part 4-3

62 3 0
                                    

Aku berlari melewati gerbang hitam rumah besar itu aku berlari dan menaiki sebuah taksi yang berhenti dihadapanku saat aku didepan gerbang.

Sebelum aku menaiki taksi ,Sekali lagi aku memandangi rumah mr.george, terlihat pesta yang cukup meriah didalamnya. Aku menarik nafas lagi, mencoba menenangkan diri.Dan masuk kedalam taksi. Tidak ada tanda bahwa bloom mengejarku.

"Jalan sir..."
"Kemana ? Nona?"
"Entahlah , tempat apa yang paling terbaik di london untuk sendiri?" nada suaraku tak menententu ,dan aku bertanya pada seorang supir taksi yang memiliki jenggot tebal berwarna coklat. Usianya kukira sekita empat puluh tahun lebih, kulitnya berwarna putih seperti orang asli inggris, bukan warga keturunan. warna matanya abu abu gelap. Tubuhnya yang kurus membuat shitbeld yang digunakan terasa sangat menekan tubuhnya.

"Kau baik -baik saja nona?" supir itu melihatku dari kaca mobil penunjuk jalan yang berada diatas kepala.

"Kurasa tidak cukup baik,entahlah" aku menghapus lagi air mata yang rasanya terus membasahi pipiku.
"Kulihat kau terlalu cantik untuk menangis nona, dengan gaun yang kau pakai dan tatanan rambutmu. Kurasa kau lebih cocok untuk pergi kepesta."
"Kau benar."

Aku jadi teringatnya bagaimana pesta dirumah mr.george begitu meriah. Banyak tamu yang meminum wine dengan beberapa makanan yang tersusun cantik dan siapapun yang melihatnya kurasa tidak sabar untuk memakannya. Tidak lupa ada bunga bunga segar tersusun diatas meja.

Dan aku teringat oleh laki laki itu, bloom kali ini aku memejamkan mata dan air mataku membasahi pipiku lagi.
Bagaimana bisa kau, menjadi tunangan adiku mengapa dunia terasa begitu sempit.

Aku membuka mataku. Kuulihat sepanjang jalan banyak sekali pohon cemara yang tertutup salju seperti pohon kapas dan diberi hiasan perayaan natal.

"Nona ,kita ingin pergi kemana?"
"Westminster bridge road.sir?"
"Baiklah.itu pilihan bagus ditahun baru ini nona,"
"Mengapa?"
"Karena , setiap tahun baru seluruh warga london merayakannya disana. Mereka menyambut tahun baru dengan bunyi lonceng yang berada didalam menara raksasa tepat jam 12:00"
"Oh,begitu.."
"Kau pernah melihat seberapa lonceng besar lonceng itu.."
"Pernah sekitar tahun 2000 , karena aku adalah orang asli inggris."
Benar dugaanku bahwa dia adalah orang asli inggria bukan warga campuran.
"Aku ingin melihatnya." perlahan rasa sedihku menghilang, mungkin karena pembicaraan ini. Membuat perasaanku lebih baik dari sebelumnya.

Laki laki itu menghembuskan nafas saat mendengar perkataanku.
"Kau tau nona , tidak semua orang dapat masuk kedalam. Itu tidak dibuka untuk umum atauoun turis mancanegara."
"Sayang sekali." aku bersandar pada bangku merilekskan diri disana.

"Kau lihat itu dia big ben.. Yang menjadi lanmark dan ikon kota london."
"Woow... Aku takjub sejenak. Sejujurnya aku belom pernah melihat bigben, walaupun aku beberapa kali keinggris untuk pekerjaan tapi hanya bekerja lalu kembali ke new york tidak pernah mengelilingi untuk melihat betapa indahnya kota london dan bigben.

Supir taksi itu menghentikan mobilnya. Dan aku membayar taksi lalu turun dari mobil, taksi itu langsung pergi dengan cepatnya.
Sangat dingin disini.

Aku melihat jam tanganku , 3menit lagi pergantian tahun. Aku berjalan mendekati bangunan jam dinding raksasa itu.
Entah mengapa aku teringat saat dad berkata padaku saat umurku lima tahun bahwa ada sebuah bangunan dikota inggris yang sangat indah dengan nama "clock tower" dibangun pada tahun 1858. Dia berkata padaku bahwa "kalau kau melihat bangunan indah itu, mungkin kau bisa melihat betapa berharganya sebuah waktu."

"Dad, kau benar london memang indah. Bahkan saat aku melihat bangunan yang kau bilang sebagai jam raksasa ini aku akan lebih mengngat tentang bagaimana indahnya waktu.." angin berhembus cukup kencang kali ini aku merasakan seperti ada dad disini.

Aku memejamkan mata sejenak , merasakan salju yang turun dari langit membuat seluruh kota ini menjadi sedingin es dikutub utara.
Beberapa menit kemudian semua orang berlari kearah jam dinding raksasa itu, jam itu memiliki empat sisi dan dilapisi emas.

Aku melihat jam tanganku, menghitung mundur dalam hatiku..
10..
9..
8..
7..
6..
5..
4..
3..
2..
1..

Teng... Teng...Teng...
Suara jam raksasa itu berdenting. Aku mengepalkan tanganku berdoa kepada tuhan untuk tahun baru ini...
Bukan hanya aku yang melakukan hal ini seluruh warga inggris yang beradadisekitar jam raksasa itu memohon permintaan.




Love (why so difficult)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang