7

412 11 0
                                    

Rasa cinta itu hadir saat rasa itu berkembang karna terbiasa..

Saat di sekolah..
"Loe pacaran sama Denis ya?"tanya Tari yang udah lama naksir sama Denis.
"Nggak kok,kita temenan aja. Loe naksir Denis ya?"tanya Seira.
"Kok lor tau? Gimana caranya biar bisa deket sama Denis?"tanya Tari.
"Kok loe nanya ke gue,"kata Seira.
"Di sekolah ini cewek yang pernah deket sama Denis itu ya cuma kamu,"kata Tari.
"Gue nggak tau juga kayak apa caranya. Akrab kayak gitu aja,"kata Seira.
"Bantuin dong biar gue deket sama Denis,"kata Tari.
Seira tampak bingung.
"Bantuin ya Ra. Loe kan bukan pacar Denis juga. Ok ya,"kata Tari.
"Ya udah. Gue usahain deh,"kata Seira.
"Makasih Ra,"kata Tari yang tersenyum girang.

Tak lama kemudian Denis datang mengiringi bel tanda masuk.
"Nih ada titipan dari Jack,"kata Denis.
"Dimana dia nemu nih kalung?"tanya Seira.
"Jatuh di studio katanya,"kata Denis.
Seira pun mencoba memakai kalungnya sendiri tapi nggak bisa-bisa.
"Den,tolong pakein dong,"kata Seira.
"Sini. Loe hadap kesana,"kata Denis memutar badan Seira.
Denis pun memakaikan kalung Seira. Semua mata memandang mereka. Ada yang senyum-senyum sendiri,ada yang langsung bisik-bisik.
"Makasih Den,"kata Seira
Denis hanya tersenyum.

*jam istirahat.......
Denis hanya di kelas menghabiskan waktu dengan komiknya.
"Den,"panggil Seira.
"Apa?"tanya Denis tanpa menoleh sedikitpun
"Denis,"panggil Seira lagi
"Apa sih? Ngomong tinggal ngomong. Gue dengerin kok,"kata Denis.
"Loe kenal Tari kan,"tanya Seira.
"Hhmm....
"Gimana menurut loe,"tanya Seira
Denis hanya diam saja.
"Den,gimana menurut loe?"tanya Seira
"Biasa aja,"jawab Denis.
"Masa biasa aja sih. Dia kan cantik,baik lagi,"kata Seira.
"Biasa aja menurut gue,"kata Denis.
"Coba deh loe liat Den. Dia itu cantik banget loh,"kata Seira semangat.
"Kenapa sih loe,"kata Denis langsung menutup komiknya dan menghadap Seira.
"Nggak apa-apa. Cuma nanya aja. Nggak salah kan kalo gue nanya?"tanya Seira.
"Nggak sih. Tapi kayaknya loe kok maksa banget sih. Gue bilang dia itu bias aja,"kata Denis.
"Tapi kan dia cantik,"kata Seira masih semangat.
"Gue bilang dia biasa. Bukan nggak cantik. Dia biasa aja kayak cewek cantik kebanyakan. Nggak ada yang istimewa,"kata Denis.
Seira hanya mengangguk.
"Jadi cewek istimewa yang Denis maksud itu kayak apa,"batin Seira.
"Loe nggak ke kantin?"tanya Denis.
"Nggak laper,"jawab Seira.
"Ya udah. Gue cabut ya. Loe mau ikut,"kata Denis.
"Nggak. Bisa ngamuk kak Vino,"kata Seira.
"Ya udah,gue cabut ya. Pelajaran hari ini nggak ada yang rame,"kata Seira.
Denis pun pergi.
Benar saja hari ini banyak pelajaran yang kosong. Pantes aja Denis pengen cepet-cepet cabut.

*di tempat lain....
"Mas Denis udah pulang?"tanya Bi Minah.
"Udah Bi. Gurunya nggak masuk,"jawab Denis sambil masuk ke kamarnya.

Hanya sebentar saja Denis udah ganti baju. Dia pake celana panjang jeans,kaos dan tak lupa pake jaket.
"Bi,Denis pergi dulu,"pamit Denis setengah teriak.

Tujuan utama Denis setelah keluar rumah adalah pergi ke studio musik.
Tapi setelah sampai di studio musik,tampak studio itu sepi-sepi aja. Ya,iyalah sepi kan ini masih jam sekolah. Makanya kali mau bolos itu janjian dulu biar bareng-bareng.
Mondar-mandir kayak setrikaan. Jrang jreng udah kayak pengamen. Sampai-sampai yang punya studio jadi pusing ngeliatnya.
"Loe bolos Den,"tanya Benny abangnya Bryan yabg punya studio.
"Ita bang. Males,gurunya pada nggak masuk,"kata Denis.
"Bisa aja loe Den. Pake acara guru lah dijadiin alasan. Kalo emang loe males sekolah ya males aja,"kata Benny
"Wah bang Benny buka kartu,"kata Denis sambil tertawa.
Tiba-tiba ada yang datang.
"Ben,bilangin sama Jack. Dia dicariin Alex,"kata orang tadi.
"Ada urusan apa Jack sama Alex?"tanya Denis.
"Gue nggak tau. Datang sore ini di tempat bang Baron,"kata orang tadi langsung pergi.
Tak lama kemudian Jack,Bryan dan Dony datang masih dengan seragam sekolah.
"Ada urusan apa loe sama Alex,"tanya Denis pada Jack.
"Kenapa loe Den? Emang ada apaan?"Jack balik nanya.
"Tadi orangnya bang Baron kesini,"jawab Denis.
"Jadi dia ngadu sama bang Baron. Coba loe jadi gue Den,loe marah nggak kalo pacar loe digangguin sama orang,"kata Jack.
"Maksud loe,Alex gangguin Feby?"tanya Denis.
"Iya,gue nggak marah kalo feby nggak nangis di hadapan gue. Dia minta ketemuan dimana,"kata Jack.
"Di tempat bang Baron,"kata Denis.
"Ya udah gue cabut,"kata Jack.
"Gue ikut loe,'kata Denis langsung mengikuti Jack.

**
Jack udah tumbang dihajar Alex. Sedangkan anak buah Alex udah habis sama Denis.
"Gue emang nggak ada urusan sama loe. Tapi karna loe udah ikut campur dengan urusan gue. Jangan harap loe bisa pulang malam ini,"kata Alex langsung memukul Denis tapi Denis bisa menghindar.
Denis pun membalas,dengan sekali tinju Alex langsung tersungkur.
Denis pun langsung membawa Jack pergi dari situ. Bukan nggak mau menghabisi Alex. Tapi ini tempatnya Alex. Bisa habis Denis di sini.
Setelah memastikan Jack aman di studio musik Denis langsung pulang. Walaupun hari-hari bolos tapi Denis jarang pulang larut malam. Kasian nanti Bi Minah khawatir. Maklum,hanya Bi Minah lah yang dimiliki Denis.

Tiba-tiba ada sebuah motor yang melaju di samping Denis.
Tetes-tetes darah menitik di lantai. Denis langsung terkapar di sofa.
"Mas Denis kenapa?"tanya Bi Minah khawatir melihat darah di lantai.
"Nggak apa-apa Bi,"kata Denis sambil meringis kesakitan.
"Perutnya kenapa?"tanya Bi Minah membuka tangan Denis yang sudah berlumuran darah.
"Astaga,kenapa perutnya? Mas Denis habis berantem ya? Bibi panggil dokter dulu,"kata Bi Minah beranjak pergi namun tangannya dipegang Denis.
"Nggak usah Bi. Nanti dokter curiga,"kata Denis.
"Ya udah,bibi ambil obat dulu ya,"kata Bi Minah.

Diam-diam Bi Minah menelfon Seira.
"Hallo Bi. Ada apa?"tanya Seira.
"Non Seira ke rumah ya,"kata Bi Minah.
"Ada apa dengan Denis Bi,"tanya Seira.
"Perut mas Denis kegores non. Dia nggak mau bibi panggilin dokter,"kata Bi Minah.
"Ya sudah. Seira kesana,"kata Seira menutup telfon.
Untung kak Vino belom pulang dari rumah temannya. Jadi Seira nggak pusing-pusing cari alasan.

Bi Minah membantu Denis membersihkan lukanya.
"Denis,"panggil seseorang. Dan ternyata orang itu Seira.
Denis tampak kebingungan dengan kedatangan Seira.
"Maaf mas,bibi yang manggil non Seira,"kata Bi Minah.
"Sini bi,biar Seira yang ngobatin,"kata Seira langsung duduk di samping Denis.
Denis hanya diam saja. Mukanya tanpa ekspresi. Dia tak menunjukkan sikap senang atau sedih. Hanya kosong.
Tak mau mengulangi kejadian yang dulu,Seira hanya diam. Di benaknya sebenarnya ada banyak pertanyaan tapi rapat-rapat akan disimpannya.
"Vino nggak marah loe kesini,"tanya Denis yang akhirnya buka suara.
"Kak Vino belom pulang,"kata Seira.
"Ya udah,gue anterin pulang yuk,"kata Denis
"Nggak usah. Gue naik taksi aja. Lagian loe kan lagi kayak gitu. Loe istirahat aja,biar cepet sembuh,"kata Seira
"Nggak. Gue anter loe,"kata Denis sambil berdiri.
"Aawwww.....,"keluh Denis yang langsung terbaring lagi.
"Udah deh nggak usah dipaksa. Gue bisa pulang sendiri,"kata Seira mengemasi tasnya tapi tangan Denis menahan dan terus menggenggamnya.
"Tunggu gue bentar. Gue anter loe pulang,"kata Denis tanpa melepas genggamannya.
"Tapi Den,"kata Seira terpotong karna Denis udah memejamkan matanya. Tapi tangannya masih saja menggenggam tangan Seira kuat.
Seira hanya diam sambil sesekali mengusap keringat Denis yang kini bertelanjang dada.

15 menit....
Denis membuka matanya.
"Gue anter loe pulang,'kata Denis sambil bangun.
Awalnya Seira khawatir dengan keadaan Denis tapi ternyata Denis langsung bisa berdiri.
Denis langsung memakai kemeja tanpa dikancing.
"Bi,Denis anter Seira pulang ya,"kata Denis
"Tapi mas Denis udah nggak apa-apa?"tanya Bi Minah
"Nggak kok. Lagian ada Seira juga,"kata Denis.
Denis pun mengantar Seira walaupun lukanya masih basah. Denis takut ada apa-apa sama Seira.

Sesampai rumah Seira. Seira langsung masuk ke kamar. Ternyata Vino sudah menunggu Seira di kamarnya.
"Kak Vino ngapain di sini?"tanya Seira.
"Dari mana saja kamu tengah malam begini baru pulang. Nggak ada mama papa jangan kira kakak nggak ngawasin kamu ya,"kata Vino
"Maaf kak,"kata Seira
"Jalan sama Denis? Kakak nggak ngelarang kamu deket sama Denis. Tapi kakak nggak mau kamu kayak Denis,"kata Vino
"Apa maksud kakak? Seira cuma habis dari rumah Denis. Denis sakit,"kata Seira langsung keluar kamar dan tidur di kamar tamu.

*VINO POV
Ra,bukan kakak mau ngelarang kamu deket sama Denis. Tapi kakak takut ada apa-apa sama kamu. Kamu belom tau kehidupan Denis yang keras. Kamu sekarang baru tau temen-temen Denis belum rival-rivalnya Denis. Dunia Denis berbeda dengan dunia kamu,Ra..

Udah ya....segini dulu.
Maaf lah kalo nggak bagus ceritanya dan banyak typo

Chocolate StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang