"Terimakasih," Aku tersenyum pada Harry, ya meskipun dia sangat menyebalkan tetapi malam ini dia sudah sangat berbaik hati menemaniku membeli buku bahkan mengantarkanku pulang. Jadi, biarkan aku bersikap baik padanya, sejenak.
"Sama-sama gadis bokong rata." Harry mengerlingkan sebelah matanya, aku mendengus sebelum akhirnya meninggalkan Harry di depan gerbang dan aku mulai masuk ke dalam rumah.
Aku menoleh pada Harry sebelum aku membuka ganggang pintu ini, kulihat Harry sedang melambai-lambai padaku dengan cengiran nakalnya, hih. Aku mendorong pintu rumah ini, melangkah dengan hati-hati agar tidak membangunkan siapapun. Tapi tiba-tiba saja langkahku terhenti kala mendengar suara keributan di ruang keluarga. Siapa yang bertengkar malam-malam begini?
"Aku mau kau mengusir Lea dari sini!"
Tubuhku mendadak mematung, membeku dan terpaku di tempat dengan lidahku yang kelu. Apa maksud Dad mengatakan hal seperti itu?
"Bagaimanapun Lea tetap anak kita, Rael! Selamanya akan begitu!"
"Tidak setelah aku tahu bahwa dia juga mengidap penyakit terkutuk itu, Aleta!"
"Lea terkena penyakit itu juga karena keluargamu! Seandainya keluargamu tidak mengidap penyakit itu, tentu penyakit itu tidak akan bersarang di dalam tubuh Lea!"
Setelah itu aku mendengar suara gebrakan, entah siapa yang melakukannya yang jelas suaranya sangat mengerikan. Ya Tuhan, Dad yang selama ini aku sayangi, aku banggakan, kini dengan mudahnya mencampakkanku dari keluargaku sendiri hanya karena penyakitku?
"Maka dari itu, aku tidak mau kasus di keluargaku terjadi di keluarga kita! Lea berbahaya karena dia bisa saja melukai atau bahkan membunuh siapapun, Leta!" Dad menyentak Mom, bahkan aku baru pertama kali melihat Dad menyentak Mom dan itu semua karena aku? Begitu laknatkah aku? "Dan dia bukan Leandra Darlenne, lagi. Separuh jiwanya sudah dikuasai oleh suara iblis itu!"
Aku membekap mulutku sendiri, menggigit kuat-kuat bibir bagian dalamku. Ini sakit, Ya Tuhan. Bagaikan seribu benda runcing menghunjam hatiku, berulang-ulang kali tanpa ampun, seolah benda-benda itu tidak mengizinkan aku untuk bernapas barang sebentar saja.
Aku tidak bisa menjabarkannya dengan jelas karena rasanya melebihi dari kata menyakitkan. Bayangkan, kau di campakkan dari keluargamu sendiri? Keluarga yang dulu begitu menyayangimu, memanjakanmu, membangga-banggakanmu, tempatmu bernaung, berkeluh-kesah dan sekarang mereka dengan mudahnya mendepakmu keluar dari keluargamu sendiri? Kau bisa bayangkan bagaimana sakitnya? Aku yakin, serangkaian kata yang paling menyedihkan sekalipun tidak akan mampu melukiskan rasa sakit yang kurasa saat ini.
"Mom! Dad! Hentikan!" air mataku pecah ketika melihat Leo mencoba menghentikan pertengkaran mereka. Aku menggelengkan kepalaku tanpa sadar seraya melangkah mundur meninggalkan tempat dimana aku berdiri sekarang. Aku tidak mungkin tetap terus berada disana, 'kan? Aku tidak mungkin bisa berbaur dengan mereka seperti dulu.
"Argh!" aku mendengus kala punggungku bertabrakan dengan daun pintu, membuat Mom, Dad beserta Leo menoleh padaku seketika. Aku bisa melihat wajah terkejutnya Leo ketika melihatku yang tiba-tiba ada diantara mereka dan menangis.
Leo pernah mengatakan kalau ia sangat benci ketika melihatku menangis dan dia akan berusaha semampunya untuk menghentikan tangisanku. Aku mendengus lagi, mungkin itu tidak berlaku lagi untuk sekarang.
"Leandra!"
Dengan sigap aku berlari keluar, menghiraukan teriakan Leo yang mau mengejarku tapi ditahan oleh Dad. Entah kenapa, hatiku semakin nyeri rasanya. Kurasa hatiku sudah tidak berbentuk lagi sekarang.
"Leo! Tetaplah disini!"
"Tapi Lea kabur, Dad! Aku harus mengejarnya dan membawanya kembali!"
Aku menutup kedua telingaku rapat-rapat, menghindari bentakan-bentakan dari mereka. Tapi tetap saja, aku masih bisa mendengarnya. Suara mereka begitu menusuk pendengaranku sampai-sampai menembus tepat ke belakang hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH Skizofrenia
FanficTidak ada yang tahu apa yang akan terjadi lima menit ke depan di kehidupan kita, terlalu banyak rahasia-rahasia yang terpendam, kejutan-kejutan kecil yang membingungkan serta ledakan-ledakan yang menyakitkan. Sama halnya denganku, sang gadis satu ji...