21. blink gone

169 19 6
                                        

𝐂𝐔𝐑𝐄.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

    hujan turun dengan deras, mengguyur kota yang gelap dan suram. di tengah derasnya air yang membasahi jalanan, alhaitham berjalan menuju gudang besar di pinggiran kota. setiap langkahnya terasa semakin berat, beban yang terperangkap dalam hatinya semakin menyesakkan.

ini bukan sekadar tentang kasus yang sedang ia selidiki; ini adalah tentang seseorang yang telah menjadi bagian dari kehidupannya, yang kini berada di ujung yang tak terjangkau.

di dalam gudang itu, kekacauan sudah menunggu. di tengah keramaian dan kebisingan, (m/n) berdiri di sana, tampak seperti batu karang yang kokoh di tengah ombak. tak ada tanda-tanda ketakutan di wajahnya, hanya ketegasan yang penuh tantangan. namun, tak ada yang tahu bahwa badai yang sesungguhnya tidak datang dari mafia atau gengnya—tetapi dari alhaitham, yang kini terjebak dalam kebingungannya sendiri.

“berhenti di situ!”

suara alhaitham menggema di seluruh gudang, tajam dan penuh perintah. langkahnya tegap, namun matanya tajam seperti pisau yang terhunus. senjata yang terpasang di pinggangnya terasa semakin berat, seolah menahan seluruh kepedihan yang ada dalam dirinya. setiap inci tubuhnya dipenuhi dengan ketegangan, tetapi di balik itu semua, ada rasa yang lebih dalam, yang tak mampu ia ungkapkan.

(m/n) menoleh, sedikit terkejut, tetapi dengan cepat menyembunyikan ekspresinya di balik wajah yang tak terbaca. “ah, jadi akhirnya kau datang juga, detektif,” ujar (m/n), suaranya penuh sindiran. “aku kira kau terlalu sibuk dengan kasus besar itu untuk repot-repot dengan kami.”

“aku tidak datang untuk main-main, (m/n),” jawab alhaitham dengan suara yang lebih dingin dari yang pernah terdengar. “aku punya bukti bahwa gengmu bekerja sama dengan mafia. itu cukup untuk menghancurkan kalian semua. ini berakhir di sini.”

mata alhaitham menatap tajam, menunggu reaksi dari (m/n). ruangan itu tiba-tiba dipenuhi ketegangan yang menyesakkan, dengan anggota geng yang mulai mengalihkan perhatian mereka ke senjata yang terpasang di pinggang mereka. namun, (m/n) mengangkat tangan, memberi isyarat untuk menenangkan diri mereka.

"bukti?" tanya (m/n) dengan nada sarkastik, sebuah senyuman tipis muncul di wajahnya. "kau berbicara seolah kau tahu segalanya, alhaitham. padahal, kau bahkan tak mengerti sedikit pun tentang apa yang terjadi di sini."

"kalau begitu jelaskan," balas alhaitham cepat, matanya masih penuh keyakinan. "jelaskan kenapa aku tak boleh menangkapmu sekarang juga."

(m/n) terdiam. raut wajahnya yang keras seolah pecah sejenak, seolah ada keraguan yang mengusik. namun sebelum dia bisa memberi jawaban, suara pintu yang terbuka keras menggema, dan beberapa pria bersenjata masuk, mengenakan seragam serba gelap.

mereka adalah musuh sebenarnya, dan mereka datang untuk menyelesaikan segala yang belum selesai.

"mereka sudah datang," bisik (m/n), wajahnya berubah dari bingung menjadi waspada.

dalam sekejap—suasana berubah menjadi medan perang. peluru pertama ditembakkan dengan cepat, menyambar ruang yang sempit. dalam hitungan detik, gudang itu dipenuhi suara tembakan dan ledakan, dengan mafia menyerbu tanpa ampun. anggota geng (m/n) berusaha bertahan, melawan serangan yang datang dengan kekuatan yang tak terduga.

alhaitham bergerak cepat, menembak dengan presisi yang sudah terlatih. namun matanya tak pernah lepas dari (m/n), yang kini berjuang untuk melindungi anggotanya yang terluka.

setiap pergerakan sang detektif dipenuhi dengan insting untuk bertahan hidup untuk dirinya sendiri, namun hatinya masih terikat oleh rasa ingin melindungi orang yang seharusnya tidak lagi la percayai.

"alhaitham, pergi dari sini!" teriak (m/n), suaranya serak karena kelelahan, namun jelas dalam perintah yang penuh ketegasan. la melindungi salah satu anggota geng yang terjatuh, tubuhnya terluka parah.

"aku tidak akan meninggalkanmu!" jawab alhaitham, meskipun hatinya berkata lain. setiap serat tubuhnya ingin mundur dari situasi ini, namun ia tetap bertahan, berjuang meski ia tahu bahwa ada sesuatu yang telah hilang di antara mereka.

(m/n) berbalik, matanya terbakar dengan amarah. "kau tak mengerti, alhaitham! ini urusanku, bukan urusanmu!"

namun alhaitham tetap tidak mendengarkan. la terus berlari, melawan, berusaha melindungi mereka yang tersisa. rasa sakitnya semakin dalam, seiring dengan berjalannya waktu, seolah ada sesuatu yang hancur dalam dirinya.

ledakan yang sangat keras mengguncang seluruh gudang. merobohkan pilar-pilar penyangga yang kokoh. debu dan asap menyelimuti udara, memblokir penglihatan mereka yang masih bertahan. dalam kekacauan itu, alhaitham berusaha mencari (m/n), matanya menyisir setiap sudut yang ada.

"(m/n)!!" panggilnya, suaranya penuh dengan kegelisahan. namun hanya suara tembakan yang membalasnya.

saat asap perlahan mulai menghilang. alhaitham melihat sesuatu yang membuat jantungnya serasa berhenti berdetak.

di sisi lain gudang, (m/n) berdiri di tengah kerumunan anggota mafia, dikelilingi oleh orang-orang yang tampaknya membawa perintah tinggi.

alhaitham berdiri diam, terdiam oleh kenyataan yang kini terungkap di hadapannya. "jadi ini akhirnya…" bisik alhaitham dengan suara hampir tak terdengar.

salah satu dari kelompok itu nampak mengatakan sesuatu kepada (m/n) yang terengah-engah menutupi luka yang terbuka, alhaitham tak dapat mengenali apa yang mereka bicarakan.

namun sang detektif merasakan bulu kuduknya berdiri, merasakan hal buruk akan terjadi.

setelah beberapa saat—manik (e/c) milik (m/n) menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam, seolah ada ribuan kata yang tak terucapkan di antara mereka.

waktu seolah berhenti, dan dalam sekejap—alhaitham merasa kehilangan sesuatu yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. tanpa sepatah kata pun—(m/n) berbalik, dan mulai berjalan pergi meninggalkan alhaitham, bergabung dengan sekelompok anggota mafia yang telah menunggu.

langkahnya berat, namun tegas, seolah membawa seluruh kehancuran yang telah terjadi antara mereka.

alhaitham tidak bisa bergerak. la ingin berlari mengejar, ingin menghentikan langkah (m/n), namun reruntuhan yang menghalangi jalannya memaksanya untuk berdiri terdiam.

“TIDAK!!!” teriaknya dengan suara penuh dengan rasa frustrasi, namun semuanya sudah terlambat. (m/n) telah menghilang ke dalam kegelapan, menyisakan dirinya dalam kehampaan yang begitu dalam. hanya suara hujan yang terus mengguyur, menyelimuti kesedihan yang tak terucapkan.

gudang yang hancur itu kini sunyi. hujan masih turun di luar, dan alhaitham berdiri sendirian di tengah puing-puing dan darah. tidak ada lagi suara tembakan, tidak ada lagi perlawanan. yang ada hanyalah kehampaan yang melingkupi dirinya.

namun, dalam keheningan itu, ada sesuatu yang lebih menyakitkan daripada luka fisik manapun. sesuatu yang jauh lebih dalam—rasa kehilangan yang begitu nyata. (m/n) telah menghilang, dan dengan kepergiannya—sebuah bagian dari alhaitham juga ikut hilang.

sang detektif merasa seperti telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sekutu, lebih dari sekadar seseorang yang ia percayai.

kini, ia hanya bisa berdiri di sana, menatap kegelapan yang mengikutinya, tak tahu apakah ada jalan untuk memperbaiki semua ini, atau apakah semuanya telah berakhir. keputusan yang telah ia buat, pengkhianatan yang tak terelakkan, dan kehilangan yang tak terelakkan-semua itu menyisakan luka yang akan terus menghantui setiap langkahnya.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

𝐂𝐔𝐑𝐄. ── 𝐀𝐋𝐇𝐀𝐈𝐓𝐇𝐀𝐌 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang