Undangan ulang tahun sahabatku terasa sedikit memberatkan untukku malam ini. Bukan tidak ingin menghadirinya, tapi pesta seperti yang dia telah rencanakan ini bukan sesuatu yang pas untukku.
Stella —nama sahabatku— membuat warna hitam sebagai tema pestanya kali ini dan mewajibkan semua tamu memakai warna hitam sebagai dress code. Gaun malam untuk wanita, dan jas hitam untuk pria. Dia bahkan membelikanku gaun beserta sepatunya untuk kukenakan karena dia sudah tau betul kalau aku tidak menyukai pakaian satu itu. Bahkan tidak memilikinya sama sekali. Menurutku itu terlalu berlebihan.
"Bukankah kirimanku sudah sampai? Aku ingin kau mengenakannya malam ini. Aku tidak menerima alasan apapun, Sayang. Cukup di tahun-tahun sebelumnya kau terlihat seperti biasa. Kali ini kau harus luar biasa. Cepatlah bergegas. Aku juga tidak mentoleransi keterlambatanmu."
"Stella..."
"Hei, siapa tau saja salah satu dari pria-pria tampan yang akan datang nanti naksir padamu. Aku tunggu, Ray."
Dia menutup sambungan telefonnya secara sepihak. Niat hati ingin menggunakan pakaian biasa saja, tapi sepertinya tidak akan terjadi.
Kuletakkan ponsel di meja. Aku sudah membersihkan diri, dan kini masih mengenakan bathrobe saja. Aku masih kaget ketika membuka kotak kiriman Stella dan melihat gaun seperti apa yang dia kirimkan untuk kukenakan malam ini. It's a backless dress!
Oh my God. Aku tidak percaya ini.
Tidak akan ada yang menutupi punggungku jika aku mengenakannya. Hanya kain kecil yang melingkar untuk menggantungkan gaun itu di tubuhku.
Apakah Stella bermaksud membuatku untuk memamerkan punggung yang selama ini selalu tertutup rapi? Dia ingin mengubahku menjadi jalang?
Dan bagaimana aku bisa keluar rumah mengenakan pakaian seperti ini? Bisa-bisa daddy memenggalku lebih dulu bahkan saat aku masih belum membuka pintu rumah. Daddy yang over protektif itu selalu saja punya mata dimana-mana.
Aku mencoba untuk mengenakan gaun itu. Ukurannya memang sangat pas untukku. Bagian belakangnya sedikit menjuntai di lantai. Dengan ukuran tubuh yang sama dengan Stella, dia memang tidak akan kesulitan untuk membelikanku baju, atau pakaian apapun itu.
Lihatlah diriku yang ada di pantulan cermin itu. Aku melihatnya seolah seorang wanita yang sedang menjajakan diri sendiri. Haruskah aku mengenakannya?
"Ray..." Suara mommy terdengar dari balik pintu kamarku mengiringi bunyi ketukan.
"Yes, Mom. Masuk saja."
Wanita cantik berusia hampir setengah abad itu masuk ke kamarku dan seketika itu juga aku melihatnya menutup mulut. Pasti mommy juga kaget dengan pakaian yang sedang aku kenakan ini.
"Kamu mau kemana pakai baju seperti itu?" tanya mommy sembari mendekat.
Aku menghela nafas. "Stella ulang tahun, Mom. Dan dia mengirimkan baju ini untuk aku pakai. Bukankah ini berlebihan, Mom? Itu bahkan hanya pesta ulang tahun, bukan pertunangan atau pernikahannya."
Gaun ini bahkan cocoknya digunakan untuk red carpet oleh selebriti-selebriti terkenal.
Mommy ikut menghela nafas. Kedua mata indahnya terlihat sedang menelitiku dan sudut bibirnya sedikit terangkat. "Tapi tidak buruk juga. Kapan lagi kamu coba pakai gaun kalau bukan di waktu seperti ini. Sini, biar Mommy bantu sedikit berias. Tidak mungkin kamu pakai gaun seperti itu tapi rambutnya hanya dicepol saja." Mommy menarik kedua bahuku dan mendudukkanku di depan cermin rias. Tangannya membuka cepolan rambut coklat asliku -yang aku pastikan adalah turunan dari daddy- dan memulai aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Backless Dress (COMPLETED)
Любовные романыTidak ada sinopsis. Sequel dari Perfect Two dan Sexy Dad. Edsel Leif Ericson dan Raynelle Zevanna Avshalom. Warning! adult content 18+