[REMAKE FROM : DEAR SPUTNIK!]
❛️️️️❛notice my pain
and mend me right now
to quiet my fears
i'll drown in you❜❜
. . . 𝐂𝐔𝐑𝐄.── 𝐀𝐋𝐇𝐀𝐈𝐓𝐇𝐀𝐌 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 . . .
❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘ ❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘
𝗗...
di tengah malam yang tenang, hanya dengan suara jangkrik dan belalang—ruangan penyelidikan kepolisian tampak sunyi namun dipenuhi dengan aktivitas serius. alhaitham duduk di meja kerjanya yang tertata rapi, menelusuri dokumen-dokumen penting yang baru saja ia dapatkan dari operasi sebelumnya.
beberapa foto dan catatan bukti berserakan di atas meja, semua mengarah pada sindikat narkoba yang menjadi targetnya. ia sesekali mencatat sesuatu di buku kecil, wajahnya tetap serius dan terfokus.
di sisi lain ruangan, cyno seorang anggota kepolisian berdiri di dekat jendela, mengenakan seragam bagian keamanan dengan pistol terpasang di sabuknya. dengan sikap tenang namun waspada, ia membersihkan senjata apinya. meski tampak santai, tatapannya tajam, selalu mengawasi situasi.
tighnari, yang mengenakan jas laboratorium, duduk di kursi dengan ponselnya di tangan, memeriksa laporan otopsi terkait korban yang terlibat dalam operasi sindikat. matanya bergerak cepat di layar, menghubungkan bukti medis dengan pola kejahatan yang sedang dipecahkan.
di sudut lain, kaveh, dengan sikap energik dan gestur dramatis, sedang mencoret-coret peta lokasi di sebuah papan tulis kecil. ia berbicara pada dirinya sendiri, merumuskan strategi sambil sesekali mengeluh, “mengapa mereka selalu memilih tempat-tempat terpencil? bukankah mereka tahu itu hanya mempersulit polisi?”
ketegangan di ruangan mulai terasa ketika pintu tiba-tiba terbuka tanpa ketukan. semua kepala menoleh, dan langkah berat (m/n) bergema saat ia memasuki ruangan. jaket kulitnya masih berdebu, dan wajahnya terlihat penuh tekad. dengan gerakan cepat, ia melemparkan sebuah amplop lusuh ke atas meja alhaitham.
“apa ini?” sang detektif bersurai abu-abu mengangkat wajah, suaranya tenang namun tajam.
“bukti,” jawab (m/n) tanpa basa-basi. “sindikat yang kalian buru menggunakan daerah kami sebagai tempat transaksi. orang-orangku terkena imbasnya, dan aku tak akan membiarkan itu terus terjadi.”
alhaitham membuka amplop itu dengan perlahan, menarik keluar beberapa foto dan dokumen. matanya memindai isinya, tapi wajahnya tetap netral. “ini tidak cukup untuk membangun kasus. kau membawa ini ke sini hanya untuk melibatkan kami, bukan benar-benar membantu.”
komentar itu langsung memanaskan suasana. (m/n) menatap tajam, rahangnya mengeras. “kau serius? aku datang ke sini untuk memberikan informasi yang bisa menyelamatkan nyawa, tapi kau malah meremehkannya.”
kaveh, yang sejak tadi memperhatikan dengan dahi berkerut, menurunkan pena dan menatap sang pria asing bersurai (h/c) itu dengan heran. “dan kau siapa sebenarnya? mengapa kau merasa punya hak untuk datang ke sini dan melemparkan sesuatu begitu saja?”
(m/n) berbalik, pandangannya menghunjam ke arah sang blonde. “aku orang yang baru saja menyelamatkan nyawa detektif andalan kalian dari gudang dekat dermaga minggu lalu.”
suasana semakin memanas. cyno, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. dengan nada datar dan wajah serius, ia berkata, “sebenarnya, itu bukan hal yang mengejutkan. alhaitham memang seperti itu—magnet untuk masalah. mungkin kita harus memindahkannya ke bagian arsip saja. itu jauh lebih aman.”
komentar cyno membuat tighnari menghela napas, tak ada yang bisa menyembunyikan ketegangan antara (m/n) dan alhaitham.
“aku tidak datang ke sini untuk bertengkar,” ujar sang petinju tegas, tangannya mengepal. “aku hanya ingin memastikan kalian melakukan sesuatu sebelum orang-orang tak bersalah jadi korban lagi.”
alhaitham mendesah pelan, lalu berdiri dari kursinya. dengan tubuh tegap dan pandangan penuh otoritas, ia mendekati (m/n). “kami bekerja berdasarkan bukti, bukan kemarahan atau balas dendam. jika kau ingin membantu, kau harus mematuhi sistem kami, bukan caramu sendiri.”
(m/n) menatap manik hijau alhaitham tanpa gentar. “sistem kalian lambat. orang mati sebelum kalian bertindak. aku tidak punya waktu untuk itu.”
cyno, yang tampaknya menikmati momen itu, menambahkan dengan nada datar, “bagus. kita punya dua orang keras kepala. siapa yang mau taruhan siapa yang akan menyerah duluan?”
tighnari menggelengkan kepala sambil kembali ke ponselnya. “cyno, kau sungguh punya cara yang buruk untuk mengatasi ketegangan.”
sang detektif genius—alhaitham akhirnya melemparkan dokumen dari amplop itu ke meja. “kita akan memeriksanya. tapi jangan harap aku bertindak hanya karena desakanmu.”
(m/n) tidak menjawab. ia hanya berbalik, melangkah keluar dari ruangan dengan langkah berat. ketika pintu tertutup, kaveh mendesah panjang. “siapa sebenarnya orang itu? dan bagaimana dia bisa tahu begitu banyak?”
alhaitham tidak menjawab sang pria bersurai blonde itu, dan hanya menatap dokumen di mejanya. matanya menyipit sejenak, seolah ada sesuatu yang mengusik pikirannya. “dia tahu sesuatu yang kita tidak tahu,” gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri. “dan itu membuatnya lebih berbahaya daripada yang terlihat.”
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
a/n :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.