THIS WORK BELONGS TO BELLADONNATOSSICI (BelladonnaTossici9)
VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK
🔥🔥🔥
INDIRA'S POV
Aku cukup lelah karena membereskan kamar Orion di rumah Pia. Orion sendiri packing beberapa pakaian untuk dibawa ke rumahku. Hanya sekali lirik arlojiku saja, aku tahu kalau sudah terlambat. Hampir masuk waktu makan siang sekarang.
Aku punya usaha skin care yang kubuat secara maklon. Pabriknya bukan pabrikku. Aku mengandalkan perusahaan rekanan untuk membuat isi dari serum dan krim kulit. Usahaku hanya mengemasnya dan menempelkan merek. Ya, cukup mudah sebenarnya, terlebih pemasaran zaman sekarang bisa mengandalkan media sosial. Aku bekerja sama dengan beberapa seleb TikTok dan YouTuber yang mau menerima endorse produkku. Biasanya pukul 9 pagi aku sudah berada di kantor berupa ruko yang berfungsi pula sebagai gudang penyimpanan produk kami.
Mulanya aku membangun usaha ini hanya sebagai pengisi waktu luang sambil menunggu Andromeda pulang sekolah, sama sekali tidak mengincar keuntungan. Gaji Zuben sebagai pilot penerbangan internasional sudah lebih dari cukup. Namun aku yang terbiasa cari uang sendiri sejak SMA merasa tidak betah hanya diam di rumah. Ya sudah, aku iseng jualan. Heran juga kenapa bisa laku. Mungkin karena aku mematok margin harga yang tidak terlalu mahal. Aku bersyukur sudah bisa mempekerjakan tiga orang karyawan walaupun untuk beberapa pekerjaan, masih harus membayar jasa freelancer seperti misalnya untuk foto produk.
Segera setelah aku dan Orion berpamitan pada Pia serta kedua putrinya, kami masuk ke mobil. Aku menghubungi suamiku melalui video call walaupun masih sangat pagi di Amsterdam, mungkin pukul 6.
Wajah bangun tidur Zuben muncul di layar, dengan latar belakang kamar hotel.
[Sayang, apa kabar?]
Suaranya yang hangat dan penuh perhatian langsung membuat hatiku terasa lebih ringan.
"Aku baik-baik saja, Zuben. Tapi... ada banyak hal yang perlu aku ceritakan. Tentang Orion," jawabku, menyadari bahwa aku harus membicarakan semuanya malam ini, meskipun rasanya berat.
Zuben mengernyit, ekspresinya berubah serius. [Dia kenapa lagi? Jangan bilang dia...] Suaranya terputus, namun aku tahu apa yang ingin dia katakan.
Aku menarik napas panjang. "Banyak kejadian sejak kemarin. Pertama, kemarin aku ditelepon polisi yang menangkap Orion karena dia hampir tewas dihajar massa, Zuben. Orion menabrak orang dalam balap liar, orang itu sampai meninggal."
[Ya ampun, Orion.]
Zuben geleng-geleng kepala.
"Masalah kedua, Orion dikeluarkan dari kampus karena sering mendemonstrasi pemerintah. IP semesternya juga kurang memuaskan..."
[Berapa?]
"Pinjam istilah Pia ya, Nasakom. Nasib satu koma."
[Astaga, Rion.]
Zuben tampak pening. Dia memijat pangkal hidungnya.
"Belum selesai, Sayang. Kamu siapkan jantung yang kuat supaya nggak syok ya."
[Bilang saja semuanya. Apa lagi ulahnya?]
"Kamar Orion berantakan, kotor. Pia nggak tahan dengan semua ulah Orion jadi dia mengusir Orion dari rumah. Ini aku baru beresin kamarnya yang kayak kapal pecah."
Zuben terdiam beberapa saat, matanya yang gelap seakan mencari-cari kata-kata yang tepat. [Sayang, Indira... aku minta maaf. Aku sangat menyesal karena nggak ada di sana untuk membantu kamu atau Orion.]
![](https://img.wattpad.com/cover/385732999-288-k249791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WWG HOLIDAY PROJECT
Short StoryThe WWG datang lagi membawa project baru bertema THE WWG HOLIDAY PROJECT. Terdiri dari kumpulan cerita adult romance. Dalam kumpulan cerita ini, kamu akan dibawa ke dalam kisah-kisah romansa yang muncul tanpa rencana, di mana setiap tatapan, setiap...