Part 5-3

54 3 0
                                    

Lalu salju yang turun dan terpaan angin dimusim dingin menghentikan segalanya. Aku menatap bloom sekali lagi, wajahnya lebih baik dari pada sebelumnya. Aku membalas senyum yang dipaksakan dari bibirnya.

Aku membalikan badan sambil membenarkan posisi tas selempang hitam yang kugantungkan dipundakku.

"Jaga diri baik -baik, " aku menepuk pundak bloom,dia terlihat lebih terpukul dari pada yang aku bayangkan.
Aku berjalan dengan langkah kaki yang begitu berat ,ingin rasanya berbalik badan untuk melihat wajah yang dahulu begitu ceria saat menghabiskan waktu bersama.

***
Satu jam perjalanan
Aku telah sampai di air port. Aku harus menggunakan kaca mata hitam kali ini , aku tak ingin kembali ke new york dengan keadaan menyedihkan seperti ini.

Setengah jam menunggu penerbangan , akhirnya penantianku tak sia sia. Pramugari menerima boardingpast miliku,
Dia tersenyum lalu menyambutku dengan baik. Memberikan posisi tempat duduk yang nyaman.

Ketika kau harus meninggalkan tempat yang pernah kau kunjungi , jadikanlah tempat itu sebuah kenangan yang akan selalu kau ingat.
Begitulah dad berkata saat aku masih kecil.

London kau akan menjadi saksi dimana aku dan bloom mengakhiri kebersamaan.
Aku memejamkan mata. Lagi aku meneteskan air mata.

***
Tidak ada badai salju , tak ada yang istimewa selama perjalanan. Justru aku merasakan kaku diseluruh tubuhku.

Ahh... akhirnya aku harus kembali ke new york.
Aku menghirup udara new york setelah sebulan lebih tak merasakannya. Aku merindukan new york. Oh tidak, bukan hanya kota ini tetapi molly, para penggemarku dan entah apa aku salah dengan perasaan ini, tetapi ada satu orang lagi . ya, dia adalah wily janskey.

Aku berjalan keluar , terlihat puluhan paparazi memenuhi bandara. Sesekali sorotan kamera digital membuat mataku yang ditutipi kaca mata masih merasakan silaunya.

Aku masih berjalan , lalu berhenti hanya melambaikan tangan. Tetapi paparazi itu tidak ingin melepaskan kesempatan itu, mereka mengajukan pertanyaan yang sulit kujawab satu persatu.

"Dania bagaimana, liburan yang kau jalani?" seorang paparazi wanita bertanya padaku.
"Cukup menyenangkan, aku berkumpul bersama keluargaku. Menghabiskan waktu liburan, setelah lama mengejar karir."
Paparazi yang lain mulai mengajukan pertanyaan lagi, kali ini seorang lelaki yang memiliki rambut cukup panjang berwarna pirang.
"Bagaimana hubungan kau dengan model tampang bloom?"
Aku terdiam sejenak , entah mulai dari mana aku bercerita. Apakah aku harusengatakan bahwa dia sekarang menjadi tunangan adikku? Tidak itu akan menggencarkan seluruh dunia. Apa aku harus mengatakan bahwa kami masih saling memiliki perasaan?itu adalah sebuah jawaban yang sangat salah.

Lamunanku terhenti saat seorang keamanan tidak sengaja mendorong tubuhku pelan.

"Ah, ya .. Hubungan kami memang telah berakhir dan kami memutuskan berteman dan juga ... Aku sedang sibuk film yang besok ditayangkan, jangan lupa akan film terbaruku bersama willy janskey."

Semakin ramai dan suasana tak terkendali akhirnya aku memutuskan mengakhiri wawancara dan masuk kedalam mobil yang sejak tadi molly sudah berada didalamnya, aku melambai kearah mereka sedangkan supir mobilku langsung menginjak gas mobil dengan kencangnya. Meninggalkan semua paparazi dan camera yang menyala.







Love (why so difficult)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang