PART 42: MEET AGAIN

162 29 2
                                    

Di dalam ruangan dengan dinding yang dingin ini adalah tempat chaeyoung merenungkan kesalahan-kesalahan nya pada dahyun dan terasa dirinya sudah 1 bulan berada di tempat seperti ini dimana dirinya diperlakukan seperti narapidana yang telah membunuh nyawa orang tapi dia masih beruntung sebab Setiap satu minggu sekali  dia selalu bertemu dengan seorang wanita cantik yang ia sebut sebagai dewa penolong.

"Tuan son,ada tamu untukmu.."

"Nugu? Apa wanita itu lagi?"

"Tuan muda Kim beserta nyonya muda Kim.."

Chaeyoung terkejut karena sana ikut datang kesini padahal selalu tzuyu yang datang mengecek kondisi dirinya.

"Araseo..bawa aku kesana.."

Chaeyoung digiring menuju ke sebuah ruangan kaca dimana sudah ada Saida disana.

Saat chaeyoung masuk kedalam ruangan tersebut bisa ia lihat dahyun menatapnya tajam serta sana yang tidak bisa ia tebak arti tatapannya itu.

"Hyung.." chaeyoung memanggil dahyun pelan sembari menundukkan kepalanya

"Lama tidak bertemu chaeyoung.."suara sana menyapa indra pendengaran Chaeyoung

"Apa kau sudah merenungi apa saja kesalahan-kesalahanmu son?" Tanya dahyun dengan wajah datarnya

"N-nee..aku benar-benar menyesali perbuatan bodohku selama ini..aku dibutakan oleh rasa dendam yang tidak ada gunanya... mianhae.." jawab chaeyoung jujur

"Baguslah kalau kau sudah menyesalinya tapi hukum tetaplah hukum son.. meskipun kau ku bebaskan tapi kau tetap dalam pengawasan. Kau beruntung karena appa tidak melaporkanmu ke kepolisian dan hanya memasukkanmu ke dalam sel ini.."jelas dahyun

"......"

"Aku tidak habis pikir denganmu bagaimana bisa kau berpikiran untuk menghabisiku? Sementara kau tahu sendiri bahwa kita berdua adalah pewaris keluarga Kim."

"Itu berlaku untuk dirimu Hyung.." ucap chaeyoung sendu

"Kau salah..appa telah menuliskan namamu kedalam daftar surat ahli waris dan kau tau bagian kita sama rata.. tidak ada kata berat sebelah.."

"Apa kau bisa dipercaya Hyung? Kau selalu membohongiku.."

"Dia tidak berbohong Chaeng.." sana tersenyum pada adik iparnya itu " karena aku melihat semuanya..kami semua sama-sama menyaksikan bagaimana appa membuat surat ahli waris tersebut.." jelas sana

"Semoga kau semakin sadar diri.. kau adalah bagian dari kami.." ucap dahyun

Chaeyoung mengangkat kepalanya melihat dua orang di depannya.

"Bukannya kau membenciku Hyung? Kau selalu mengataiku,, membuatku merasa terintimidasi di rumah.."

"Arra.. oleh karena itulah.." dahyun bangun dari duduknya dan mendekati chaeyoung " aku ingin kita berbaikan dan hidup dengan damai sebagai kakak dan adik..aku sadar selama ini aku bersikap seenaknya padamu dan tidak pernah memikirkan perasaanmu.. Mianhae chaeyoung.."

Chaeyoung membeku dirinya tidak pernah menyangka orang seangkuh dahyun meminta maaf padanya.

"Kau tidak mau?" Tanya dahyun ia mengulurkan tangannya

"Nee Hyung!" Jawab chaeyoung senang dan ia memeluk dahyun " aku benar-benar bersalah Hyung! Tolong ampuni aku!"

Sana tanpa sadar menitikkan air matanya tidak sia-sia dia membujuk dahyun setiap malam agar berbaikan dengan Chaeyoung.

"Hiduplah dengan damai kalian berdua.." ucap sana senang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~ ABOUT OUR STORY ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang