25) Pindah rumah.

476 34 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.

Agatha baru saja pulang dari sekolah dengan wajah penuh kegembiraan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, hari di mana dia akan pindah ke rumah orang tua kandungnya. Dia merasa gugup sekaligus bersemangat.

"Bang Theo, ayo berangkat sekarang." Ajak Agatha sambil tersenyum kepada kakaknya yang sudah menunggunya di depan apartemen.

"Emang udah siap semuanya, barang-barang kamu ada yang ketinggalan nggak?" Tanya Theo.

"Enggak ada, udah siap semua ini." Jawab Agatha.

"Yaudah, ayoo." Ucap Theo, tanpa basa-basi langsung mengambil koper yang berisikan barang-barang agatha untuk dia bawa ke mobil.

Setelah itu Agatha dan Theo pergi menuju rumah keluarga besar Smith. Sesampainya di sana, mereka disambut dengan hangat oleh seluruh anggota keluarga yang sudah menunggu kedatangan Agatha.

"Welcome back, dear." Seru kakek, Alexander Smith dengan suara lembut. Kemudian membawa cucu kesayangannya tersebut kedalam pelukannya.

"Kami semua sangat senang bisa bertemu denganmu." Lanjutnya.

"Terima kasih, Kakek. Aku juga senang bisa bertemu dengan kalian semua." Ucap Agatha kepada nenek dan kakeknya.

Sungguh ia merasa terharu dan sedikit canggung di posisi ini.

"Sayang sini duduk sama Grandma, kamu pasti capek kan habis pulang sekolah terus pindah kesini?" Sahut sang nenek_Margaretha Smith, mengajak Agatha untuk duduk disebelahnya.

"Bik, Bik Mina?!" Panggil Caroline kepada pelayan.

"Iya, ada yang bisa saya bantu nyonya?" Tanya Bik Mina.

"Tolong buatin minuman sama cemilan buat Agatha ya." Ucap Caroline.

"Baik, nyonya." Jawab Bik Mina, kemudian kembali ke dapur untuk membuatkan mereka semua minuman dan cemilan, terutama untuk putri bungsu keluarga smith.

"Agatha, kamu tau nggak sayang? kami semua bahagia banget waktu kamu telah ditemukan dan bisa kembali lagi sama kita." Seru Grandma.

"Iya, rasanya seperti cahaya rumah ini kembali lagi seperti semula." Sahut Carolina sambil memeluk sang anak dengan erat.

"Kamu jangan pergi-pergi lagi ya? kami nggak sanggup hidup tanpa kamu, sayang." Ucap Grandpa.

"Oh yaa, kamu tau nggak? Kami udah menyiapkan kamar pribadi buat kamu lohh." Seru William.

"Iya, kamu mau lihat nggak?" Tanya Theo..

"Mau!" Jawab Agatha dengan raut wajah yang berbinar-binar.

"Ayok abang anterin." Ajak Theo.

Agatha pun mengikuti kakaknya menuju kamar pribadinya. Saat pintu kamar dibuka, Agatha terkejut melihat betapa indah dan nyamannya kamar tersebut.

Dindingnya berwarna pastel lembut dengan hiasan gambar bunga, ada tempat tidur besar dengan selimut yang empuk, rak buku penuh dengan buku-buku kesukaannya, dan meja belajar yang rapi. Kamar itu benar-benar mencerminkan seleranya.

 Kamar itu benar-benar mencerminkan seleranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi kamar pribadi Agatha)

"Abang berharap kamu ngerasa nyaman di sini, dek." Kata Theo sambil tersenyum.

Agatha mengangguk dengan mata berkaca-kaca. "Kamar ini bagus banget bang, terima kasih banyak ya." Ucap Agatha kemudian memeluk sang kakak dengan erat.

"Kamu istirahat dulu sana, nanti Abang bangunin waktu jam makan malam tiba." Seru Theo agar adiknya langsung beristirahat saja.

"Temenin yaa..." Ucap Agatha sambil memperlihatkan puppy eyes nya, yang mana membuat Theo sulit untuk menolaknya.

Figuran


Saat malam tiba, Theo langsung terbangun dari tidurnya. Dia melihat seseorang yang kini tengah tidur pulas disampingnya sambil memeluk dirinya erat, siapa lagi kalau bukan agatha.

Melihat jam yang kini sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Theo langsung membangunkan sang adik untuk makan malam.

Sebenarnya dia tidak tega melihat Agatha yang terlihat nyenyak dalam tidurnya, tapi mau bagaimana lagi? daripada adik kesayangannya sakit.

"Sayang, bangun sebentar yuk." Ucap Theo sambil menepuk-nepuk pipi lembut sang adik.

"Agatha...." Panggil Theo yang sama sekali tidak mendapat respon dari sang empu.

Kebo banget sih adik gua, tapi gemesin juga kalau lagi tidur!! batin Theo yang merasa gemas dengan sang adik.

Cup!

Cup!

Cup!

Theo yang sudah tidak tahan lagi pun langsung memberikan agatha serangan bertubi-tubi, dan pada akhirnya kening dan kedua pipi chubby sang adik yang menjadi korban.

"Agatha, bangun dulu sayang." Bisik Theo tepat di telinga Agatha, membuat sang empu menggeliat.

"Mmh... gak mau, adek masih ngantuk." Gumam Agatha yang terdengar tidak jelas.

Theo yang melihat itu semua tidak merasa putus asa, justru dia dengan gencarnya menjahili sang adik hingga terbangun dari tidurnya.

"Abang?!" Rengek agatha yang terdengar manja.

"Hahaha, lucu banget sih adek abang. yaudah ayo bangun sekarang, kita makan malam dibawah." Ajak Theo yang dibalas anggukan oleh Agatha.

-TBC-

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang