20

315 12 0
                                    

"Belom saatnya gue ngasih loe sebatang coklat".......

"Den,coklat itu salah satu benda yang loe suka ya,"tanya Seira.
"Menurut loe,"Denis balik nanya.
"Menurut gue,coklat itu sudah bagian dari nyawa loe,"kata Seira.
Denis hanya tersenyum.
"Loe udah mulai bisa memahami gue,"batin Denis.
"Den,kenapa sih loe misterius banget. Rasanya susah banget memasuki hati dan membaca pikiranmu.,"batin Seira.
Mereka berdua pun asyik dengan pikiran dan coklat mereka masing-masing.
"Ra,pulang sekolah jalan yuk,"kata Denis.
"Gue mau balik sama kak Vino aja,"kata Seira.
"Jadi sekarang loe nggak mau jalan lagi sama gue. Apa Vino yang ngelarang loe,"kata Denis langsung mengambil hp nya dan langsung menghubungi seseorang.

"Hallo Vino,"sapa Denis pada seseorang di seberang sana.
Mendengar nama Vino, Seira pun langsung berusaha merebut hp Denis.
"Den siniin hp nya. Ngapain loe nelfon-nelfon kak Vino,"tanya Seira berusaha merebut hp Denis tapi Denis segera mempertahankannya.
"Ra,diem dong. Gue lagi ngomong sama kakak loe nih,"kata Denis yang akhirnya berhasil memegangi tangan Seira. Awalnya Seira berontak namun setelah Denis menatap matanya, Seira pun langsung luluh dan diam.

"Vin,gue pinjam adek loe siang ini,"kata Denis.
Setelah Denis mengakhiri telfonnya Denis tampak tersenyum bahagia. Sepertinya itu pertanda dia udah berhasil meminta ijin membawa Seira jalan-jalan siang ini.
"Den,lepasin tangan gue dong. Sakit nih,"rengek Seira.
"Sakit ya? Makanya kalo ada orang lagi telfonan itu jangan diganggu,"kata Denis melepaskan tangan Seira.
"Loe sih iseng. Ngapain pake telfon-telfon kak Vino segala,"kata Seira.
"Biar gue aman bawa loe,"kata Denis tersenyum.

*****
Pulang sekolah. Bel sekolah baru saja berbunyi tapi Denis udah menarik Seira keluar. Sampai-sampai temen-temen mereka melongo melihatnya. Tapi yang namanya Denis,dia tetap cuek dengan apa yang ada di sekitar dia.
"Mau kemana kita,"tanya Denis saat mereka sudah di dalam mobil.
"Loe yang ngajak jalan. Kenapa loe malah nanya gue,"kata Seira sewot.
"Gue bingung juga. Gue cuma mau jalan sama loe. Terserah loe aja mau kemana,"kata Denis.
"Ke studio aja yuk,"kata Seira.
"Nggak ah. Di sana banyak anak-anak. Yang ada kita digangguin terus,"kata Denis yang masih fokus nyetir.
"Emang mau ngapain? Kan enak kalo rame-rame,"kata Seira.
"Pokoknya gue nggak mau kesana,"kata Denis.
"Terus maunya kemana,"tanya Seira.
"Ke rumah gue aja,gimana,"tanya Denis.
"Ngapain? Loe jangan macem-macem ya,"kata Seira
"Nggak macem-macem paling-paling satu macem aja,"kata Denis langsung dicubit pinggangnya sama Seira.
"Ke rumah gue ya,"kata Denis.
"Ya udah deh lagian udah lama gue nggak ketemu bi Minah,"kata Seira.
Denispun langsung melajukan mobilnya ke arah rumahnya.

Di rumah Denis.....
"Hai Bi Minah,"sapa Seira yang langsung menghampiri Bi Minah di dapur
"Non Seira. Sini non,bibi baru bikin kue. Non cobain ya,"kata Bi Minah langsung menyuapi Seira dengan kue yang baru mateng itu.
"Denis minta juga dong Bi. Masa Seira aja,"kata Denis manja membuat Seira tersenyum melihatnya.
"Ini mas,"kata Bi Minah menyodorkan kue kepada Denis.
"Suapin,"kata Denis yang sudah mirip dengan anak kecil.
Bi Minahpun mengambil sepotong kue dan disuapkan ke Denis namun Denis memalingkan mukanya.
"Kok Bibi sih. Seira dong,"rengek Denis membuat Seira malu.
"Nih,makan tuh kue,"kata Seira memasukkan kue dengan ukuran besar ke mulut Denis dan langsung kabur.
"Ra,awas loe,"kata Denis mencoba mengejar Seira.

Setelah membersihkan mulutnya Denis pun mendatangi Seira yang duduk sambil nonton tv. Denis pun langsung menarik tangan Seira.
"Den,mau kemana sih. Jangan tarik-tarik dong,sakit nih,"kata Seira
Namun Denis hanya tersenyum dan terus menarik Seira semakin ke dalam bagian rumah tersebut. Ada sedikit ketakutan di hati Seira. Kalo-kalo Denis bakal membalas kejahilannya tadi. Seira takut kalo Denis macem-macem.
"Den,mau kem....,"kata Seira terpotong karna di depannya kini ada hamparan pohon-pohon mawar dengan bunga-bunga mawar yang merekah.
"Den,ini,"kata Seira tak bisa berkata-kata lagi.
"Ini koleksi mawar-mawar gue. Loe suka,"tanya Denis sambil mengajak Seira duduk di tengah taman itu.
"Suka. Ini taman paling bagus yang pernah gue liat. Ini semua loe yang bikin,"tanya Seira.
"Nggak. Ini dulu mama yang buat. Setelah mama nggak ada sekarang gue yang ngerawat ini semua,"kata Denis.
"Emang loe bisa,"tanya Seira ragu.
"Bisa loe liat sendiri keadaannya dan kalo loe masih nggak percaya. Loe bisa nanya ke Bi Minah,"kata Denis
"Iya deh. Gue percaya. Den,gue minta setangkai ya mawarnya,"kata Seira memetik setangkai mawar putih.
"Awwwww......,"teriak Seira karna jarinya tertusuk duri mawar.
Denis pun langsung memegang tangan Seira dan menghisap darah yang keluar dari jari Seira.
"Sakit?"tanya Denis.
Seira hanya mengangguk.
"Ya udah kita ke dalam. Kita obatin lukanya,"kata Denis.
Dengan cekatan Denis mengobati luka Seira.
"Masih sakit,"tanya Denis.
"Nggak. Udah nggak sakit lagi kok,"kata Seira.
"Nih bunga mawarnya,sekarang sudah nggak ada durinya,"kata Denis memberikan setangkai mawar putih yang ada titik-titik darahnya.
"Makasih,"kata Seira menghirup aroma mawar itu.

Pada saat seperti ini Denis memang terlihat sangat berbeda. Di balik sikapnya yang keras dan liar ternyata hati Denis selembut bunga mawar dan semanis coklat.

"Kok ngelamun sih. Udah sore,loe masih mau di sini sama gue atau mau pulang,"kata Denis membuyarkan lamunan Seira.
"Pulang dong,"kata Seira.
"Ya udah ayo kalo mau pulang,"kata Denis sambil merangkul pundak Seira yang sudah berdiri.
Awalnya Seira risih apalagi Bi Minah ngeliatinnya pake senyum-senyum nggak jelas gitu
Denis pun langsung memasukkan Seira ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya.
Sepanjang jalan Seira terus saja memandangi mawar yang sudah melukainya hari ini. Sesekali dia menghirup aroma wangi itu dan senyum pun merekah dari bibirnya.
"Jangan senyum-senyum sendiri dong Ra. Gue takut nih,"kata Denis cekikikan.
"Maksud loe,"tanya Seira.
"Takut. Jangan-jangan loe udah gila,"kata Denis tersenyum.
Seira hanya memanyunkan bibirnya dan kembali memandangi mawarnya.
"Gue udah gila gara-gara loe Den,"batin Seira

"Gue bakal simpan mawar ini,"kata Seira tiba-tiba setelah sampai di depan rumahnya.
"Ngapain? Kalo loe mau loe boleh ambil lagi kok,"kata Denis.
"Bunga mawar emang banyak tapi nggak ada yang ada titik darah gue. Jadi mawar ini berarti buat gue,"kata Seira
"Ya udah,terserah loe aja. Sana turun,nanti di cari Vino. Gue lagi yang disalahin,"kata Denis.
"Ya udah gue turun. Makasih untuk semuanya,"kata Seira.
"Iya,"kata Denis dan berlalu pergi.

"Karna ini mawar pertama yang loe kasih buat gue,"batin Seira kembali menghirup aroma mawarnya.



Nahlo!!!!!!!
Kayaknya Seira sudah ada something nih.
Nggak nyangka Denis punya taman mawar. Mungkin nggak akan ada anak yang liar kayak Denis gitu tapi ngefans banget sama bunga mawar.....

Makasih yang udah baca,yang udah vote,yang terus dukung aku pokoknya.
Maaf kalo jelek ceritanya n banyak typo.

Chocolate StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang