chapter 9

1.7K 88 0
                                    

Semua yang ada di ruang musik menatap Mr. Park dengan tatapan mengancam, mengancam membunuh lebih tepatnya.

"Mr bagaimana bisa semuanya di batalkan."

"Ini sudah berjalan dua minggu dan dibatalkan begitu saja, aish."

"Sudah-sudah, jadi begini kita punya dua klub musik kan, karena yang diminta ternyata band jadi kita pakai klub yang satu lagi."

"Ya sudahlah Mark tidak apa, lagipula kan kita jadi punya banyak waktu."

"Kalian mau ngapain nyari waktu."

"Jangan-jangan."

"Hei Jimin, Ha Yi pikiranmu itu jangan aneh-aneh."

"Ya lagian aku dan BamBam hanya ingin bermain video game."

"Yang benar, ah aku tidak percaya dengan pria."

"Ya semua pria itu sama saja."

"Maksudmu?"

"Pria itu sama saja, otaknya mesum."

"Hei jadi secara tidak langsung kamu bilang aku mesum hah."

"Kau pintar sekali Bobby."

"Hei Ha Yi awas kau ya."

"Sudah-sudah, haish kalian ini benar-benar, bisakah lain kali kalian tidak bertengkar terus, terutama kalian Ha Yi dan Bobby."

"Aish kena lagi."

"Itu karenamu."

"Ha Yi siapa yang mengajak bertengkar duluan hah."

"Tapi kamu juga menyebalkan."

"Ha Yi, Bobby."

"Sudah nikahkan saja mereka."

"Dara."

"Aish kena lagi."

"Sudahlah daripada di sini terjadi perang dunia ketiga, kalian boleh bubar, dan jadwal latihan kalian berubah normal, dua minggu sekali saat weekend."

"Ok."

Semua yang ada di sana langsung merapikan peralatan mereka dan pergi, sedangkan Ha Yi dan Bobby terus bertatapan dingin satu sama lain, "Ha Yi aku tidak mau ikut bertanggung jawab untuk kerusakan alat di ruang musik ayo" Dara langsung menarik tangan Ha Yi keluar ruangan.

"Suhyun, Suhyun" Jimin memanggil-manggil Suhyun yang masih sibuk dengan headsetnya. "Suhyun" Suhyun masih tidak mendengar.

"Ya eunnie, headsetku, kenapa kamu lepas."

"Hei coba lihat siapa itu."

"Apa siapa, memang ada hantu."

"Hush sudah diam lihat saja di sana."

"Mana?"

"Itu dekat lift."

Suhyun mengedarkan pandangannya dan berhenti pada pria tinggi berbaju putih di dekat lift. Pria itu melihat ke arah Suhyun dan tersenyum, ah mungkin Suhyun membeku saat itu juga.

"Jimin kamu di sini juga."

"Kau Joo Hyuk, jelas aku di sini, aku kan anggota klub musik, kamu lupa huh."

"Hehe, oya boleh kupinjam yang satu ini."

"Bodoh kamu kira dia barang apa main pinjam saja."

"Aish bukan seperti itu, aku ingin berbicara dengannya sebentar boleh."

"Suhyun, hei Suhyun."

"Ah iya apa."

"Kamu dengar kan kami ngomong apa."

married?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang