MUDA DAN MENGGODA (1)

57 1 0
                                    

THIS WORK BELONGS TO BELLADONNATOSSICI (BelladonnaTossici9)

VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK

🔥🔥🔥

INDIRA'S POV

Ponsel itu berdering keras, membuatku terbangun seketika. Kunyalakan lampu di nakas dan melihat jam digital di sana. Pukul dua pagi. Aku meraih ponsel yang tergeletak di samping tempat tidur.

[Selamat malam, dengan Ibu Indira Pramila?] Suara seorang pria terdengar dari seberang sana, tegas dan formal.

"Iya, saya," jawabku, berusaha menjaga nada suara tetap tenang meski ada sesuatu yang merayap di dadaku.

[Saya Bripka Eko Susanto dari Polres Bogor, Bu. Kami perlu memberitahukan bahwa adik ipar Anda, Orion Jivan Dreze, menabrak Bapak Rusdianto sampai meninggal.]

"Astaga," Aku membekap mulut. Ini benar kan bukan penipuan? Beberapa kali aku mendapatkan telepon serupa dari orang tidak dikenal yang berujung permintaan uang. Sejenak aku terdiam, pikiranku seperti beku. "Bapak serius, kan?"

[Ya. Adik ipar Anda dibawa oleh warga yang marah. Silakan datang segera ke kantor.]

"Apa? Apakah dia... baik-baik saja?" tanyaku dengan suara serak, setiap kata yang keluar terasa berat.

[Cuma luka ringan karena dihakimi warga. Anda perlu datang ke sini segera. Kami akan menjelaskan lebih lanjut begitu Anda sampai.]

Aku menunggu permintaan uang, berharap ini adalah penjahat iseng yang ingin menjebak orang yang panik agar mentransfer sejumlah yang mereka minta, tapi lama kutunggu, tidak ada permintaan seperti itu.

Aku memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri. "Baik, saya akan ke sana." Suara aku hampir tenggelam, seolah setiap kata yang keluar dari mulutku seperti berbenturan dengan kenyataan yang sangat sulit kuterima.

Aku meletakkan telepon dengan tangan gemetar, merasakan kekosongan yang mencekam. Tanpa pikir panjang, aku berjingkat ke kamar anak laki-lakiku. Andromeda yang tertidur pulas di ranjang kecilnya. Aku tidak mau membangunkannya. Biarlah kuselesaikan masalah kecil ini sendirian.

"Mbak Iin," aku mengetuk pintu kamar asisten rumah tanggaku.

Pintu terbuka dan wanita berusia pertengahan 40 tahun berdiri dengan rambut acak-acakan.

"Iya, Bu?"

"Tolong jaga Andromeda sebentar, ya. Saya harus pergi ke kantor polisi sekarang. Ada urusan mendesak."

Mbak Iin hanya mengangguk, matanya terjaga meski jam sudah sangat larut. Aku mengganti pakaian tidur dengan celana jins dan T-shirt bertuliskan Roma, oleh-oleh suamiku alias kakak dari Orion. Zuben berprofesi sebagai pilot. Dia sangat jarang pulang sehingga aku sering bertiga di rumah dengan Mbak Iin dan Andromeda.

Kusambar kunci mobil dari laci lalu bergegas mengeluarkan mobil untuk mengurusi Orion. Bocah itu memang nakal, sejak aku mengenalnya 12 tahun yang lalu, dia tidak pernah berubah.


🔥🔥🔥

12 tahun yang lalu

Hari itu, aku berdiri di teras rumah besar keluarga Dreze. Aku mau bertemu Cassiopeia atau Pia untuk mengerjakan tugas kuliah kami. Pagarnya tidak dikunci sehingga aku bisa langsung masuk ke dalam. Aku memanggil nama Pia dengan semangat, berharap dia sudah mendengar kedatanganku. "Pia! Pia, kamu ada di rumah?"

Namun, sebelum jawabannya terdengar, aku mendengar suara seorang anak kecil yang aneh. "Petrificus Totalus!" kata suara itu dengan jelas dan lantang, seperti sebuah mantra sihir.

THE WWG HOLIDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang