Suhyun masih diam dengan kue di mulutnya dan piring kue itu di tempat tidurnya.
FLASHBACK ON
Suhyun dan Jungkook masih sibuk dengan makanannya, Suhyun sesekali melihat ke arah ponsel Jungkook.
"Mau pinjam?" Suhyun mengangguk semangat, seperti seorang anak yang ditawari es krim.
"Ya sudah ambil sana."
"Yeiy gomawo Jungkook."
"Hmmm."
"Aku buka galeri ya."
"Ok."
Suhyun dengan semangat membuka semua isi galeri Jungkook, Jungkook juga tidak peduli karena dia tidak menyimpan apapun. Suhyun masih asik dengan galeri Jungkook sampai dia tiba-tiba menghentikan kegiatannya dan melirik dengan tatapan aneh ke arah Jungkook, Jungkook yang tidak tahu apa-apa hanya membalas tatapan biasa.
Suhyun menaruh ponsel Jungkook di meja dekat piringnya sedangkan Jungkook melihat ke arah ponselnya aneh. Tiba-tiba dia teringat dengan kejadian kemarin malam.
"Awas kalian."
"Ehmm Jungkook..."
"Maaf i-itu bu-bukan se-seperti yang kamu pikirkan, itu bukan pekerjaanku, itu semua ulah Hoseok hyung atau Namjoon hyung karena kemarin mereka yang pinjam ponselku, percayalah itu bukan ulahku."
"Uh ok aku ngga tahu siapa yang memasukkan seperti itu ke ponselmu tapi terima kasih karena kamu ngga mengajakku nonton film itu."
"Ok tapi..."
"It's okay."
FLASHBACK OFF
Suhyun langsung menggelengkan kepalanya, ah kenapa dia jadi gila. Suhyun melihat ke arah ponselnya yang daritadi bergetar, 'Ha Yi'.
"Halo..."
"Hei kami di depan rumahmu."
"So..."
"Kamarmu di mana."
"Astaga sebentar tunggu di sana."
~~~
"Aish makannya rumah itu jangan besar-besar."
"Ini rumah Jungkook jangan salahkan aku."
"Ok ok."
"Hei kalian bawa apa?"
"Ini? Ramen."
"Mana ada ramen yang di bungkus di kotak pizza."
"Nah itu tau ini kotak pizza."
"Siapa tau kalian bawa kotak pizza isi kimchi."
"Pasti gara-gara dulu, gelas cappuccino isi teh hijau punya Fei."
"Siapa yang suruh asal minum."
"Ngga ada minum?"
"Ha Yi kamu kan tadi baru minum."
"Minum apa, bubble tea tadi? Kan kamu yang habisin."
"Hehe enak."
"Huuuuh."
"Dapur di mana?"
"Turun, terus nanti kalau di tengah kaya tadi jalan ke kanan, nanti nemu aja."
"Kalau kami kesasar?"
"Ngga bakalan."
"Ok, Jimin ayo."
"Aku?"
"Ayo temenin, nanti kan kita bisa sekalian buat minum untuk kita sendiri ayo."