Tiga Puluh Dua

270 6 1
                                    

Hari ini Sabtu. Waktu untuk para remaja pergi berlibur akhir pekan. Namun tidak dengan Alona. Dia memiliki kelas full dari pagi hingga sore. Kerjanya hari ini hanya mondar-mandir kelas-ruang dosen-ruang fotokopi.

Tinggal dua mata kuliah lagi yang harus diikutinya. Ilmu Keperawatan Dasar dan PPKn.

"Nggak jajan, Al?" tanya Indah saat istirahat menunggu kelas IKD.

Alona menggeleng, "Engga deh, Ndah. Gue lagi sakit perut nih, mager."

"Sakit perut kenapa?"

"Biasa. Bulan datang."

Indah ber-oh ria lalu pamit pergi ke cafe bersama Ulfi.

Alona memasang kedua headset ke telinganya. Lagu The Lazy Song -nya Bruno Mars mengalun. Kepalanya mengganguk-angguk mengikuti ritme lagu. Sesekali mulutnya ikut bergerak mengikuti lirik.

Seseorang menyentuh pelan bahunya. Alona menoleh ke kanan, mendapati Yona.

Alona menaikkan kedua alisnya tanda bertanya. Yona menunjuk ke arah pintu. Gadis yang sedang memakai headset itu mengikuti arah tunjukkan Yona. Ada seorang lelaki yang berdiri di ambang pintu kelas.

Alona mengeryit.

Siapa tuh? tanyanya dalam hati.

Alona melepas penyumbat telinganya dan bangkit menghampiri lelaki itu.

"Nyari saya?" tanya Alona sopan.

"Alona?" lelaki itu balik bertanya.

"Iya, kenapa?"

"Boleh ngomong bentar?"

Alona mengeryit bingung. Dia melihat warna celana lelaki itu. Ternyata dari prodi D3 Keperawatan.

Alona mengangguk lalu mengikuti lelaki itu. Belum separuh jalan, Alona mendapat pesan bahwa dua mata kuliah nanti batal.

"Eh bentar. Gue ambil tas dulu ya, kelas gue batal," sahut Alona mencegat lelaki itu.

"Gue tunggu di parkiran ya," putus lelaki itu lalu berlalu meninggalkan Alona.

Alona setengah berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas.

"Siapa tuh cogan, Al?" tanya Yona saat Alona menyandang ranselnya.

Alona mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu lalu pamit keluar.
Ponselnya kembali bergetar. Vryanda memanggil.

"Hallo?"

"Udah pulang?"

"Udah, dua kelas batal."

"Aku otw ya."

"Iya hati-hati."

Alona memasukkan kembali ponselnya ke saku baju, dia lalu berjalan menuju parkiran tempat lelaki yang tak diketahuinya menunggu.

Sampai di parkiran, Alona melihat lelaki itu duduk di atas sebuah motor Tiger hitam, gadis itu menghampiri.

"Sorry lama," ujar Alona saat telah berdiri di hadapan lelaki itu. "Kalo boleh tau lo ada perlu apa ama gue?"

"First, gue Randi, temennya Gilang." kata Randi.

Anehnya mendengar nama Gilang, gadis itu biasa saja. Tidak ada ekspresi terkejut atau sebagainya.

"Oh iya, ada apa emang, Kak?" tanya Alona baru sadar ternyata Randi memakai name tag berwarna hijau tanda lelaki itu kakak tingkat.

CoffeealonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang