Special Part - "Raraniken"

243 10 0
                                    

Alona hari ini tidak ada jadwal kuliah. Alhasil, dia hanya bersantai ria di ruang baca. Sedang asyik baca novel, ponselnya bergetar. Ada chat line dari Kak Niken.

"Yaampun, pagi-pagi udah curhat," gumam Alona setelah membaca chat dari Kak Niken.

Kak Niken sekarang emang lagi kasmaran ama seseorang. Dengan seorang cowok yang ditemuinya di warung dekat rumahnya. Awalnya Kak Niken pergi ke warung untuk membeli cemilan. Saat sedang memilih cemilan, dia merasa ada yang memperhatikan. Dia melirik sekeliling, didapatinya seorang cowok yang tengah duduk pojok kursi panjang langsung menunduk saat dia melihat cowok itu. Kak Niken mengangkat alisnya bingung lalu menghiraukannya.

Bukan hanya sekali dia mendapati cowok itu memperhatikannya, malah sempat beberapa waktu dia menangkap basah cowok itu senyam-senyum setelah melihat Kak Niken.

Seseorang masuk membuyarkan pikiran Alona. Ternyata Kak Niken.

Gadis yang lebih tua dua tahun dari Alona itu tampak menenteng sesuatu.

"Apaan tuh Kak?" tanya Alona dengan mata tertuju pada kantong berwarna putih itu.

Kak Niken meletakkan kantong itu di atas meja, "Nasi uduk."

"Waaah. Gomawoh, Eonni."

Alona membuka bungkusan itu lalu tanpa ba-bi-bu langsung memakannya.

"Oia, gimana ceritanya?" tanya Alona disela-sela kunyahannya.

Kak Niken tersenyum tipis.

"Jadi gini, tadi gue kan pergi bareng temen, jadi di jalan gue cerita-cerita tentang doi di jalan. Tadi gue pake motor kebetulan. Trus lagi cerita-cerita gue ngelirik ke belakang, gue shock gila! Mobilnya doi di belakang ternyata!" teriak Kak Niken heboh.

"Kakak tau darimana itu mobil doi?"

"Ya taulah kan sering keliatan platnya."

"Diem-diem perhatiin juga ternyata. Awas baper lo," ledek Alona. "Terus?"

"Ya abis itu dia belok ke kanan, gue ke kiri. Kami terpisahkan oleh persimpangan," ujar Kak Niken dengan mata menerawang. "Terus kemaren juga gue disenyumin dia. Aaaw."

"Baper," komentar Alona. "Dia cakep gak?"

"Nggak ah, biasa aja gue mah. Hhm manis dia orangnya. Tinggi euy!"

"Apaan tuh cuma liat-liatan. Kenalan dong!" tantang Alona.

Kak Niken menggeleng, "Idiw kagak ah. Dikira gue cewek apaan ama dia ntar. Malah ilfil doi."

"Tapi sayangnya kemaren gue sengaja ke sana nyariin doi tapi kaga ada. Kan rugi, udah capek jalan, duit gue melayang percuma."

"Yaampun ampe sengaja nyariin? Nggak ada kerjaan banget lo Kak.. Kak."

Alona menggeleng-gelengkan kepalanya tak menyangka.

"Mana tau dia lagi ujian, jadi belajar mulu nggak sempat nongkrong."

"Bisa jadi juga, tapi masa nggak sempat juga ya."

"Mana tau dia lagi liburan," ujar Alona.

"Mungkin ya," sahut Kak Niken.

"Sama pacarnya," jelas Alona membuat Kak Niken cemberut.

Alona tertawa melihat ekspresi Kak Niken.

Perbincangan mereka berlanjut sampai sore mengenai hal-hal lain.

∆××××∆

Emang pendek. Iya. Emang. Yaudah. Makasih udah baca ya.
Lvyaa

SN.

CoffeealonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang