Kids Bunker

Proof

Sekumpulan anak-anak sedang bersenda-gurau ria di halaman rumah yang segar. Aku yang sudah memperhatikan mereka dari kejauhan datang menghampiri mereka.

“Hei!”, sapaku. “Apakah kalian tahu, 2 hari lagi berita soal bunker yang sedang dibuat di desa ini akan dibuktikan”

“Benarkah?”, sahut mereka mulai bercakap-cakap satu dengan yang lain.

“Tenang-tenang. 2 hari lagi kalian datanglah di depan peternakan tuan Halley jam 1 siang. Disana akan ada orang yang memandu kita ke bunker”

Anak-anak itu menjadi sangat antusias mendengarkan berita dariku. Bahkan orang dewasa yang seharusnya tidak peduli pun sangat penasaran dengan kebenaran berita itu. Kasus ini sudah menjadi perbincangan yang panas sejak Carson menyebarkan berita kedua yang menimbulkan kontroversi.

----------------------------------------------------------------------------------

Flashback

"Pertama-tama, kita harus undang penyebar berita itu. Beritahu kepada orang-orang bahwa beberapa hari lagi kebenaran tentang bunker kita akan dibuktikan. Kita juga perlu menentukan tempatnya agar dapat memancing si penyebar berita ke tempat itu. Aku yakin, tidak semua orang akan datang karena mereka semua terutama orang dewasa sangat sibuk dan tidak memedulikan hal itu. Akan tetapi si penyebar berita itu pasti datang"

-----------------------------------------------------------------------------------

Sesuai seperti yang direncanakan Carson, kurang lebih 40 orang berkumpul di depan peternakan tuan Halley. 40 adalah jumlah yang cukup untuk kita menanyai orang-orang satu-persatu. Namun rencana Carson bukanlah menanyai mereka satu-persatu. Dia akan memancing jawaban dengan berbicara kepada semua yang hadir.

Ditengah-tengah kerumunan itu Carson tampil , berusaha menarik perhatian orang-orang.

"Hadirin sekalian. Terima kasih atas kedatangan kalian semua. Tidak perlu berbasa-basi lagi, saya akan segera membuktikan kebenaran berita tentang bunker yang ada di desa ini"

Orang-orang saling berbisik, berkomunikasi satu dengan yang lain menyinggung Carson yang memulai acara aneh itu.

"Kalian semua pasti bertanya-tanya. Kenapa aku dan bukan orang lain yang berbicara disini. Bukankah seharusnya akulah yang digosipkan sebagai pembuat bunker itu. Kalau kalian berpikir begitu, kalian sudah termakan oleh jebakanku."

"Termakan jebakan?". "apa maksudnya?", terdengar komentar-komentar tidak senang yang keluar dari mulut orang-orang.

"Aku sengaja menyebarkan berita tentang keberadaan bunkerku melalui orang lain. Saat itu kupikir kalian akan penasaran dan segera bertanya-tanya padaku. Tapi sayangnya aku salah. Sedikit demi sedikit antusiasme kalian semakin memudar. Karena itulah aku sengaja bilang bahwa keberadaan bunker itu bohong, agar antusiasme kalian bangkit kembali"

"Orang ini sudah gila". "Apa yang dia inginkan?", sahut orang-orang itu semakin ribut.

"Tenang-tenang. Sekarang ikutlah aku. Akan kutunjukan bunker kebanggaanku yang akan menggetarkan bulu kuduk kalian. Ikutlah dalam tur menuju bunker yang fantastis"

"Cukup! Aku tidak mau terlibat dalam omong kosong ini!", sahut seorang hadirin dengan wajah geram. Beberapa orang mulai melangkah pergi meninggalkan tempat itu. akhirnya hanya tersisa 17 orang yang masih berdiri disana.

------------------------------------------------------------------------------

Flashback

"Menanyai mereka hanya akan membuang-buang waktu kita. Aku punya cara yang lebih efektif untuk menemukan penyebar berita itu. Yang perlu kita lakukan hanyalah membuat orang-orang percaya bahwa kitalah pelaku sebenarnya yang telah menyebarkan berita tentang bunker itu. Tentu saja tidak akan sulit karena sejak awal, orang-orang tidak tahu dari mana sumber berita itu"

"Lalu? Apa yang bisa kita lakukan setelah berpura-pura menjadi penyebar berita?", tanya Milter

"Kita akan memprovokasi penyebar berita yang ada diantara kerumunan orang-orang. Karena penyebar berita itu tahu bahwa kita menipu orang-orang yang hadir dengan mengaku-ngaku sebagai dirinya, tentu saja dia akan geram. Apalagi bila kita mulai berbicara yang tidak-tidak"

"Berbicara yang tidak-tidak?", ujarku bertanya

"Sulit menjelaskannya. Kalian percayakan saja padaku"

------------------------------------------------------------------------------