Special Part - "Liyuni Maharashtra"

167 9 0
                                    

Liyuni : Woi Alona! Berapa lama lagi gue nunggu? Udah setengah jam lebih ini. Nanti keburu rame!

Alona Ghandi : Udah kelar nih. Bawel.

Yuni dan Alona berencana pergi makan mie ayam di cafe Oma Semi. Kebetulan hanya mereka berdua yang bisa, yang lain ada kegiatan.

Alona keluar dari rumahnya. Yuni sudah menunggu di atas motor maticnya.

Yuni ngomel-ngomel karena Alona lama sekali. Yang diomeli hanya diam. Mereka kemudian sampai lima belas menit kemudian.

"Tuh liat! Mana rame. Inikan rabu Yun, orang pada sibuk," gerutu Alona saat melihat hanya ada tiga orang pengunjung.

Yuni nyengir, lalu berjalan menuju meja nomer 8.

Seorang pelayan cewek datang memberikan buku menu.

Alona dan Yuni kemudian memesan mie ayam bakso dan teh es. Mereka mengembalikan buku menu dan menunggu pesanan mereka datang. Kedua gadis itu lalu sibuk dengan ponselnya.

Sampai Yuni menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari seseorang.

"Kenapa Yun?" tanya Alona mendongak.

Yuni tak menjawab, dia melambaikan tangannya pada seseorang. Alona mengikuti pandangan Yuni. Terlihat seorang lelaki memakai kemeja dongker dengan celana panjang hitam berjalan menuju meja mereka.

"Long time no see Liyuni," ujar lelaki itu.

"Yo, Vomi! Duduk deh," sahut Yuni melirik ke kursi di sampingnya.

Lelaki itu yang dipanggil Vomi oleh Yuni duduk di samping Yuni.

"Kenalin dulu nih temen gue, Alona," kata Yuni memberikan kode pada Alona.

Vomi mengulurkan tangannya pada Alona, "Vomi."

Alona menyambut, "Alona."

"Temen SMP gue ini, Al," jelas Yuni.

Alona tersenyum sopan pada Vomi. Pesanan mereka datang, termasuk pesanan Vomi.

Mereka kemudian melahap makanan masing-masing. Dua pasang makhluk di depan Alona berbincang-bincang sembari makan. Alona merasa jadi obat nyamuk.

Tangannya merogoh ponsel di celana jinsnya, lalu mengetik sesuatu.

[Group LINE - NGALUR NGIDUL]

Alona Ghandi : KRIK KRIK! GUE TIBA-TIBA JADI KAMBING CONGEK 😒

Raraniken : Kenapa?

Alona Ghandi : Yuni nemu cogan di sini. Terus dia ngajak kenalan doi. Dan mereka malah bercengkrama ria, meninggalkan diriku kaya orang bego, hanya ditemani semangkok mie ayam yg tinggal setengah.

Amia Rosalyne : LOL!

Raraniken : Nama cogannya siapa?

Alona Ghandi : Vino.

Danisa Widyra : Hidungnya mancung gak?

Alona melirik Vimo sebentar.

Alona Ghandi : Iyaa XD cakep btw.
Alona Ghandi : EH INI KENAPA NANYAIN DIA?! KAN YANG BETE GUE!

Sandara Syanas : Alona begs.

Liyuni : Namanya Vimo oon. Btw orang yang lo omongin tepat di depan elo ya Al :)

Alona melirik Yuni. Gadis di hadapannya itu menatap Alona dengan alis naik sebelah. Alona nyengir tanpa dosa. Lalu ia melanjutkan makannya.

Selesai makan, Alona menatap dua orang di depannya. Entah apa yang dipikirkannya. Dia merasa bahwa Yuni bakalan jadian ama Vimo.

"Kenapa kalian nggak pacaran aja?" kalimat itu terlontar tak tau diri dari mulut Alona.

Vomi tersedak, padahal dia tidak sedang minum atau makan. Sedangkan Yuni menatap Alona aneh.

"Kenapa?" tanya Alona polos. "Kalian cocok deh kalo pacaran. Ayolah pacaran! Kasian Yuni sudah terlalu lama sendiri."

"Anjir," sungut Yuni.

"Ekhem!" Vomi berdehem. "Sebenernya sih gue emang mau nembak dia Al. Tapi ada aja halangannya."

Vomi berbicara pada Alona seperti tidak ada Yuni di sampingnya.

"Yaudah tembak sekarang aja, gimana? Biar langsung pajaknya lo bayarin ini makanan," usul Alona membuat Yuni terkejut.

Vomi mangut-mangut, dia tampak berpikir.

Lalu dia menghadap Yuni, "Gimana Li? Jadian yuk?"

Yuni menoleh pada Vimo, "Gila lo Mo! Masa nembak nggak ada romantis-romantisnya?"

Alona ngakak. Orang-orang menoleh menatap Alona bingung.

"Udah itu mah, iya jawabannya," putus Alona. Padahal yang ditembak Yuni, malah Alona yang mewakilkan.

"Bener Yun?" tanya Vimo memastikan.

Yuni tampak berpikir, lalu mengangguk malu-malu anak ayam.

Alona bertepuk tangan heboh. Dan lagi, menarik perhatian pengunjung lain.

"Oke! Selamat jadian! Sebagai pajaknya, bayarin makanan gue ya. Gue cabut dulu, kalian bisa cimiwiwan, bye!" seru Alona lalu bangkit.

"Eh lo pulang ama siapa?" pekik Yuni saat Alona di pagar.

Alona menunjuk sebuah motor yang sudah bertengger di pinggir jalan.

"Ojek gue udah jemput!" sahut Alona yang mungkin terdengar sampai ke telinga si tukang ojek.

Yuni dan Vimo tertawa.

××××

CoffeealonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang