Denis dan Seira masih dalam perjalanan yang Seira nggak tau mau kemana.
"Jangan macem-macen loe Den,"kata Seira yang mulai panik.
Namun tiba-tiba Denis menghentikan motornya di salah satu studio musik.
"Loe tunggu di sini. Gue cuma bentar aja,"kata Denis."Hai Den,"sapa salah satu temen Denis.
"Hai,gue masuk dulu mau ambil gitar gue. Udah selesai kan?"tanya Denis.
"Udah masuk aja. Gitar loe ada di dalam.
Denispun masuk dan tak lama kemudian keluar membawa gitar.
"Siapa Den? Pacar loe?"tanya temen Denis yang menunjuk Seira.
Denispun hanya tersenyum.Tanpa sepatah katapun Denis langsung melajukan motornya. Tanpa dia tau betapa keselnya Seira karna dicuekin.
~¤~
Pagi harinya......
Hari-hari Seira masih dipenuhi muka cueknya Denis.
"Ini buat loe,"kata Denis sambil memberi 3 batang coklat buat Seira.
"Buat gue? Buat apa ini,"tanya Seira bingung.
"Terserah mau loe apain tuh coklat,"kata Denis langsung pergi.
Ugh!Apalagi maksud coklat ini? Kenapa Denis baik banget. Ngasih coklat nggak tanggung-tanggung langsung 3.
Tiba-tiba Denis datang lagi.
"Mau kemana loe?"tanya Seira karna Denis sudah menenteng tasnya.
"Ijinin gue ya. Gue mau bolos,"kata Denis.
"Tapi gue harus ngomong apa sama guru?"tanya Seira yang mencoba mengejar Denis.
"Ya udah kalo loe bingung loe diem aja. Guru di sini juga udah tau kalo gue nggak ada di kelas gue akan kemana,"kata Denis.
Dan Denis pun langsung pergi.
Dasar cowok aneh.
#####*Siang itu sekolah sudah mulai sunyi. Hanya beberapa anak saja yang masih belum pulang. Termasuk gue.
Gue emang lagi nungguin kak Vino yang masih rapat OSIS. Tiba-tiba ada yang masuk dalam kelas. Tampak dia sangat terburu-buru sampai tak menyadari ada Seira. Dia tampak mengobrak abrik laci meha sebelah gue.
"Loe nyariin apa sih,"tanya Seira.
"Loe liat gelang item nggak?"tanya orang itu.
"Maksud loe ini?"tanya Seira sambil menunjukkan gelang hitam yang bernamakan "DENIS".
Denis pun langsung mengambil gelang itu.
"Loe belom pulang,"tanya Denis.
"Belom. Kalo udah,gue nggak mungkin di sini. Emang gue itu loe yang tadi bolos terus siang-siang kesini lagi cuma demi sebuah gelang,"kata Seira.
"Kok loe nyolot sih,"kata Denis sedikit membentak.
"Sorry,"kata Seira terpotong karna Denis sudah menarik tangannya.
"Den,mau ngapain loe? Gue mau pulang,"kara Seira sedikit takut.
"Udah cepetan naik,"kata Denis menyuruh Seira naik ke motornya.
Seirapun segera naik sebelum Denis tambah marah. Denis pun langsung tancap gas dengan kecepatan yang cukup tinggi. Seira yang takut mau nggak mau harus mendekap pinggang Denis. Daripada nanti terbang terbawa angin.
Denis semakin jauh membawa Seira dari arah rumah Seira.
"Mau ngapain sih nih anak. Mau nyulik gue kayaknya,"batin Seira.Dan sampailah Denis dan Seira di suatu bukit.
"Udah sampai nih. Cepetan turun,"kata Denis yang mencoba melepaskan dekapan Seira yang sejak tadi masih erat.
"Loe bawa gue kemana. Loe mau nyulik gue,"kata Seira sambil turun dari motor Denis.
Dan sekalu lagi Denis tanpa permisi langsung menarik tangan Seira. Dia membawa Seira menaiki bukit dan turun menuju suatu tempat yang ternyata itu sebuah makam.
Di situ ada 2 makam yang saling berdampingan. Di sekelilingnya tampak tumbuh bunga mawar putih yang tertata rapi. Denis pun duduk bersimpuh diantara 2 makam itu. Tampak tangannya cekatan menbersihkan dan merapikan makam itu.
"Papa mama,Denis datang. Maafin Denis ya,karna udah lama nggak kesini,"kata Denis berkaca-kaca.
"Jadi ini makam papa sama mama Denis,"batin Seira.
"Kalo loe masih bertanya- tanya kenapa gue balik cuma buat gelang. Ini jawaban gue,"kata Denis.
Seira masih diam..
"Gelang itu kenangan terakhir gue sama papa mama gue. Karna itu gue nggak bisa kehilangan gelang itu. Gelang itu seperti penghubung antara gue dan mereka. Mereka ninggalin gue saat gue masih kelas 3 SMP. Kecelakan itu merenggut mereka,"kata Denis tertunduk.
Seira ikut duduk di samping Denis. Tangannya mengusap pundak, mencoba memberi semangat Denis.
"Maaf gue nggak tau,"kata Seira
Denis hanya diam. Tangannya memetik bunga mawar dan ditaruhnya di atas makam papa dan mamanya.
Tiba-tiba langit gelap dan rintik-rintik hujan mulai turun. Seira mulai panik karna Denis nggak beranjak dari duduknya. Sampai akhirnya hujan turun dengan derasnya dan baju Seira basah. Denis langsung menarik tangan Seira.Di sebuah gubuk kecil mereka berteduh. Seira melipat tangannya ke dada karna dingin. Dia tampak menggigil. Denispun langsung melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke Seira. Padahal jaketnya basah.
"Percuma Den,jaketnya basah juga,"kata Seira tersenyum.
"Oh iya ya,"kata Denis tersenyum.
Baru kali ini Seira melihat senyuman Denis. Tampak lesung pipit dikedua pipinya membuat dia tampak manis.
Untung ujannya nggak lama. Matahari perlahan menelusup masuk lewat celah-celah dedaunan.
"Udah sore. Den,kita pulang yuk,"ajak Seira.
"AYO
Mereka pun pulang. Seira masih memakai jaket Denis. Walaupun masih dingin namun sinar marahari dan senyuman Denis membuat sedikit hangat.
"Makasih Den. Mau mampir dulu,"tawar Seira.
"Nggak usah,"kata Denis.
Seira pun masuk tapi baru selangkah Denis memanggilnya.
"Ini buat loe,"kata Denis sambil memberikan 2 batang coklat.
"Ini buat apa?"tanya Seira. Namun Denis sudah berlalu pergi.
"Ugh! Dasar orang aneh. Atau jangan-jangan dia punya toko coklat ya,"batin Seira sambil senyum-senyum nggak jelas.Udah segitu dulu. Kira-kira apa arti coklat itu ya. Nggak mungkin kan dikasih cuma-cuma gitu.
Sorry pendek ya n kalo banyak typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Story
Teen Fictiongimana jadinya kalo cowok preman sekolah yang suka tawuran dan balapan tapi malah suka banget sama coklat dan bunga mawar. denis