beberapa petugas nampak sibuk dengan pekerjaan mereka, sementara deru hujan yang tak kunjung reda—seolah menambah kesan sepi dan serius. aroma tanah basah dan udara lembab menambah ketegangan, seperti pertanda bahwa sesuatu sedang berlangsung di luar sana.
di salah satu meja kerja anggota kepolisian, seorang pria berusia 25 tahun dengan surai (h/c) duduk dengan santai di sebuah kursi tepat di depan meja, dengan kaki disilangkan, dan tangan terlipat di depan dada. pakaian kasualnya yang sedikit kusut tampak kontras dengan suasana serius di sekitar. dengan sebuah kaos hitam yang nampak ketat sehingga memamerkan dada bidangnya serta sebuah jaket kulit yang sedikit basah tergantung di punggung kursi.
seorang polisi yang duduk di seberangnya menatap sang pria dengan tatapan lelah, seolah sudah sangat familiar dengan tingkah sang pria. “jadi, kamu membuat keributan lagi, ya (m/n)?” ujar polisi itu, suara datar, seolah sudah tak terkejut lagi dengan tingkah laku sang pria. pria yang dipanggil ‘(m/n)' itu tersenyum kecil, tampak tidak terburu-buru.
"iya, aku tahu, aku sering bikin ribut. tapi kali ini beda, pak. saya berkelahi demi membela seorang wanita yang hampir dibawa oleh orang-orang mesum itu, bro." jawabnya dengan nada santai, hampir seperti bercerita pada teman, dan bukan di ruang interogasi.
polisi itu menghela napas panjang. “kamu bilang itu setiap kali, kan? tapi kenapa selalu berakhir di sini?” sang pria mengangkat bahu, ekspresi wajahnya tetap tenang bahkan tergolong terlalu santai. "apa boleh buat, pak. kalau bukan saya yang turun tangan, siapa lagi yang bakal bantuin wanita itu? kadang, orang terlalu takut buat ikut campur masalah yang seperti itu."
beberapa petugas yang lewat sekilas melirik dan menggelengkan kepala, mereka sudah terlalu sering melihat wajah pria ini muncul di kantor polisi. mulai dari kasus kecil hingga masalah yang lebih besar. suasana menjadi sedikit tegang, tapi juga tak lepas dari rasa bosan. semua orang di kantor polisi ini tahu bahwa pria ini, meskipun sering berada di sini, memiliki cara pandang yang berbeda.
ia datang dengan alasan yang seolah selalu mulia, namun cara-cara yang ia pilih selalu membuatnya terjebak dalam masalah.
“bertindak seperti pahlawan jalanan tidak akan selalu menyelesaikan masalah, kau tau?” kata polisi itu sambil menatap (m/n) tajam, namun ada nada lelah di suaranya. "tapi ya, kami sudah terbiasa... kasus seperti ini tidak pernah selesai, kan?"(m/n) hanya tertawa pelan. "kadang kita memang harus turun langsung. aku cuma tidak bisa tinggal diam." ucap sang pria santai sambil bersandar di kursinya.
pintu kantor polisi terbuka dengan bunyi decit pelan. seorang pria tinggi melangkah masuk, mengenakan jas gelap yang sedikit basah akibat air hujan dan sepasang kacamata persegi panjang bertengger di batang hidungnya.
alhaitham, detektif dengan kulit seputih susu dan surai kelabu, memasuki ruangan dengan langkah tenang dan penuh perhitungan. meski tidak begitu mencolok dalam penampilan, aura misterius dan tegas yang mengelilinginya cukup membuat orang-orang di sekitar berpaling, bahkan tanpa ia mengatakan sepatah kata pun.
ia melewati beberapa meja dengan tatapan tajam, seakan membaca setiap sudut ruangan dan setiap detail kecil yang mungkin terlewat oleh mata biasa. suasana yang semula ramai seketika menjadi lebih hening saat beberapa anggota polisi yang sibuk mengetik atau berbicara saling melirik, menyadari kehadirannya.
(m/n) yang tengah duduk di kursi dengan tangan terlipat dan ekspresi santai, tiba-tiba menoleh, matanya menangkap sosok alhaitham yang baru saja melangkah masuk. tanpa sadar, ia memperhatikan gerakan detektif itu—kehadirannya yang berbeda dari orang biasa membuatnya penasaran.
alhaitham tidak menyadari bahwa ia sedari tadi diawasi oleh pria bersurai (h/c), ia nampak sudah biasa oleh tatapan-tatapan orang lain kepadanya. ia tampak sibuk memeriksa berkas-berkas di meja resepsionis, mengabaikan sejenak hiruk-pikuk di sekitar. namun, pria yang terlibat perkelahian itu tetap memandanginya dengan rasa ingin tahu yang jelas terlihat di wajahnya.
“dia siapa, pak?” (m/n) akhirnya bertanya dengan nada rendah, suara santainya memecah keheningan yang menyelimuti kantor polisi.
petugas yang tengah duduk di depannya hanya mengangkat bahu, sudah terbiasa dengan pertanyaan semacam itu. "itu alhaitham, detektif yang kadang-kadang ditugaskan di sini. dia lebih banyak kerja sendiri, aku dengar dia adalah genius yang telah memecahkan kasus dengan begitu sempurna."
pria itu mengangguk pelan, mata masih terfokus pada alhaitham yang terus bergerak di sekitar ruangan. "pantas... ada aura yang berbeda. kayaknya, orang ini bukan sembarangan," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri, namun cukup keras untuk didengar oleh petugas yang ada di dekatnya.
mata alhaitham yang terfokus pada berkas tiba-tiba menangkap sosok pria itu. untuk sesaat, keduanya saling berpandangan, meski tidak ada kata yang terucap. alhaitham menyadari tatapan itu, namun ia tidak menunjukkan reaksi berlebih. ia hanya melanjutkan pekerjaannya, seolah tak terpengaruh oleh kehadiran pria yang penuh rasa penasaran itu. namun, (m/n) merasa ada sesuatu yang menarik, sesuatu dalam diri detektif itu yang mengundang rasa ingin tahunya lebih dalam lagi.
(m/n) hampir bangkit dari kursinya, ingin mendekati alhaitham yang tengah memeriksa berkas-berkas dengan fokus. ada rasa penasaran yang membuncah dalam dirinya, sesuatu yang membuatnya merasa ingin tahu lebih banyak tentang detektif bersurai abu-abu yang baru saja masuk itu. langkah pertama sudah terayun ketika ia mulai bergerak, namun tiba-tiba tangan polisi yang menginterogasinya, yang sebelumnya hanya duduk santai di kursi, kini terulur dan menahan bahu pria itu dengan lembut namun tegas.
"eh, tunggu dulu," kata polisi itu dengan suara rendah, hampir seperti berbisik. "kau belum selesai di sini."
pria itu menoleh, tatapannya agak terkejut, tapi tidak marah. "apa lagi, pak? saya cuman mau ngobrol sebentar sama dia," jawabnya santai, mencoba menarik bahu dari tangan polisi yang menahannya.
polisi itu menggeleng pelan, wajahnya sudah tidak asing dengan kelakuan pria ini. "kamu jangan membuat masalah lagi. kamu baru saja selesai mendengar soal kasusmu sendiri, kan? jangan ganggu dia."
namun, pria itu tetap mencoba melepaskan diri dari penahanan ringan polisi itu, masih dengan rasa ingin tahu yang tinggi di matanya. “nggak akan ganggu, cuman ngobrol doang. cuman penasaran sama dia, kayaknya dia orang yang beda. coba aja liat, pak,” jawabnya dengan sedikit candaan.
polisi itu menghela napas panjang, tak terlalu terkejut dengan sikap pria itu. “kau tahu apa yang terjadi kalau kau melawan lagi, kan?” ujarnya dengan nada sedikit tajam, mencoba menahan sabarnya.
pria bersurai (h/c) itu berhenti sejenak, menyadari bahwa ia mungkin akan mendapat lebih banyak masalah jika terus melawan. ia kembali duduk dengan relung ketidakpuasan yang jelas terlihat di wajahnya. meskipun ia lebih memilih berbicara dengan alhaitham, ia tahu bahwa proses interogasi ini belum selesai dan tak ada gunanya membuat keributan lebih lanjut.
"baiklah, pak. saya mengerti," katanya dengan cemberut, namun tatapannya tetap tidak lepas dari detektif alhaitham yang masih sibuk. "tapi saya tetap penasaran sama dia."
polisi itu mengangguk pelan, seolah sudah memprediksi reaksi pria itu. “kamu masih banyak waktu untuk mengobrol, tapi jangan bikin masalah. tunggu dulu."
pria itu akhirnya kembali duduk, meskipun rasa penasarannya terhadap alhaitham belum juga hilang. ia tahu bahwa jika ia memiliki kesempatan, ia pasti akan menghampiri detektif itu. tapi kali ini, ia harus menahan diri dan menunggu sampai proses interogasi selesai.
“alhaitham ya…”
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
a/n : wdyt about this chapter?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐔𝐑𝐄. ── 𝐀𝐋𝐇𝐀𝐈𝐓𝐇𝐀𝐌 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑
Hayran Kurgu[REMAKE FROM : DEAR SPUTNIK!] ❛️️️️❛notice my pain and mend me right now to quiet my fears i'll drown in you❜❜ . . . 𝐂𝐔𝐑𝐄.── 𝐀𝐋𝐇𝐀𝐈𝐓𝐇𝐀𝐌 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 . . . ❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘ ❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘ 𝗗...