BBD - 18

2.5K 332 17
                                    

Aku tidak mengerti apa yang terjadi saat ini, di rumah ini. Saat melangkah masuk, kudapati pasangan paruh baya yang sudah pernah kutemui. Duduk bercengkerama dengan daddy. Sementara mommy, mungkin masih ada di belakang.

Apa yang mereka lakukan di sini?

Apa mungkin daddy yang mengundang mereka untuk datang? Tapi untuk apa?

Mereka adalah orang tua Ed.

Dan, perasaanku jadi tidak enak.

Setelah kejadian yang sedikit memalukan itu, daddy memang pulang lebih awal. Entah untuk urusan apa, aku tidak mengerti. Daddy hanya bilang kalau ada pertemuan di luar. Dan dia berangkat sendiri tanpa didampingi.

Akhirnya, aku harus pulang sendiri dengan menaiki taksi karena Ed pun tidak bisa menjemput. Dia pun sedang ada urusan penting, katanya. Dia menghubungiku saat jam pulang kantor akan tiba.

Dan kini, aku dihadapkan kembali dengan kenyataan yang masih sulit untuk kuhadapi. Apa yang harus aku lakukan?

Pada akhirnya, aku hanya bisa menyapa mereka sebentar sebelum melanjutkan langkah untuk masuk. Sekedar cium tangan seperti yang aku lakukan pada daddy.

Saat tiba di kamar, sebuah pesan masuk ke ponselku. Kuraih benda yang terlupakan beberapa saat.

Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita bahagia?

Apa maksud pesan Ed ini?

Hanya beberapa detik kemudian, pesan darinya masuk lagi.

Papa dan bunda datang ke rumah kamu untuk melamar kamu.

Apa? Kedua orang tuanya melamarku? Secepat ini?

Aku tidak habis pikir. Kenapa hari ini sepertinya campur aduk? Senang, kesal, takut, bingung, semuanya ada hari ini. Membuatku sedikit lelah. Namun yang paling mengejutkan adalah hal terakhir ini.

Sebenarnya apa yang membuat orang tua Ed datang secepat ini untuk melamarku? Bukankah ini terlalu buru-buru?

Aku tidak sedang mencoba menghindar dari Ed dan lamaran ini. Atau bahkan menolaknya. Hanya saja, semua terlalu cepat bagiku. Bahkan aku sendiri saja baru tadi menyadari perasaanku yang sebenarnya dan mengungkapkannya pada Ed.

Apakah ini tidak salah?

Kuhempaskan tubuh ke atas kasur. Berbaring asal dengan kedua tangan merentang bebas. Kupejamkan mata untuk beberapa saat, meski belum membersihkan tubuhku sendiri. Aku sangat butuh waktu untuk istirahat.

Tapi bunyi pintu yang terbuka memaksaku untuk duduk. Sosok mommy lah menampakkan wajah dari balik pintu. Senyuman tipis terlihat di bibirnya. Dengan pelan, mommy duduk di sebelahku. Tangannya bergerak mengusap punggungku tanpa melepaskan pandangan dariku.

"Kamu cepatlah mandi. Pakai pakaian yang sopan dan bergabung bersama di bawah. Sebentar lagi Ed juga akan tiba."

Kutatap mommy penuh tanya. "Kenapa harus secepat ini sih, Mom?"

Senyuman mommy melebar. "Tidak ada yang tau persis takdir kita seperti apa. Jangankan yang sudah beberapa bulan kenal seperti kamu dan Ed. Yang baru kenal saja bisa langsung menikah."

Aku menghembuskan nafas panjang. Bahuku meluruh. Apa takdirku memang seperti ini?

Tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku bahkan pernah berpikir kalau aku akan menua bersama daddy dan mommy saja. Tidak akan menikah. Terlebih karena sikap protektif daddy yang berlebihan.

"Mandilah. Mommy akan tunggu di bawah." Mommy bangkit dan meninggalkanku sendiri.

Aku bangun dari dudukku. Tapi bukan menuju kamar mandi. Melainkan ke cermin yang ada di sebelah kasur.

Black Backless Dress (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang