Part 1-3

157 4 0
                                    

"Hi, molly.."aku melambaikan tangan kearah molly. Mollypun berjalan kearahku.
"Dania, aku sudah mencarimu kemana mana . ternyata kau disini. Seperti gadis korek api yang malang sungguh. Kau berjalan tanpa tujuan? Apa yang sedang kau cari?" tanya molly yang kulihat dia seperti ingin mati karena hipotermia.
"Tidak ada, hanya aku sedang menikmati keindahan salju yang terus turun. Ku fikir salju tahun ini adalah salju terdingin yang pernah turun di new york."
"Kurasa ... Begitu! Dania haruskah kita pergi hanya untuk meminum sebuah kopi dikafe untuk menghangatkan badan." sekali lagi molly bertanya padaku. Aku yakin saat ini molly pasti merasakan lapar yang berlebihan bagaimana tidak postur tubuh molly yang tidak beda jauh dari jerrmy pasti membutuhkan lebih banyak makanan "Oh .. Baiklah molly jika kau memaksaku."

Akupun berjalan kembali ketempat lokasi syuting, kulihat beberapa crew sedang sibuk merapihkan semuanya.sedangkan jerrmy Kulihat dia sedang bersiap siap melakukan wawancara dengan salah satu televisi di new york, untuk melihat beberapa kegiatan dalam pembuatan film.
Akupun berjalan kearah jerrmy.

"Jerrmy, aku minta maaf mengganggumu. Aku harus pergi, dan aku sangat bahagia bisa bergabung dengan tim pembuatan film ini, kurasa aku akan merasa sedih berpisah dengan kalian." aku memulai pembicaraan, kurasa kali ini aku benar benar sedih.sedih karena mungkin aku tidak bisa bertemu wily janskey lagi,atau bahkan tidak bisa lagi berbincang dengan beberapa crew pembuatan film ini.

"Oh dania , akupun merasakan apa yang kau rasakan. Bulan bulan terakhir ini adalah yang terindah , terlibat dalam pembuatan film ini bersamamu , dan wily. Artis dan aktor yang bisa dibilang nomer satu di new york" nada suara jerrmy tak menentu. Raut wajahnya benar benar menggambarkan apa yang dia rasakan.

"Aku tau itu," aku memaksakan seulas senyuman berharap jerrmy sedikit terhibur melihat aku tersenyum.
"Film ini selesai mungkin lima bulan lagi sebelum ditayangkan, kuharap kau tetap menghubungiku dengan bertanya tentang keadaanku." kurasa perasaan jerrmy lebih baik.
"Tentu saja, jerrmy kurasa molly sudah menungguku dimobil aku harus pergi." suaraku mulai tidak menentu , salju semakin banyak membuatku hipotermia sementara.
"Ya tentu saja, bolehkah aku memelukmu sekali lagi dania, sebelum kita sulit untuk bertemu."
"Tentu jerrmy.aku akan merindukan semua ini" akupun memeluk laki laki itu. Sungguh aku merasa jerrmy seperti ayahku. Dad? aku sudah lupa betapa hangatnya sentuhan darinya. Sudah lebih dari sembilan tahun dia pergi meninggalkanku dan mom yang menikah lagi dengan teman dekatnya . Saat aku mengingat bagaimana kematian itu terjadi begitu saja ada rasa sakit yang kurasa.

*suara clacsound mobil*
Jerrmy melepaskan pelukannya dariku.
"Oh dania. Kurasa kau harus pergi sekarang. Molly menunggumu." jerrmy menunjuk mobil miliku
"Kurasa begitu ." akupun berjalan kearah mobil ,tak butuh waktu lama aku sudah masuk kedalam mobil. Aku dan molly menuju sebuah kafe kopi dipinggiran kota new york.

****

Kami berhenti disebuah kafe yang tidak cukup besar, cukup nyaman kurasa begitu karena salju terlalu banyak turun tidakk banyak orang orang yang keluar rumah.

Seorang waitress mengahmpiriku dan molly.
Aku dan molly memesan dua kopi cappucino panas. ya kami terkadang memiliki selera yang sama.
"Kau tau dania , berita tentang berakhirnya hubungan kau dan bloom sudah tersebar.?" molly memulai percakapan.
"Sudahlah, aku merasa putus asa saat mendengar nama "bloom" dihidupku"
"Ku harap dia menyesal meninggalkan wanita seperti kau dania"
"Kuharap begitu," pelayan mengahampiri meja aku dan molly.

"Terima kasih.." molly seakan tak sabar untuk meminum caappucinonya.
waitress itu mengeluarkan kertas dan sebuah bolpoin.
"Permisi jika kau tidak keberatan bisakah kau memberikanku sebuah tanda tangan"
Kata Waitress itu dengan penuh harap.
"Tentu saja" aku langsung mengambil kertas dan bolpoinnya. Lalu memberikan tanda tanganku diatas kertas itu.
"Terima kasih dania , kau baik sekali.kau tau aku adalah salah satu fansmu"
"Oh ya? Terima kasih sebelumnya. Senang bertemu denganmu."aku tersenyum padanya.
"Terima kasih sekali lagi" waitress itu lalu beranjak pergi.

Love (why so difficult)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang