"Aneh! Sungguh aneh! Mengapa mereka pergi begitu saja? Apakah mereka tidak mau menyaksikan bunker termewah yang hanya ada satu di dunia ini?"
"Hentikan kalimat menyebalkan itu!", protes seorang hadirin yang masih berdiri ditempatnya dengan wajah geram. "Cepat tunjukan bunker yang kau bilang mewah itu! Aku ingin tahu seberapa lucunya leluconmu ini!"
"Sepertinya kalian sudah tidak sabar ya. Baiklah! Ikut aku!", Seru Carson bersemangat. Dia mulai bergerak disertai 17 orang yang mengikutinya dari belakang. Kami pun ada ditengah-tengah ketujuh belas orang itu. Berbagai ekspresi tampak sangat jelas ditunjukan oleh orang-orang itu. Ada yang sangat penasaran dan tidak sabar ingin melihat bunker. Ada juga yang tidak peduli dan hanya sekedar datang untuk mengisi waktu luang. Namun yang paling menarik adalah orang-orang bermuka masam yang selalu memprotes Carson.
Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan, beberapa orang kembali melontarkan protes.
"Hei! Mau berapa jauh lagi kita berjalan? Kau ingin mempermainkan kami ya?!"
"Tenang saja, sebentar lagi kita akan sampai", ujar Carson santai. Namun sepuluh menit telah berlalu dan Carson masih membuat kami berjalan. Akhirnya, beberapa orang mulai meninggalkan rombongan itu dengan perasaan jengkel.
------------------------------------------------------------------------------
"Akhirnya!", seru Carson bersemangat. "Selamat datang di " The Great Imperial Bunker"!, ujarnya menyebutkan nama yang asal dibuat.
"Kita sudah sampai?!", tanya seorang anak perempuan yang masih penasaran.
"Tapi tidak ada apa-apa disini?!", seru anak lainnya yang kebingungan. Aku pun tidak pernah melihat tempat ini. Menurut navigasiku, kami sedang berada di hutan yang jauh dari bunker kami yang sebenarnya.
"Apa kubilang! Semua ini cuma omong kosong!", tegas orang-orang saling ribut sendiri.
"Tenang-tenang", ucap Carson berusaha menghentikan keributan. "Bunkernya memang sedikit tersembunyi"
Carson bergerak di suatu tempat dan berhenti. Kemudian ditunjuknya tanah tempatnya berpijak.
"Bunkernya tepat dibawah kakiku! Sekarang cobalah kalian gali tanah ini!", ujar Carson sambil tetap menunjuk ke bawah.
"Menggali? Kau gila ya!? Kau sendiri bahkan tidak menyiapkan peralatan apapun untuk menggali!", kembali protes terlontar dari mulut ke mulut.
"Kalau tidak ada peralatan, gunakan tangan kalian", jelas Carson dengan nada yang menjengkelkan.
"Sudahlah! Lupakan saja soal bunker itu!", seru salah seorang hadirin. "Aku pulang saja! Sejak awal semua gosip itu hanya omong kosong!", tegas anak perempuan yang sedari tadi sangat penasaran.
Para hadirin tampak kecewa dengan perjalanan itu. Satu persatu mereka menghilang dari tempat itu. Kami pun ikut membaur dengan mereka. melangkah pergi meninggalkan Carson yang tersenyum penuh kemenangan.
"TUNGGU!", teriak seorang pemuda yang tampaknya 2 tahun lebih tua dari Carson. Teriakannya menghentikan langkah kami semua yang akan meninggalkan tempat itu. "Kalian semua cuma ditipu! Berita tentang bunker itu bukan omong kosong!".
"Apa maksudmu bukan omong kosong!", seru seorang pemuda dengan perasaan jengkel. "Kau masih mau membelanya? Kau bersekongkol dengannya ya!?"
"Tidak. Mereka itu hanyalah penipu! Mereka bukanlah orang yang menyebarkan berita itu. YANG SEBENARNYA MENYEBARKAN BERITA ITU ADALAH AKU!"
Kata-kata yang dilontarkannya memberikan simpul kemenangan di wajah kami. "Kena kau penyebar berita", pikirku senang.
----------------------------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kids Bunker
General Fiction3 orang anak kecil bermimpi untuk membuat 'bunker'. Rumah bawah tanah yang akan melindungi seluruh penduduk desa dari bencana alam. Namun, tanpa bantuan dari orang lain? bagaimana cara mereka mencari alat dan bahannya? Hanya ada satu cara, MENCURI!