"Huwaaaa" Suhyun terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah, dia meraba seluruh badannya, kemudian melihat ke sekeliling kamar, kamar dengan warna pastel ini masih kamarnya. Dia mengusap wajahnya kemudian melihat jam, jam setengah delapan, Suhyun hanya mengangguk, tapi dia langsung mematung kemudian berlari ke kamar mandi.
~~~
"Morning" Suhyun menyapa manis semua yang ada di ruang makan, membuat kakanya melihat aneh ke arahnya, Suhyun juga menatap tidak kalah aneh kakaknya.
"Kau kenapa?"
"Harusnya aku yang bertanya padamu kau kenapa?"
"Memang kenapa aku sehat, buktinya aku masih bisa bangun untuk kuliah."
"Tadi kau kerasukan apa?"
"Kerasukan, oppa apa kau bercanda."
"Hei aku serius."
"Oppa kau kalau bicara jangan sembarangan, mana ada yang kerasukan."
"Buktinya kenapa kau teriak?"
"Sekeras itukah aku berteriak?"
"Tidak, tadi aku mau membangunkanmu tapi aku mendengar kau berteriak, karena aku kira kau kerasukan jadi aku lari."
"Aaa itu, tadi... tadi aku hanya bermimpi buruk."
"Seburuk itukah?"
"Ya sangat menyeramkan, ah sudah jangan membahasnya."
"Sudah jangan bicara terus, makan sarapan kalian, Chanhyuk kau ingat kau ada rapat hari ini kan."
"Eomma bisakah kau tidak ingatkan itu."
"Ingatkan saja yang lain eomma."
"Kau juga ada kuliah jam sembilan."
"Eomma."
"Makannya jangan mengolok orang."
"Sudah-sudah habiskan sarapan kalian."
Suhyun mengambil kasar roti di depannya melihat kesal ke arah Chanhyuk.
~~~
"Mimpi yang sangat buruk bagimu Suhyun" Ha Yi, Jimin, A Yeon dan Dara tertawa mendengar cerita Suhyun, sedangkan Suhyun hanya mengetuk sendok di gelas cappuccino nya. "Memang apa yang buruk, mimpi menikah, itu bukan hal yang buruk" semua langsung menatap ke arah Fei, wanita yang hanya menatap polos mereka semua.
"Fei kau itu seperti tidak tahu teman kita yang satu ini."
"Memang kenapa?"
"Kau lupa, pernikahan, cinta itu adalah kata-kata yang paling dibenci wanita satu ini."
"Tapi Jimin kalau itu menjadi kenyataan..."
"Eunnie jangan berbicara seperti itu."
"Memang kenapa, tidak terlalu buruk kan."
"Tapi aku berharap itu hanya mimpi."
Suhyun meminum cappuccino di depannya yang entah sudah berapa kali dia aduk.
~~~
Jeon Jungkook, itu tulisan yang ada di meja pria ini, pria tampan yang terlihat masih sangat muda dan mungkin tidak ada yang mengira kalau dia pemimpin sebuah perusahaan. "Ding ding" Jungkook melihat ke arah ponselnya yang sudah 5 kali berbunyi, siapa saja yang menelfonnya sekarang dia pastikan harinya tidak akan baik hari ini. Dia mengambil ponselnya asal dan asal menjawab telfon tanpa tahu siapa yang menelfonnya.
"Ya aku sedang sibuk bisakah kau tahu huh."
"Jadi sekarang bilang ke ibu betapa sibuk anak ibu yang satu ini?"