sorry

463 73 36
                                    

"kak"

panggilan dari Abel hanya dianggap angin lalu sepertinya oleh Agha, ia terlihat begitu sibuk berkutat dengan segala berkasnya

Abel tak kuasa menahan kemarahannya, bukannya apa tapi Agha selalu melupakan segala kegiatan lain demi pekerjaannya ini, Abel tau itu penting tapi Agha sampai melupakan perhatiannya pada si manis

"kakak tuh dengerin aku ga sih?!"

brak!

Agha membanting berkas berkas itu dan mengalihkan pandangannya pada sang istri

"diem sebentar gabisa?" tanya nya dengan dingin

Abel menatap nyalang yang lebih tua

"kakak tuh selalu ya mentingin kerjaan! aku ni kakak anggep apasih?!"

"gua capek." ujar Agha dengan helaan nafas panjang, ia berusaha mengatur emosinya agar tak melampiaskannya pada istri cantiknya ini

"aku?! aku yang bikin capek?" bentaknya lalu mendorong bahu yang lebih tua





















"--oh atau kakak udah punya selingkuhan?"

Agha menaikan alisnya, sontak emosinya memuncak dengan segala pusingnya hari ini ia malah dituduh yang bukan bukan

"maksud kamu apa?" suaranya terdengar dingin

"ya jujur aja! siapa tau kakak emang punya kan?! selama ini kakak sel-"

"SABEL!"

Agha melepaskan dasinya dengan kasar, kemeja kerjanya bahkan masih ia pakai setelah sampai dirumah, hari yang benar benar melelahkan

"kamu main main?" tanya nya dingin

Abel dengan segala emosinya yang membara, mulai menitikkan air mata dengan nafas yang tersengal

"y--ya hiks.. emang kan?!"

"MIKIR GA KAMU?! HAH?" bentaknya, ia berusaha keras untuk tidak bermain tangan dengan Abel

"kamu kira selama ini suami kamu ngapain? ini semua buat kamu! kamu kira kamu aja yang capek?! GUA CAPEK! SUAMI LO INI CAPEK!"

"tapi apa? ga sama sekali lo ngehargain gua! gua butuh support lo! selingkuh? lo ngomong gitu tau ga yang lo tuduh ini siapa? hah?!"

"AGHH BANGSAT" Agha memecahkan vas bunga yang ada dimeja kerjanya itu sampai pecah berkeping keping

Abel menutup kupingnya erat erat, ia begitu takut sekarang, ia menyesali tingkah kekanak kanakan nya yang menuduh Agha sembarangan hanya karena kesal tidak diberi perhatian, badannya gemetar hebat, begitupun dengan isakannya yang tak kunjung berhenti

ia membuka mata dan melihat Agha yang masih memijat kepalanya dengan nafas yang memburu, wajahnya terlihat merah menahan amarah

dengan langkah gontai ia mendekati yang lebih tua

"maaf.." ia memeluk Agha dengan hati hati, yang dipeluk masih enggan membalas pelukannya

"hiks... m-maaf aku childish.. nuduh kakak yang engga engga.. ak----aku cuma hng- pengen diperhatiin.. huuue aku kangen... sama huk- kakak.."

Agha menghela nafasnya berat, ia menggendong si cantiknya itu dan membawanya ke arah balkon, karena suasana ruangan kerja itu sudah sangat kacau akibat pertengkaran mereka tadi














hening beberapa saat, Agha masih membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya

Abel mendongak dan melihat bahwa si kakak terus saja mengalihkan pandangannya pada pemandangan dihalaman rumah mereka

between us [NIKSUN/SUNKI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang