MUDA DAN MENGGODA (3)

25 1 0
                                    

THIS WORK BELONGS TO BELLADONNATOSSICI (BelladonnaTossici9)

VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK

🔥🔥🔥

ORION'S POV

Aroma masakan menggoda indera penciumanku. Seperti campuran margarin dengan bawang putih. Aroma itu membangunkanku dari tidurku yang kacau. Aku menggaruk-garuk kepala. Beberapa hari ini, tidurku selalu terganggu oleh mimpi buruk, tapi aku memilih untuk tidak terlalu memikirkannya. Dengan langkah lamban, aku berjalan ke dapur dengan mata masih setengah terpejam.

"Masak apa?" tanyaku pada Indira yang sedang mengoseng-oseng.

"Nasi goreng. Menu yang paling cepat."

Indira menengadah. Jam di dinding dapur menunjukkan pukul 6 kurang.

“Androooo!! Bangun sayang, nasi gorengnya sudah matang!” serunya, suaranya lembut tapi penuh semangat, khas seorang ibu yang penuh perhatian.

"Kamu mau bikin aku tuli permanen?" sungutku.

Indira nyengir. "Maaf, ya. Kalau nggak gini, itu anak nggak bangun."

"Sudah, biar aku yang bangunin." Aku menawarkan bantuan.

Aku menaiki dia anak tangga sekaligus menuju kamar keponakanku.

Andromeda, anak laki-laki kakakku yang baru berusia empat tahun, masih terbungkus selimut di ranjang. Wajahnya lucu dengan rambutnya yang berantakan. Dia memeluk boneka gajah besar hadiah ulang tahun Zuben seakan itu adalah pelindung dari dunia.

Aku duduk di sebelahnya. “Hei, Andro, bangun. Kamu harus sarapan. Mama sudah bikin nasi goreng yang enak,” kataku sambil mengusap rambutnya.

Dia mendengus, menggeliat dan mengangkat kepala sedikit. Matanya yang besar masih berat untuk terbuka. “Nggak mau! Nasi goreng lagi,” jawabnya terbata-bata. "Bosan, Om."

Aku tertawa kecil, mencoba menyelipkan sedikit kehangatan dalam pagi yang dingin ini. “Ayolah, Andro. Nasi goreng itu enak, apalagi kalau kamu makan, kamu jadi kuat dan sehat. Nasi goreng ini kan ada sayur dan telur, jadi kamu bisa jadi jagoan seperti hmmmm..." Seperti siapa? Nama pahlawan yang muncul di pikiranku sekarang malah Tuanku Imam Bonjol, tapi kupikir Andromeda belum tahu. "Seperti superhero," lanjutku.

"Kayak siapa?" tanya Andromeda.

"Siapa pahlawan kesukaan kamu?"

"Captain America!" kata Andromeda menunjuk miniatur oleh-oleh dari kakakku.

"Ya, kamu bisa kuat seperti Captain America," bualku.

Andromeda merenung, sepertinya kata-kataku berhasil menembus kebosanannya. Dia memandangi aku dengan ragu. “Jadi aku kuat kayak Captain America kalau makan nasi goreng?” tanyanya, matanya mulai berbinar.

“Yup,” jawabku sambil mengangguk penuh keyakinan. “Kalau kamu makan banyak, nanti kamu bisa lari kencang, jadi orang paling cepat di sekolah.”

"Tapi Captain America nggak makan nasi goreng."

"Ya sudah, kalau begitu jadi seperti Papa," ucapku.

Andromeda menyeringai sedikit. “Aku nggak mau jadi pilot, aku mau jadi superhero,” jawabnya dengan nada tegas, seolah-olah itu adalah pilihan hidupnya yang tak bisa diganggu gugat.

Aku tertawa. “Nah, itu baru anak laki-laki sejati. Kalau jadi superhero, kamu harus kuat dan makan yang banyak, ya?”

Tanpa banyak bicara, aku mengangkat tubuh kecilnya dan menggendongnya. Dengan hati-hati, aku membawanya turun ke dan mendudukkannya di kursi makan. Meskipun kadang aku merasa tidak pantas untuk menjadi figur ayahnya, tapi saat-saat seperti ini membuatku merasa sedikit lebih baik. Ada kepuasan tersendiri melihat senyum lebar Andromeda setelah aku memberinya sedikit dorongan semangat.

THE WWG HOLIDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang