Temen itu nggak baik, menurut orang. Belom tentu nggak baik buat kita....
Seira dan teman-teman barunya masih stay di Puncak.
Malam harinya mereka mengadakan pesta barbeque. Denis duduk di bangku di pinggir kolam renang sambil memetik gitarnya. Sesekali petikannya diiringi dengan nyanyian. Denis memang lebih suka main gitar daripada harus nyanyi. Padahal suaranya lumayan bagus.
Seira pun mendekati Denis.
"Suara loe bagus Den,"kata Seira duduk di dekat Denis.
Denis hanya tersenyum dan meneruskan permainan gitarnya.
"Den,"panggil Seira ragu-ragu.
"Hmm...ada apa,"tanya Denis.
"Boleh nggak gue jadi temen loe?"tanya Seira membuat Denis ketawa.
"Kenapa loe ketawa. Emang ada yang aneh?"tanya Seira.
"Emang selama ini kita musuhan? Kalo gue nggak nganggep loe temen,ngapain gue ngajak loe jalan kesana kemari,"kata Denis.
"Kan gue nggak tau,"kata Seira polos.
"Seira.....Seira emang bener ya kata Vino kalo loe itu polos banget orangnya,"kata Denis tersenyum.
"Dasar kak Vino ember banget mulutnya. Eits..tapi jangan salah ya. Loe belom kenal aja gue aslinya kayak apa,"kata Seira bangga.
"Kayak apa sih aslinya?"kata Denis yang menatap Seira serius tapi setelah itu dia tertawa,membuat Seira kaget."Denis Seira kita masuk duluan ya. Dingin nih,"teriak Dika yang langsung masuk diikuti yang lainnya.
"Loe nggak ikutan masuk? Nanti kedinginan lho;"kata Denis.
"Loe sendiri nggak masuk juga,"tanya Seira
"Nanti aja. Gue masih mau di sini,"kata Denis
"Ya udah. Gue juga masih mau di sini,"kata Seira.
Seira tetap nggak mau masuk padahal kakinya sudah dingin. Ditambah lagi dia nggak pake jaket.
Seira mulai bersin-bersin.
"Kan udah gue bilang,loe masuk aja. Ini dingin lho Ra,"kata Denis sambil memberikan selimut yang sejak tadi dibawanya.
"Tapi gue nggak apa-apa kok Den,"kata Seira yang udah menutup seluruh tubuhnya pake selimut Denis.
"Udah deh nggak usah keras kepala. Gue nggak mau kakak loe ngamuk-ngamuk gara-gara loe sakit. Ayo cepetan masuk,"kata Denis merangkul Seira.Seira POV
Kenapa sih Den,loe perhatian banget sama gue? Apa ini sisi lain dari diri loe yang liar? Denis yang baik,perhatian dan lembut. Disaat loe seperti ini mungkin nggak akan ada orang yang percaya kalo ini benar-benar Denis. Gue suka sisi diri loe yang kayak gini Den.
"Woi..ngalamun aja sih. Gue ke kamar duluan ya. Pake aja tuh selimutnya,"kata Denis.
Denis langsung pergi. Seira hanya senyum-senyum nggak jelas dan langsung masuk ke kamar.##**pagi harinya
Yang lain masih pada tidur. Seira yang udah bangun pun hanya duduk-duduk di teras depan sambil menikmati suasana pagi yang nggak pernah ditemui di Jakarta.
"Mau kemana Den?"tanya Seira yang melihat Denis menenteng sepeda.
"Mau ke kebun teh. Loe mau ikut?"tanya Denis.
"Ikut dong,"kata Seira yang langsung mengambil sepeda di garasi.Mereka pun bersepada berdua ke kebun teh. Udara pagi yabg sejuk langsung masuk ke sela-sela tulang rusuk mereka.
"Suka tempat ini,"tanya Denis.
"Suka. Gue inget masa kecil. Gue dulu sempat tinggal di Bandung,"kata Seira.
"Ini tempat favorit gue sama papa mama,"kata Denis yang raut mukanya berubah sedih.
Seira hanya diam seolah mengerti apa yang dirasakan Denis.
"Udah yuk Den,kita pulang. Gue laper nih,"ajak Seira.
Mereka pun pulang ke villa karna teman-teman mereka sudah menunggu."Dari mana saja kalian,"tanya Vino
"Sorry kak. Tadi jalan-jalan,"kata Seira.
"Ya udah kalian mandi . Habis makan kita akan pulang ke Jakarta,"kata Bryan.Mereka pun siap-siap pulang
"Ra, kamu bareng Denis aja ya. Kakak nggak langsung pulang ke rumah. Den,adek gue ikut loe ya,"tanya Vino.
"Adek loe mau nggak?"tanya Denis.
"Gimana Ra?"tanya Vino.
"Ya udah deh. Daripada gue nggak pulang,"kata Seira
"Jadi terpaksa nih,"kata Denis.
"Nggak kok. Jangan marah dong,"kata Seira.Seira pun pulang bareng Denis.
"Den, gue pegangan dipinggang loe ya?"tanya Seira.
"Pegangan ya tinggal pegangan. Tumben loe pake minta ijin,biasanya juga nggak,"kata Denis.
"Siapa tau loe marah. Gue kan takut kalo loe marah,"kata Seira.
"Ya udah,sini pegangan,"kata Denis menarik tangan Seira ke pinggangnya.
"Makasih ya,"kata Seira
"Buat apa?"tanya Denis.
"Buat semuanya,"kata Seira.
"Jadi loe seneng kalo gue bentak-bentak?"kata Denis.
"Ya nggk gitu juga. Gue terima kasih buat liburannya ke Puncak. Buat sikap loe yang baik sama gue,"kata Seira.
"Udah ah. Nggak usah terima kasih terus sama gue,"kata Denis.Dari hari ke hari Seira kelihatan nyaman-nyaman aja jadi temen Denis. Mungkin cuma Seira lah selain Bi Minah yang dapat melunakkan hati Denis. Walaupun nggak jarang Denis masih suka ngamuk-ngamuk tapi setidaknya sekarang sudah ada Seira yang sering mengingatkannya..
Segini dulu ya guys. Denis udah mulai jinak sama Seira nih. Apa nanti akan ada rasa yang lain antara mereka berdua?
Liat aja nanti.....hehehehe...Makasih yang udah baca. Maaf kalo ceritanya amburadul n banyak typo. Maklum pendatang baru di wattpad. Tapi aq sudah lama suka nulis cerita..
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Story
Teen Fictiongimana jadinya kalo cowok preman sekolah yang suka tawuran dan balapan tapi malah suka banget sama coklat dan bunga mawar. denis