Rabbit Hole

145 31 0
                                    

"Hei Carson, apa kita juga perlu membicarakan jalur yang satu ini pada Ennie?" tanya Milter khawatir.


"Aku mengerti bagaimana kita sudah menyembunyikan Bunker ini sejak lama, kita tidak seharusnya mempercayai siapapun, apalagi Ennie. Tapi untuk saat ini kita harus bekerja sama."


"Aku bisa mendengar kalian." balas Ennie tidak sabaran. "Jadi kalian masih punya jalan rahasia lagi? Aku sampai kagum melihat orang seperti kalian membuat begitu banyak jalan rahasia."


"Ah iya, tapi jalan rahasia yang satu ini cukup rumit." jawabku berusaha menjelaskan. "Kita harus masuk ke lorong langit-langit di salah satu ruangan, disana akan ada lubang dan jalur yang menjembatani lubang tersebut. Di balik jalur itu ada tangga naik seolah itu jalan keluar tapi itu hanya tipuan untuk menjebak bila kami sudah tertangkap dan diminta untuk mencari jalan keluar. Jalan keluar sebenarnya ada di bawah lubang itu sendiri. Lubang itu akan dibuat dalam dan gelap untuk menyembunyikan jalur keluar di bawah sana."


"Dengan kata lain, kalian bisa melompat ke lubang itu dan bergegas pergi selagi orang yang menangkap kalian mencoba keluar dari jalan keluar palsu. Cerdas, tapi terlalu membosankan." ungkap Ennie mengejek.


"Apa maksudmu membosankan? Menurutku itu adalah trik kabur yang sangat menarik." ujar Carson tidak mau kalah.


"Pencuri seperti kalian hanya bisa berpikir untuk kabur ya? Musuh kita kali ini adalah perampok, apa kalian tidak ingin mencoba menangkap mereka?"


"Menangkap? Bukankah kau sudah memasang berbagai jebakan untuk menangkap para perampok itu? Kita bahkan sudah menyiapkan jebakan air yang dapat menenggelamkan seluruh bunker." ujar Milter tidak setuju.


"Coba kalian bayangkan, bila jebakan-jebakan itu tidak cukup dan masih ada perampok yang menangkap kalian, apa yang akan dia lakukan setelah melewati jalan keluar palsu itu?"


"Tentu saja dia akan kembali dan mencari kami. Sayangnya kami sudah kabur sehingga dia harus berputar-putar di tempat itu." jawab Carson tajam.


"Tidak semua orang yang menangkap kalian akan kebingungan dan diam saja. Bisa jadi dia memutuskan untuk masuk ke lubang dan mengejar kalian."


"Walaupun begitu, dia akan menghabiskan banyak waktu mencari jalan keluar itu bukan? Kami sudah punya cukup waktu untuk kabur." ungkapku.


"Kalian semua benar-benar hanya bisa berpikir untuk kabur ya? Yang aku maksud, lubang yang gelap dan dalam itu sangat cocok untuk dipasangi jebakan. Bila perampok itu mencoba turun ke lubang, kita bisa menebak dan menangkapnya."


"Oh, begitu ya!" seru Carson mulai tertarik. "Kami memang hanya berpikir untuk kabur, tapi pikiranmu sudah penuh dengan permainan jebakan, Ennie. Menarik! mari kita dengarkan jebakan apa yang bisa kau pasang di lubang itu."


"Sederhana saja, siapapun yang jatuh ke lubang akan terperangkap dalam jaring. Salah satu dari kita bisa berjaga di bawah sana dan menurunkan jaring itu. Tentunya orang yang berjaga tidak akan menurunkan jaring perangkap itu bila yang jatuh di sana adalah perampok."


"Tapi bukankah lubang itu terlalu gelap untuk dapat mengenali siapa yang ada dalam jaring itu? Kita bisa saja menggunakan senter, tapi mengenali wajah orang di dalam jaring itu akan memakan waktu yang lama. Apalagi bila kita harus terburu-buru pergi." jelas Carson menunjukan berbagai kelemahan pada metode itu.


"Kita bisa menggunakan kata kunci. Bila orang yang ada dalam jaring itu mengatakan kata kuncinya, orang yang berjaga bisa segera menurunkan jaring itu. Hanya saja aku masih belum berpikir kata kunci yang tepat untuk hal ini."


"Itu tidak sulit kan? Kata kunci acak apapun boleh." ujar Milter.


"Kalian tahu, semua hal tentang lubang dan jebakan ini mengingatkanku pada sesuatu. Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata 'lubang kelinci'?" ungkap Carson bertanya.


"Lubang kelinci semacam rumah kelinci bukan? Kelinci hutan tinggal di dalam lubang yang mereka buat sendiri." jawab Ennie tanpa menunggu.


"Benar, umumnya orang akan berpikir demikian. Tapi aku bukan berpikir soal rumah kelinci, melainkan trik sulap klasik dimana seekor kelinci dapat muncul dari dalam topi. Apakah kalian tahu bagaimana trik itu dilakukan?"


"Tunggu! Itu hanya trik!?" seru Milter terkejut.


"Tentu saja! Memangnya kau masih berpikir kalau itu sihir sungguhan, Milter?" balasku kesal. "Tapi tetap saja, aku tidak mengerti bagaimana trik itu dilakukan."


"Trik itu tidaklah rumit." ujar Carson menjelaskan. " Ketika pesulap menunjukan topi sulap hitamnya yang tidak berlubang, kelinci itu sebenarnya tergantung dalam kantong hitam di balik meja. Pesulap hanya perlu menggunakan permainan tangannya untuk memasukan kantong hitam itu ke dalam topi secara diam-diam. Beberapa pesulap menyebut kantong hitam itu 'lubang kelinci'. Kata itu bisa menjadi kata kunci kita."


"Ide bagus." sahut Ennie setuju. "Kita bisa menyebut jaring itu sebagai 'lubang kelinci'. Siapapun dari kita yang masuk ke lubang kelinci bisa memanggil orang yang ada di bawah 'pesulap' dan meminta tolong untuk memunculkan kita di depan penonton."


"Itu berarti, kata-kata semacam, 'pesulap, tolong munculkan kami di depan penonton' akan segera meloloskan kita dari jaring itu ya?" ujar Milter.


"Ya." jawab Ennie. "Dan jangan lupa untuk segera membantu sang pesulap memasang jaring itu kembali. Kita mungkin harus membuat lubang itu agak sulit dilewati agar lebih mudah terjatuh daripada turun perlahan. Aku tidak ingin perampok yang mengejar cedera karena jatuh membentur tanah."


"Kalau begitu tunggu apalagi?" ungkap Carson penuh semangat. "Cepat panggil penduduk yang lain. masih ada satu hal lagi yang harus kita kerjakan."


***

Kids BunkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang