Satu

1.2K 40 2
                                    

Seorang cewek berumur 17 tahun masuk ke sebuah cafe, dia tampaknya Baru pulang sekolah.

"Hari ini mau apa, Al?" Tanya seorang waitress dengan name tag 'Raffi Herman' tak lama setelah cewek tersebut duduk di meja favoritnya.

"Hari ini Alona mau Coffeelate dan Nasi Goreng Seafood ajadeh, Bang" Jawab cewek bernama Alona itu seraya tersenyum ke pada Raffi.

Raffi kemudian mencatat pesanan Alona. Setelah mengatakan Untuk menunggu sebentar, Raffi segera meninggalkan meja Alona.
Sembari menunggu pesanannya datang, Alona mengeluarkan ponselnya dan membuka beberapa media social miliknya. Setelah melihat-lihat apa saja berita terbaru, dia meletakkan kembali ponselnya kedalam tas.
Tak lama pesanannya datang. Alona pun dengan lahap menghabiskan makanannya.

Sedang asyiknya Alona makan, ponselnya berbunyi. Sekali dua kali Alona membiarkannya berdering, dia paling tidak suka diganggu saat sedang makan. Dering yang ketiga dia tidak tahan, akhirnya menjawab panggilan itu tanpa melihat siapa yang menelvon.

"Hallo" ujarnya ketus.

"Na, lo dimana? Jadi gak kita bikin tugas kelompok bareng?" tanya penelpon yang mengganggu Alona makan.

Alona tak langsung menjawab, dia melihat nama penelpon itu dahulu.

"Oh iya, gue lagi di cafe. Jadi kok, ntar ngumpulnya dirumah baca gue aja ya. Duapuluh menit lagi nyampe"

"Oke, cepat yah, jangan lupa bawa makanan"

"Iya" jawab Alona mengakhiri percakapannya dengan Yossi, salah satu teman sekelasnya.

Masih setengah kesal, Alona memasukkan kembali ponselnya kedalam tas dan melanjutkan menghabiskan makannya. Setelah itu dia meminum Coffeelatenya terburu-buru.

Ck! Ngebetein banget deh, kan ga enak kalo buru-buru gini minum Coffeenya. Batin Alona.

Lima menit berlalu, setelah itu Alona beranjak ke kasir untuk membayar.

"Berapa, Bang?" tanya Alona pada Ryan, penjaga kasir cafe itu.

"Lima puluh tiga ribu, Na" jawab Ryan.

"Nih"

"Makasih ya, Na. Besok dateng lagi" Ujar Ryan tersenyum pada Alona.

"Pasti, Bang" jawab Alona lalu beranjak keluar dari cafe menuju mobilnya.

Diperjalanan, Alona menerima LINE  dari Yossi.

Yossi Jenia : Na, anak2 pada ga bisa nih. Katanya ada perlu yang penting. Jadi, lo tolongin yah. Makasih.

"Tai" ujar Alona kesal.

Karena dia tidak jadi bikin tugas, Alona tidak jadi ke rumah bacanya, dia pergi ke Gramedia untuk membeli novel.

Di Gramedia, Alona memilih-milih novel terbaru. Setelah puas, Alona membawa empat novel bergenre Romance kesukaannya ke kasir.
Sehabis menerima kembalian, dia berjalan keluar menuju parkiran.

Ponselnya berbunyi. Ada pesan LINE.

Syahda Anggra : Lagi dimana?

Alona Ghandi : Gramedia. Sendirinya?

Syahda Anggra : Baru pulang les. Gue kerumah lo ya. Bosen dirumah.

Alona Ghandi : Oke. Bawain tantamen yah. Pengen

Syahda Anggra : Oke sayang

Alona Ghandi : MENGGELIKAN!!

Alona mendengus lalu tersenyum. Anggra Syahda Maurinuo. Sahabat laki-laki yang paling disayanginya. Teman masa kecil sampai sekarang. Semua tentang Alona pasti Anggra tahu, begitu sebaliknya. Mereka benar-benar hanya sebatas sahabat tidak lebih Dan tidak kurang.

Lima belas menit kemudian, Alona sampai di rumahnya. Disana hanya ada Ambu dan Atuk. Bukan, mereka bukan orang tua Alona. Mereka orang yang mengurus rumah Alona, karena Ayah dan Bundanya menetap di Korea dengan pekerjaan mereka.

"Alona pulaang!" Teriaknya.

"Eh iya Al, itu makanannya udah Ambu siapin di meja yah. Ambu mau sholat dulu" jawab Ambu sembari berjalan menuju kamar belakang.

"Iya, makasih ya Ambu"

Alona terlebih dahulu masuk kekamarnya di lantai tiga dan mengganti pakaiannya. Baru saja dia duduk dikursi makan, seseorang dengan santainya masuk dan ikut duduk didepannya.

Ck! Alona mendecak.

"Kebiasaan banget sih. Gaada salim salam kalo masuk" omel Alona.

Yang diomeli hanya cengengesan dan menyendokkan nasi ke piringnya.

"Mari makaan.. Anggap aja rumah sendiri yah Al" ujar Anggra tersenyum menyebalkan.

"Idih, rumah siapa juga" sungut Alona.

Mereka makan dengan tenang.
Setelah makan, Alona dan Anggra mencuci piring yang mereka gunakan. Itu salah satu kebiasaan mereka setelah makan. Tidak mau merepotkan Ambu yang kelihatannya sudah lelah.

"Ada tugas untuk besok ga Al?" Tanya Anggra.

"Engga ada, lo ada?" Tanya Alona balik.

"Ada, gue disuruh bikin makalah sosiologi nih"

"Trus?"

"Yaa, bantuin ngetik dong. Hehehe" Anggra nyengir.

Salah satu sifat Anggra yang Alona kurang suka, dia paling males kalo disuruh ngetik. Alasannya ngeselin.
"Mending digunain untuk adik kecil gue deh. Lebih bermanfaat. Lagiankan lo ngetiknya cepet. Tujuhbelas jari"

Alona hanya geleng-geleng kepala mendengar alasan Anggra. Ya gitu, namanya cowok. Otak kaga jauh-jauh dari itu.

"Bahannya ada dibawa? Tinggal ngetik aja kan?" Tanya Alona mengajak Anggra keruang belajarnya dilantai dua.

"Ada kok, lo tinggal ngetik doang"
Anggra kemudian duduk dikarpet tebal ruang belajar Alona. "Oh Iyaa, sekalian gue numpang ngeprint yak. Jadi gue tinggal ngumpulin, oke?" Lanjutnya lagi.

"Gak bermodal. Gimana mau punya cewek" gumam Alona yang masih sangat jelas bisa didengar Anggra.

"Eh. Kenapa jadi nyenggol cewek? Asal lo tau ya, sahabat kesayangan lo yang maha tampan ini banyak dikejar cewek dan sekarang lagi tahap pendekatan" sombong Anggra.

"Pdkt? Sama siapa?"

"Ada deh" ujar Anggra menaik-naikkan alisnya menambah dengusan Alona.

Alona tak membalas perkataan Anggra. Dia segera mengerjakan makalah sahabat tercintanya itu.

××××

Holla!!
Sorry kalo gaje yah. First nih hehe.
Makasih udah nyempetin waktu buat ngebaca yah!
Lvyaa

CoffeealonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang