pt49➳perketat

408 42 1
                                    

FIKSI
NO COPY
BUATAN SENDIRI

"Apa? Revana? jangan bilang ini ulah dia? tapi gimana ceritanya" ujar Sandy sedikit kesal

"Revana yang mantan lo itu Ga? bukannya dia di italy, kok bisa dia ada disini" ujar Quinny terlihat bertanya-tanya

"Jadi gini, kayaknya dia udah balik dari italy dan dia tuh nge bebasin Vero buat nyari sekutu untuk celakain Sanjira" ujar Lezza menjelaskan pendapatnya

"Kok dia jahat banget sih, maunya dia apa coba" ujar Cevia

"Dia masih sayang kan katanya sama Abraga, mau Abraga jadi milik dia lagi kali" ujar Angkasa sembari memakan ciki

"Tunggu, berarti kalo misalnya semua ini dengan adanya tujuan, tapi tujuannya apa gitu?" ujar Givany bingung dengan kedatangan Revana kembali

"Ya dia mau bales dendam lah ke gw, gw bingung kenapa dia masih dendam ke gw, kayak ga ada capeknya gitu" ujar Sanjira sembari dipijit oleh Abraga

"Wah, berarti lo sekarang lagi dalam bahaya San, mulai sekarang kita harus perketat penjagaan Sanjira berarti, jangan sampe Revana dan Vero nyelakain Sanjira" ujar Cevia mengusulkan

"Gw setuju sama lo Cev, mau gimana pun sekarang Sanjira lagi hamil, dan gamungkin kita biarin Sanjira di celakain sama mereka" ujar Quinny sangat perhatian pada Sanjira

"Aku setuju sama kamu sayang, kita harus tetep hati-hati sama mereka yang mau nyelakain Sanjira" ujar Zero mengelus ujung kepala Quinny dengan lembut

"Oke, berarti mulai sekarang kita harus susun strategi buat ngejagain Sanjira 24 jam non stop" ujar Abraga dengan keadaan sangat khawatir

Part sebelumnya ⇪

"Awshhhh..." Sanjira yang tiba-tiba meringis kesakitan sembari memegangi perutnya

"Sanjira? kenapa sayang? perutnya sakit, atau kenapa?" ujar Abraga melihat Sanjira yang sudah memegangi perutnya

"Ekhhh, i-iya, perut aku tiba-tiba sakit banget" ujar Sanjira mencoba menyenderkan badannya ke sofa

"Lo mau ke rumah sakit aja San? atau gw panggil dokter ya kesini?" ujar Zero terlihat khawatir dengan kondisi adiknya

"Gausah Zer, San gw izin check ya?" ujar Quinny tiba-tiba mendekati Sanjira dan meraba-raba perutnya

"Lo ngapain Quin? emang lo ngerti soal kandungan?" ujar Cevia melihat apa yang dilakukan Quinny

"Dulu gw sempet masuk jurusan kedokteran, jadi gw lumayan tau soal kayak gini. San kayaknya lo banyak pikiran ya? San... lo ga boleh kepikiran atau pun stress, itu bakal ngaruh ke janin lo" ujar Quinny melihat wajah Sanjira yang seperti memikirkan sesuatu

"Gw kepikiran aja Quin, kalo, gw ga bisa jaga anak ini gimana ya" ujar Sanjira meluapkan isi pikirannya yang membuat anak-anak lain shok

"Hey sayang? kenapa tiba-tiba ngomong kayak gitu? kamu tenang aja sayang, aku bakal selalu jagain kamu sama anak kita" ujar Abraga yang kaget akan ucapn istrinya

"San... lo ga boleh ngomong kayak gitu, lo hati inget disini kita semua bakalan jagain lo 24 jam non stop" ujar Lezza mengingatkan Sanjira

"Huftt, aw..."

"Kenapa? masih sakit perutnya? sayang, jangan kepikiran terus kamu harus percaya sama aku, aku janji aku bakal selalu disamping kamu" ujar Abraga mengelus kepala istrinya dengan lembut

"Hiks... hiks, makasih ya aku gatau lagi kalau ga ada kamu sama yang lain sekarang" ujar Sanjira menangis

"Sayang gausah nangis baby, jangan nangis ah udah jangan stress sayang... inget baby kita" ujar Abraga lembut menghapus air mata Sanjira

I'm a bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang