PAGE 29: SERANGAN

132 24 6
                                    

"Aku tau perasaanmu sekarang sana-chan.."

Mina mencoba menenangkan sana yang sudah menangis selama 2 jam tanpa henti

"Tapi mengugurkan kandungan bukan menjadi jalan keluarnya.. cobalah untuk menerimanya.." lanjut Mina

"Minari benar sana..kau boleh membenci dahyun tapi anak ini harus tetap hidup..di dalamnya mengalir darahmu.." ucap Momo

"Hiks.. Molla..aku bingung.." isak sana

Mina dan Momo saling berpandangan mereka bingung harus bagaimana lagi menenangkan sahabatnya ini.

"Atau begini saja.." Mina berjongkok di depan sana dan mengelus lembut tangan sana " kau liburan bersama kami.. araseo?"

"Ide bagus..kau butuh refreshing otak..siapa tau setelah kau liburan otakmu bisa bekerja dengan baik dan benar.."

"Hah~... gomawo tapi aku tidak bisa liburan disaat hatiku sedang seperti ini.."

"Heol..." Momo mulai geram terhadap sikap sana di beri kelembutan sana malah melunjak

Mina juga sama bingungnya dengan Momo ia lantas melirik Momo memberi kode untuk meninggalkan sana sejenak sendiri.

"Aku akan menyiapkan makanan bersama Momo,, kau tunggu sebentar nee.."

Sana lantas mengangguk.

"Kajja Momo.."

Tersisa sana sendiri yang masih terisak dia tau anak ini berhak untuk hidup namun..

Dia tidak bisa menerima kehadirannya..

"Ting!"

Diraihnya ponsel di atas meja dan sana menaikan alisnya saat mendapatkan pesan dari nomor yang tak dikenal.

Xxxxxx

"Mwo?" Sana mencoba mengenali foto pria tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mwo?" Sana mencoba mengenali foto pria tersebut

Nyut...

Entah mengapa hati kecilnya terasa sakit saat melihat foto tersebut

"Bukan urusanku.." sana meletakkan ponselnya kembali di meja dan pergi keluar kamar menyusul kedua sahabatnya.

Di dapur Mina dan Momo tengah duduk sembari menikmati cokelat panas yang memang cocok diminum saat sedang turun salju di luar.

"Kalian tidak mengajakku minum cokelat.." kesal sana

"Ini kami sudah menyiapkan cokelat untuk tuan putri sana.."

Sana tersenyum kecil saat melihat kedua sahabatnya yang memperlakukan nya seperti ini.

~ ABOUT OUR STORY ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang