Berjalanlah remang-remang malam, yang dibutuhkan para pencari sunyi. Seperti saat seseorang membutuhkan orang lain hanya untuk mencintai dirinya sendiri.
Berbahagialah mereka yang mencium wangi tanah, seraya mereka menyadari bahwa mereka terlahir dari sana. Dari ruang-ruang sempit yang dibentuk karena cinta, lalu harus dipaksa terus hidup untuk menghakimi benci.
Merebahlah orang-orang mati yang masih merasa hidup. Karena tidur telah mengisi ruang-ruang kosong di sepi. Tak banyak yang bisa lelap, lalu hari serasa berhenti di malam.
Menarilah kaki orang-orang sibuk. Sebab ketika tua, kakimu hanya bergerak menghadiri pemakaman masa mudamu. Waktu yang kau pikir terasa hangat hanya karena kau enggan mengingat sialmu.
Merataplah pada buku-buku tua yang beli namun tak kau baca. Merataplah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Pemikiranku dan Alam Semesta
Şiirmengapa kau takut pada kegelapan? sementara kegelapan pada diri kita acapkali menjadi ketakutan untuk diri kita sendiri dan dunia..