...
Tidak!
Aku tidak bisa melakukannya!
Begitu ujung pisau itu mendekat ke arah Simon yang gelisah, keinginan membunuh itu hilang, tersapu bersih oleh kesadaranku.
Tubuhku kembali bergetar ketakutan, namun aku berhasil maju mendekati ujung tali pegangan. Simon yang melihat sikapku mulai tersenyum, menertawakanku yang pengecut.
"Kau pikir membunuh itu mudah ya?!" Ejek Simon berusaha memancing amarahku.
Tapi apa yang dikatakan penjahat itu tidaklah salah. Sesaat perasaan dendam dan amarah membuatku ingin mencelakainya, namun membayangkan tanganku yang bergerak menusukan pisau sangatlah mengerikan. Semakin pemandangan mengerikan itu mendekat, semakin aku ragu untuk membuatnya menjadi kenyataan.
Simon pun tidak membuang kesempatan itu dan kembali bergerak, tidak perlu menunggu lama untuk membuatnya lolos dari jurang kecil dan melesat ke arahku.
Kami pun beradu gulat. Aku berusaha membuatnya menjauh dengan mengayunkan pisau, namun dia berhasil menendangku duluan. Membuatku terlempar jatuh ke dalam lubang yang kubuat sendiri. Untungnya aku hanya terjatuh di sisi lubang yang belum terlalu dalam. Namun dengan kondisi kaki yang terluka, hampir tidak mungkin bagiku untuk memanjat naik.
"Lemah! Kau perlu belajar bela diri bocah." Sahut Simon penuh tawa kemenangan. Dia pun segera pergi meninggalkanku, mencoba memanjat tangga yang akan membawanya keluar dari bunker sesak ini.
Namun apa yang menantinya di atas sana tidak akan membuatnya tertawa lagi. Karena tangga itu tidak sempurna. Tangga itu hanya membawanya hingga separuh jalan dan berhenti pada tempat berpijak yang lain.
Jalan keluar itu masih jauh di atas sana, menyinari kemeja Simon dengan cahaya matahari namun terlalu tinggi dan sempit untuk bisa mencapainya.
Cahaya itu seolah sedang menggodanya, memberikan petunjuk bahwa jalan keluar ada di atas sana, tapi ketika sudah dekat, jalan keluarnya itu ternyata mustahil untuk dicapai.
"Sial! Anak itu mempermainkanku." Seru Simon kesal. Dia pun segera memutuskan untuk kembali dan mengancamku sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kids Bunker
General Fiction3 orang anak kecil bermimpi untuk membuat 'bunker'. Rumah bawah tanah yang akan melindungi seluruh penduduk desa dari bencana alam. Namun, tanpa bantuan dari orang lain? bagaimana cara mereka mencari alat dan bahannya? Hanya ada satu cara, MENCURI!