part 3-4

61 3 0
                                    

Kulihat jam ditanganku. Hanya tinggal 15jam sebelum pergantian tahun , aku baru saja sampai setelah membeli gaun untuk perayaan pergantian tahun dirumah mr.george. Biasanya molly yang harus melakukan ini. Tapi molly di new york.
Apa boleh buat.

Baru saja aku ingin beristirahat, suara bel berbunyi kulihat dari cctv pintu apartementku wanita cantik berambut coklat panjang dengan memakai mantel berwarna coklat berdiri didepan.
Aku berfikir sejenak siapa ini?.

Sekali lagi wanita itu menekan bel lagi.
Aku membuka pintu. Aku dibuat bertanya tanya siapa wanita ini.
"Maaf , anda mencari siapa?"
"Dania." wanita ini tiba tiba memelukku dengan erat.
Aku melepaskan pelukannya.
"Maaf anda siapa?"
"Oh, maafkan aku . kurasa aku kurang sopan.tapi kau lupa siapa aku?"
Aku berfikir sejenak memperhatiakan wanita ini dari atas sampai bawah , tidak dia bukan fansku dari new york ,wajahnya seperti orang asli london.dan kurasa dia juga bukan pelayan dengan pakaiannya yang sangat bermerek ini.
"Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?"
"Ya.." wanita itu tersenyum memperlihatkan giginya yang sangat rapi.
"Kau siapa?"
"Perkenalkan aku adalah ely wangston"
Aku terdiam sejenak , aku menampar pipiku pelan . seperti mimpi. Ahh tidak ini bukan mimpi.

"Kau benar benar ely?"
"Ya, sudah lama kita tidak bertemu ."
Wanita itu mengulurkan tangannya kearahku.akupun menyambut uluran tangannya. Masih tidak percaya , bagaimana seorang ely wangston yang begitu sombong terlihat sangat baik sekarang.

"Bolehkah aku masuk?" dia membuyarkan pikiranku.
"Tentu , silakan."
Dia memasuki apartemenku.
"Sangat indah apartemen yang kau sewa dania." dia menoleh kearahku yang berjalan dibelakangnya.
"Begitukah menurutmu?" aku bertanya kembali.
"Ya, tapi kenapa kau tidak tinggal dirumah saja." huh.. Aku tidak ingin menangis karena kata kata yang kau keluarkan lagi ely kau tak ingat waktu itu? Ocehku dalam hati.

"Tak apa , lain waktu. jika aku kelondon lagi .silakan duduk ely" aku memaksakan senyuman kali ini.
Elypun duduk di sofa berwarna merah marun.
"Kau ingin minum?"
"Tidak , terima kasih aku tidak akan lama.
Dania oh iya ,Ku harap kau sudah dengar dari mom, soal pesta tahun baru.kuharap kau datang malam ini. Kau adalah tamu istimewa nanti malam dania?"
"Ya aku sudah tau, aku akan datang.oh, iya ely ngomong ngomong bagaimana kau tau apartementku?"
"Kau adalah kakak ku bagaimana aku bisa tidak tau tentang kau, sejujurnya aku tau dari mom.." wanita itu terus melontarkan senyumnya setiap kali berbicara.

"Oh begitu rupanya." aku mengangguk tanda mengerti. Usiaku lebih dewasa dua tahun dari ely , sewajarnya memang dia harus memnaggilku kakak.. Walaupun aku tau bahwa kita berbeda ibu.

"Dan dania? ." nada suara ely berubah seperti nada menyesal.
"Ada apa ely?"
"Aku kesini sebenarnya ingin meminta maaf padamu, atas perlakuanku beberapa tahun yang lalu. Aku begitu kasar padamu dan temanmu.aku benar benar menyesal."

Aku berjalan kearahnya dan duduk disebelahnya. Aku mengambil tangan ely yang sejak tadi berada dipangkuannya.
"Lupakan masa lalu ely, aku tau mengapa kau bersikap seperti itu padaku." aku mencoba mengerti perasaan ely yang sejak kecil harus menghadapi perceraian kedua orang tuanya. Dan mendapatkan mom yang benar benar merawatnya seperti anak sendiri pasti ely takut untuk kehilangan orangvyang dia cintai untuk kedua kalinya.

Ely mengambil tangannya dari genggamnku dan memeluku dengan eratnya.

"Maafkan aku dania, aku terlalu seperti anak kecil, setelah kau kembali ke new york untuk beberapa tahun aku selalu berfikir kau tidak pernah berkunjung ke london untuk bertemu mom pasti karena aku bukan?"
"Tidak juga, karena aku sibuk bekerja"
"Aku tau kau artis , dan kaka yang baik." elypun memelukku semakin erat.
"Terimakasih jika kau sudah menerimaku san tidak membenci ely ." ely dan aku saling melepas pelukan.

Ely melihat jam tangannya.
"Dania , maafkan aku aku harus pergi. Untuk mempersiapkan perayaan nanti malam. Dan kau tau aku akan mengenalkanmu pada seseorang yang istimewa."
"Benarkah ? Aku penasaran siapa dia?"
"Tunggulah beberapa jam lagi." sekali lagi ely wengston memelukku sebelum dia pergi . dan dia melangkah keluar apartementku dan hilang seperti mom saat pintu tertutup.

Love (why so difficult)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang