4

483 16 0
                                    

Jangan pernah menilai orang hanya dengan penampilan saja.
Semuanya bisa di nilai dari hati.

Siang ini Seira berniat ke rumah Denis. Mencoba melupakan kata-kata Denis kemarin. Walaupun masih ada rasa takut kalo-kalo Denis marah lagi. Tapi Seira tetap maju pantang mundur.

Baru sampai depan rumah Denis. Denisnya udah keluar dengan motornya.
"Mau kemana loe Den?"tanya Seira.
"Cepetan naik,"kata Denis menarik tangan Seira.
"Mau kemana?"tanya Seira.
"Loe kesini mau ketemu gue kan? Guenya mau pergi,"kata Denis.
Seira pun memutuskan ikut dengan Denis.
Mereka pun langsung tancap gas.
Semakin lama Denis semakin menambah kecepatan motornya. Dengan ragu-ragu Denis menarik tangan Seira ke pinggangnya. Awalnya Seira kaget tapi lama-lama udah mulai santai.

Ternyata Denis membawa Seira ke studio musik,tempat dia nongkrong.
"Hei bro,"sapa Denis.
Seira pun di kenalkan pada temeb-temen Denis. Di situ ada Angga,Dony,Dika,Bryan dan Jack.
"Siapa nih Den,"kata Jack
"Gue Seira,"kata Seira
"Temen gue,"sambar Denis sebelom temen-temennya berfikir yang macem-macem.
"Temen apa temen Den?"goda Jack.
Denis hanya tersenyum.
"Ra,loe di sini dulu lah. Gue masuk bentar,"kata Denis
Seira hanya mengangguk.

"Loe beneran cuma temennya Denis?"tanya Dony.
"Kenapa Don? Loe naksir sama Seira,"tanya Dika.
"Ya siapa tau gue masih bisa daftar gitu,"canda Dony.
"Daftar jadi apa? Jadi sopir gue?"kata Seira yang membuat semuanya tertawa.
"Wah lucu juga loe Ra,"kata Dika.
"Tapi kalo loe pacarnya Denis,kami setuju kok. Udah saatnya Denis punya orang yang bisa merhatiin dia,"kata Jack yang mulai serius.
"Iya Ra. Kalo Denis punya cewek kan lumayan. Kalo jalan nggak sama kita-kita terus,"kata Bryan.
"Tapi beneran kok. Gue cuma temen Denis nggak lebih,"kata Seira.
"Ngomong-ngomong loe pernah dapat coklat belum dari Denis?"tanya Jack.
"Pernah. Emang artinya apaan sih? Gue bingung banget, masa nggak ada apa-apa dia ngasih aku coklat. Nggak tanggung-tanggung,langsung 3 batang,"kata Seira.
"Nanti suatu saat loe juga bakal tau apa artinya coklat-coklat itu,"kata Jack yang membuat Seira makin penasaran.
"Hei kalian kayaknya udah mulai akrab,"kata Denis yang baru saja keluar.
"Ternyata Seira asyik orangnya ya. Loe harus sering-sering ajak dia ke sini,"kata Dony
Denis hanya tersenyum.
"Oh iya Ra. Gimana kalo minggu depan loe ikut kita liburan ke Puncak,"kata Bryan.
"Sorry kayaknya gue nggak bisa. Kakak gue orangnya susah banget kalo ngasih ijin nginep,"kata Seira.
"Ya udah ajak aja Vino,"kata Denis.
"Jadi loe adiknya Vino,"tanya Jack.
"Loe kenal kak Vino,"tanya Seira.
"Ya jelas dong. Dia dulu sering nongkrong di sini juga. Dia sibuk sekarang katanya,"kata Jack.
"Ya udah deh. Nanti gue ngomong sama kak Vino,"kata Seira.
"Ok. Kita tunggu kabarnya,"kata Jack.

"Mau pulang sekaranf,"tanya Denis.
Seira hanya mengangguk tanda iya.
"Bro,gue pulang dulu. Kasihan Seira udah kecapean,"kata Denis.
"Ok. Hati-hati Den. Nggak usah ngebut-ngebut. Kasihan anak orang,"kata Dony.
Denis pun mengantar Seira pulang.

Hari ini Denis benar-benar beda. Nggak ada lagi muka juteknya dan nggak ada lagi kata-kata kasarnya. Dia begitu hangat di sekeliling temen-temennya. Mungkin di sana lah dia menemukan sebuah keluarga yang selama ini dia cari. Dan yang bikin Seira tak menyangka ternyata Denis udah akrab sama kak Vino. Pantas saja kak Vino nggak pernah marah kalo Seira jalan sama Denis yang notabene kak Vino tau sebagai preman sekolah.
Tak disadari tangan Seira melingkar di pinggang Denis. Dari kaca spion Seira bisa meliat Denis senyum-senyum nggak jelas.
"Udah sampai Ra,"kata Denis membuyarkan lamunan Seira.
"Den,gue minta maaf ya atas kejadian kemarin. Bukan maksud gue,"kata Seira udah turun dari motor Denis.
"Santai aja. Gue nggak apa-apa kok,"kata Denis
~~*
"Dari mana tadi sama Denis,"tanya Vino yang baru pulang.
"Habis nongkrong sama temen-temen Denis. Oh iya,kakak kenal sama Jack nggak?"tanya Seira sambil mengiringi Vino masuk rumah.
"Iya, mereka temen-temen kakak. Emang kamu tadi ketemu mereka,"tanya Vino.
"Iya tadi Seira diajak Denis ke studio musik,"kata Seira.
"Oh jadi mereka masih nongkrong di situ,"kata Vino.
"Mereka ngajakin kita ke Puncak kak. Minggu depan,"kata Seira.
"Minggu depan ya? Emang kamu mau ikut?"tanya Vino.
"Kalo kakak ngijinin sih? Makanya kakak ikut juga ya? Lagian mereka semua kan temen-temen kakak,"kata Seira.
"Ya udah kalo gitu kakak ikut,"kata Vino.
"Ok deh. Ini baru kakak yang baik,"kata Seira langsung mencium pipi Vino dan langsung pergi.
"Jangan lupa bilang sama mama ya,'teriak Vino.
"Ok. Nanti aku telfon mama,"kata Seira.
Di rumah itu mereka memang tinggal bertiga sama pembantu saja. Orang tua mereka ada di Bandung.

**seminggu kemudian
Semua anak-anak sudah ngumpul di studio musik kecuali Denis.
Kak Vino tampak keren pake motor. Ninja merahnya yang sudah lama teronggok di garasi ternyata masih tampak gagah.
"Sorry gue telat,nyari coklat dulu,"kata Denis.
"Dasar loe Den. Katanya tukang berantem tapi makanan tetep coklat,"kata Jack.
"Masalah buat loe,"kata Denis cuek.
"Ayo berangkat,"sorak Seira.
Ternyata nggak cuma Seira cewek satu-satunya. Bryan dan Jack membawa pacar mereka masing-masing.

*dalam perjalanan*
Seira berboncengan dengan Vino.
"Kakak kenal Denis sejak kapan,"tanya Seira.
"Sejak dia masih SMP. Dia tuh anaknya gaul,gampang diajakin temenan. Awalnya sih dia sering ngetest gitarnya di studio. Terus lama-lama kami akrab sama dia. Denis itu baik orangnya,"kisah Vino.
"Kalo dia baik. Kenapa waktu Seira pertama masuk sekolah kakak bilang Seira harus hati-hati sama dia,"tanya Seira.
"Ya walaupun baik,sejak kematian orang tuanya Denis jadi anak yang berantakan. Dia kadang sering tersinggung kalo ad orang yang terlalu bertanya tentang hidupnya. Jadi maksudnya kamu harus hati-hati kalo ngomong sana dia," kata Vino.
Memasuki kawasan puncak udara makin dingin. Dan Seira akhirnya terlelap. Untung dia sama Vino jadi kalo mau peluk-peluk nggak ada yang marah.

**sampai di villa Denis
Vino mulai bingung karna Seira nggak bangun-bangun.
"Kebo juga ya adek loe;"kata Denis
"Dasar loe Den. Bantuin gue Den. Gendong Seira ke dalam,susah banget bangunnya,"kata Vino.
Denis langsung membopong Seira ke dalam. Terdengar temen-temen Denis menyoraki mereka.
Mungkin karna ramai,Seira pun terbangun.
Betapa kagetnya Seira saat di terbangun ada di gendongan Denis.
"Ngapain loe Den?"tanya Seira memukul-mukul bahu Denis.
Denis pun langsung menurunkan Seira.
"Mau ngapain loe,"kata Seira membuat semua orang tertawa.
"Makanya jadi cewek jangan kebo,"kata Denis menjitak kepala Seira dan berlalu pergi.
Seira bingung dengan sikao Denis.
"Gue salah ya,"tanya Seira.
"Ya iyalah. Tadi kakak yang nyuruh Denis bawa kamu masuk. Kakak udah bangunin kamu tapi kamu nggak bangun-bangun,"kata Vino.
"Jadi aku salah ya,"tanya Seira
"Aduh,kenapa adek kakak nih lemot banget sih. Cepetan kejar Denisnya,"kata Vino.

Langsung Seira mengejar Denis.
"Den tunggu,"teriak Seira.
Denis langsung berhenti dan menatap Seira dengan muka agak marah.
"Kenapa,"bentak Denis.
"Maafin gue,"kata Seira hampir menangis. Belum pernah ada orang yang membentak dia seperti itu. Denis jadi nggak tega. Dis mendekati Seira dan menggenggam tangan Seira.
"Ikut gue,"kata Denis menarik tangan Seira.
Denis membawa Seira ke salah satu sudut villa yang banyak banget foto-foto Denis bersama orang tuanya. Di setiap sudut ruangan ini ada pot yang berisi bunga mawar. Denis membawa Seira ke tengah ruangan. Dari situ mereka bisa melihat seisi ruangan.
"Den,maafin gue. Gue tadi udah kasar sama loe,"kats Seira.
"Nggak apa-apa. Gue udah biasa kok digituin. Mungkin banyak orang melihat gue sebelah mata. Mereka cuma tau kalo gue ini berandalan,tapi sekarang loe bisa liat sendiri kan. Gue rapuh Ra. Loe jauh lebih beruntung dari gue. Gue kayak bunga mawar ini,yang bila disentuh langsung rontok,"kata Denis yang menyentuh mawar yang sudah layu.
Menahan tapi tak bisa. Air mata Seira pun jatuh.
Dia tak bisa membayangkan kalo dirinya hidup sebatang kara. Walaupun Denis dimanjakan oleh harta orang tuanya yang nggak bakal habis tujuh turunan tapi dia sangat miskin kasih sayang.
Muka Denis yang selama ini jutek saat ini malah terlihat kasihan.
"Den,loe nggak sendiri kok. Loe masih punya temen-temen yang sayang sama loe,"kata Seira mengusap pundak Denis.
Denis mulai tersenyum mendengar kata-kata Seira.
"Kita gabung sama temen-temen yuk. Nggak enak kan kalo kita berduaan aja di sini,"kata Seira.
"Loe duluan aja. Gue masih mau di sini,"kata Denis.
"Ya udah. Gue ke sana,"kata Seira.
Mungkin Seira lah selain temen-temen Denis yang tau keadaan Denis yang sebenarnya.

Menarik ya Denis orangnya. Selalu saja bikin Seira penasaran. Sampai kapan kah Seira berada dalan teka-teki hidup Denis?
Sampai sini dulu ya,maaf kalo jelek dan banyak typo.

Chocolate StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang