part3-2

70 4 0
                                    

Tiba tiba ponselku berdering .
Ahh.siapa lagi ini? Akupun mendengus kesal. Nama jermy ada dilayar ,akupun buru buru menjawab panggilannya.

"Hi nak," suara jerrmy terdengar lebih bahagia dari yang terakhir kami bertemu.
"Hi,jerrmy."
"Kau di london?"
"Ah, ya, jerrmy seharusnya aku memberi tahumu, maafkan aku soal itu."
"Sejujurnya aku kecewa denganmu, tapi sudahlah. Kau ingat tayangan pertama film mu dan wily janskey bukan?"
"Aku ingat .Aku akan kembali ke new york sebelum film pertama ditayangkan."
"Baguslah, sebenarnya aku sudah diberitahu oleh molly, tapi sebaiknya aku bicara langsung denganmu."
"Ah ya, aku mengerti."
"Bagaimana London? Apakah menyenangkan?"
"Ah, tidak juga . terasa lebih menyakitkan ketika musim dingin jerrmy."
"Aku tau dania. Aku juga turut sedih , atas berakhirnya hubungan kau dan bloom."
"Kau rupanya sudah tau," akupun menghempaskan tubuhku dikasur.
"Beberapa minggu terakhir ini kau menjadi topik utama berita celebrity new york."
"Benarkah? Untungnya aku melarikan diri jerrmy."
Terdengar suara jerrmy tertawa dari ponselku.
"Kau fikir ini lucu?"
"Maafkan aku dania , kata katamu seperti seorang pencuri yang melarikan diri setelah bersalah."
"Kau ini..."
"Baiklah, kuharap kau kembali ke new york secepatnya. Karena kurasa semua orang merindukanmu. Termasuk aku,molly,fansmu dan wily."
"Apa? Willy ? Bagaimana bisa kau tau?"
"Beberapa hari yang lalu saat aku melihat beberpa gambar syuting aku sangat menyukai adegan saat kau dan wily berciuman."

Aku baru ingat ada adegan dimana aku dan wily harus beracting sebagai sepasang kekasih yang sedang berciuman. Hari itu cukup dingin salju new york terus turun hingga menutup jalan.
Aku merasa grogi karena sebelumnya aku belum mengenal wily janskey secara pribadi. Dan pada hari itu aku harus berciuman dengan lelaki yang memiliki mata biru itu, sungguh dia sangat tampan. Tubuhnya, selalu terasa hangat saat didekapannya.

Waktu itu aku berjalan kekanan dan kekiri sambil menggigit jari telunjukku dan molly
Sepertinya senang saat aku tersiksa.

"Kau lucu sekali dania , wajahmu."
"Diamlah molly , kau tau aku sedang panik."
"Aku tau itu, tapi sebelumnya kau sudah berciuman dengan beberapa actor apa yang membuatmu bingung"
"Entahlah.." aku ingat seberapa groginya aku saat itu . dan tiba -tiba wily janskey menghampiriku . mollypun langsung beranjak pergi saat wily datang.

"Kuharap aku tidak mengganggumu dan molly."
"Tidak,,, sungguh."
"Kau dengar kita dikisahkan sebagai kekasih di film ini. Kuharap kau mengerti dania."mata wily menatapku tajam kali ini dia benar benar terlihat serius dengan ucapannya.
"Aku tau soal itu" aku menunduk rasanya tidak nyaman ditatap sedalam itu oleh wily janskey. Semua orang terlihat sangat sibuk , bahkan tidak ada yang memperhatikan aku dan wily.
"Sebelumnya aku minta maaf, aku harus menciumu." akupun seperti tersedak mendengar kata kata wily janskey yang benar benar terlihat tulus meminta maaf.
"Oh god, aku tau. Ini hanya profesionalitas saja dalam bekerja." aku tak mengerti saat aku dekat dengan wily janskey jantungku rasanya berdebar melewati batas normal.
"Ya ,kau benar. Itulah yang kumaksud." aku melihat wajahnya dia tertawa dengan lepasnya. Wily janskey kau sangat tampan saat tertawa.

Saat itu jerrmy memanggil aku dan wily janskey untuk tack..
Saat kamera merekam wily dan aku dimulai. Jantungku terus berdebar dengan kencang ,seakan aku lupa bahwa ada bloom sebagai kekasihku, dulu.

Wily janskey memulai pembicaraan. Dia selalu terlihat tulus saat mengatakan bahwa dia mencintaiku saat kamera merekam kami.
Dia menunduk mendekatkan palanya , kali ini jarak antara kami sangat dekat. Aku tidak mengerti mengapa ini terlihat seperti sepasang kekasih sungguhan.
Dia mendekat dan menciumku dan aku membalas ciumannya.

Saat jermy berkata cut kisah kamipun terhenti. Dingin salju new york seperti tidak terasa dingin karena suhu tubuhku yang tiba tiba terasa panas. Dan jerrmy yang bertepuk tangan dengan gembiranya.
Sedangkan wily melepaskan tangannya yang sejak tadi menggenggam tanganku.

Untuk beberapa menit , kami terlihat canggung satu sama lain.

"Dania.." suara jerrmy terdengar membuat lamunanku tentang kejadian waktu itu seketika hilang.
"Ah, ya. Kuharap film kita akan sukses."
"Ya baiklah , akhir januari film itu ditayangka kuharap kau sudah kembali dari london.akan kututup telpon nya kuharap kau bahagia di london."
"Thanks jerrmy. Aku akan kembali secepatnya." panggilan pun terputus.

Aku tersenyum sendiri mengingat kata kata jerrmy bahwa wily merindukanku. Kuharap dia mencintaiku bukan hanya di depan kamera tetapi didunia sungguhan.

Love (why so difficult)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang