PLAY ON
"Lo cukup bikin gue hampir kehilangan target gue."
Daniella hampir terlonjak ketika keluar dari kelas. Dia memang agak lambat dibanding teman-teman lainnya. Seringnya dia paling akhir dalam segala hal, termasuk keluar kelas. Dia melirik ke sisi kanan dimana sosok itu tengah bersandar sambil memandanginya. Dalam hati, Daniella merutuk.
Sejak kapan dia punya penguntit?
"Maksud lo?"
"Lo."
Daniella berhenti ditempatnya. Alisnya bertautan. Sejak kapan dia menjadi pembuat seorang Emmanuel hampir kehilangan targetnya. "Gue nggak ngerti, kenapa lo berpikir kayak gitu."
"Larasati menolak gue ajak jalan." Emmanuel memberitahu.
"Benarkah? Syukurlah, kalau memang begitu." kata Daniella sebelum melanjutkan langkahnya. Hanya saja kali ini dia berhenti. Emmanuel benar-benar berdiri didepannya. Saat berbelok ke arah kanan, cowok itu lebih dulu melakukannya. Ke kiri pun sama.
Sadar bahwa cowok itu sangat ingin menghalanginya, Daniella gusar tetapi Emmanuel tak berhenti yang ada dia malah semakin maju. Tak ada yang diperbuat Daniella selain memundurkan tubuhnya hingga punggungnya bertemu dengan dinding.
"Lo mau apa?!"
Emmanuel memajukan wajahnya hingga jarak yang tersisa diantara mereka hanya sejengkal.
"Lo takut?!"
"Gue nggak suka."
Seringai Emmanuel hadir diwajahnya. Kedua lengannya diletakkan diantara kedua sisi lengan Daniella yang mendadak mematung.
"Kalo gitu, jangan macam-macam dengan gue."
Daniella memalingkan wajahnya. Dia tak bisa terus-terusan memandang lurus, bisa-bisa bibirnya malah bersentuhan dengan cowok itu. Dan itu bisa jadi masalah besar. Daniella tak pernah berada dalam situasi semacam ini.
"Gue nggak."
"Bagus, kalo lo ngerti." Bisik Emmanuel, lantas menatap cewek itu dari atas hingga bawah. Tubuh cewek itu semakin menegang, dia tahu.
"Kenapa lo setakut itu. Semua cewek bakalan senang kalo gue perlakuin gini."
Daniella kembali mendengus. "Gue bukan cewek seperti yang lo pikirkan, lo lupa itu."
"EMMANUEL JUAN!"
Daniella dan Emmanuel sama-sama berpaling. Beberapa meter dari tempat mereka, Paris menggeleng sambil menatap keduanya. Dibelakang tubuhnya ada Sonia, dosen muda itu turut menatap ke arah yang sama dengan shock.
Emmanuel memundurkan tubuhnya dari Daniella yang akhirnya bisa mendesah lega. "Ada apa, Pak Paris?!"
"Apa yang sedang kamu lakukan disitu?! Daniella kamu tidak apa-apa?!" Paris berusaha mendekati Daniella sambil menarik tubuh gadis itu ke belakang punggungnya. Bersikap melindungi.
Sonia juga tidak tinggal diam, dia lantas berdiri di sisi Emmanuel. Dia mengetahui dari cerita beberapa dosen kalau hubungan antara Paris dan Emmanuel tidak berjalan dengan baik.
"Saya tidak apa-apa Pak." jawab Daniella melirik ke arah Emmanuel yang hanya menatapnya dan cara Paris memperlakukannya. Sebenarnya dia juga merasa tidak enak. Seperti tertangkap basah sedang melakukan hal yang salah. Dengan orang yang salah pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Enemy
AcakEmmanuel Juan adalah musuh abadi Paris. Dia akan melakukan apapun agar bisa melihat kembali luka dimata sang kakak atas kesalahan dimasa lalu keduanya. Termasuk menyeret Daniella mahasiswi idaman sang kakak ke dalam pusaran permainannya. Dia berhara...