BBD - 15

3.3K 375 6
                                    

"Nikita?"

Sosok tegap daddy langsung mengambil posisi di depanku. Menjadi tameng untuk diriku. Seolah wanita di hadapanku ini begitu berbahaya.

Demikian juga dengan mommy. Ia langsung berdiri di sebelahku. Meraih tanganku dan menggenggamnya erat. Sangat erat. Bisa kurasakan sedikit ketakutan dalam dirinya. Sorotnya menelitiku untuk beberapa saat.

"Kakak baik-baik saja, kan?" Bisik mommy pelan. Dan kuangguki pertanyaan itu.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Wanita yang ternyata bernama Nikita itu menunduk, seperti pasrah. Hanya keheningan yang terjadi.

"Apa yang membawamu kemari? Dan apa yang kamu inginkan?" Suara daddy bahkan bukan seperti sedang bertanya. Lebih terdengar mengancam.

Wanita itu mengangkat wajahnya. Menatap daddy dan mommy bergantian, dengan mata merah yang masih menitikkan air mata.

"Tolong maafkan aku untuk semua masa lalu itu, Rex. Sekarang aku sudah tidak punya apa-apa lagi."

Daddy mengalihkan pandangannya ke samping. Hembusan nafasnya bahkan terdengar kasar. "Jadi maksudmu, setelah kamu tidak punya apa-apa lagi, kamu berhak untuk kembali ke sini? Asal kamu tau, kamu lebih tidak berhak lagi di sini."

"Rex..."

"Tidak, Nikita. Tidak." Daddy menggeleng keras. Pertanda penolakan yang dia berikan sangat tegas. "Saat kita resmi berpisah, semuanya sudah jelas. Bahkan aku sudah dengan baik hati memberikan harta gono-gini yang seharusnya bukan menjadi milikmu. Semuanya sudah selesai. Tidak ada masalah."

Apa maksudnya itu?

Jadi benar kalau wanita itu adalah ibuku? Ibu yang telah melahirkanku?

Tubuh wanita itu terjatuh ke lantai. Mengambil posisi memohon pada daddy. Tubuhnya terlihat semakin bergetar, pertanda tangisnya yang semakin pecah.

"Aku ditipu kakakku sendiri, Rex. Aku tidak punya siapa-siapa lagi."

Daddy tak bergeming. Seolah hal seperti ini sudah biasa dia dengarkan dari wanita itu. Tidak ada niatan untuk mengangkat wanita itu bangun.

"Daddy..."

Kualihkan pandanganku pada mommy yang seperti sedang membujuk daddy. Mungkin mommy tidak tega melihatnya. Tapi tidak berani melakukannya tanpa seijin daddy.

"Bangunlah." Daddy berucap tanpa melihat wanita di hadapannya.

Wanita itu menatap penuh harap pada daddy. Perlahan, dia bangun.

"Aku memang sudah memaafkanmu. Bahkan sudah melupakan semua kejadian itu. Termasuk dirimu. Sekarang pergilah dari rumah kami. Apa yang kamu terima sekarang, mungkin adalah balasan dari apa yang kamu lakukan di masa lalu. Mungkin kamu lupa, kalau karma itu ada dan bekerja dengan baik. Sangat baik."

"Rex, jika memang harus seperti itu, setidaknya ijinkan aku bicara dengan Ray."

Jantung berdebar hebat saat mendengar permintaannya. Berpikir kalimat apa yang akan aku dengarkan darinya. Tidakkah dia orang yang berbahaya?

"Bicara saja sekarang. Aku yakin Ray bisa mendengarnya. Pendengarannya sama sekali tidak bermasalah."

Wanita itu bergeser sedikit dari tempatnya berdiri tadi. Demi bisa berbicara padaku dengan menatap wajahku. Karena daddy tidak mengubah posisinya sedikitpun.

Saat dia melangkah maju untuk mendekat, tangan daddy dengan cepat menghalanginya. Ia masih menoleh pada daddy, tapi tidak ada balasan dari daddy. Itu artinya dia tidak boleh melakukannya. Sama sekali tidak boleh menyentuhku.

Black Backless Dress (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang