"Bagaimana denganmu? Setelah lulus dari JHS kau langsung pergi kemana? Kenapa kau bisa kuliah disini?" Tanya Vina seraya menatap gadis di sebelahnya. "Ceritanya panjang. Aku SHS di Paris. Dan pada akhirnya aku perguruan tinggi disini. Dan, ohya! Setelah melakukan penelitian di sini, kamu akan kemana?" Tanya Cherry.
"Setelah melakukan penelitian di sini, aku akan melakukan penelitian di Alaska, dengan Arkeolog-arkeolog dari Belgia dan London." jelas Vina yang membuat Cherry mengangguk paham.
"Apa kau mau ikut?" Tanya Vina yang membuat Cherry menggeleng. "Itu mustahil bagiku." balasnya lalu menunduk sedih. Vina yakin, sebenarnya Cherry ingin keluar dari kota ini karena kota ini yang menyebabkan kedua orang tua Cherry meninggal karena kecelakaan. Gadis itu pasti ingin ikut, tapi ia harus menyelesaikan kuliahnya. "Kuliahmu 5 bulan lagi bukan?" Tanya Vina, Cherry mengangguk seraya menatap Vina dengan wajah khasnya.
"Bagaimana jika kau menyusul ku?" Vina menawarkan hal yang langsung membuat perubahan ekspresi Cherry yang berubah 180° menjadi senang.
"Ide yang bagus! Aku akan menyusulmu setelah kuliahku selesai!" Jawab Cherry dengan sangat senang, ia akhirnya tersenyum sumringah setelah sempat menjadi lesu.
Mobil abu-abu yang dinaiki kedua gadis seumuran itu berjalan melewati kawasan Belorusskaya, dan beberapa saat kemudian mulai memasuki pusat kota Moskwa. Mobil itu terus melaju ke selatan. Jalan raya yang sangat luas itu tampak sepi. Ada juga jalur yang macet. Dan akhirnya mobil itu sampai di depan apartemen.
Kedua wanita berambut pirang itu turun dan memasuki apartemen dengan bangunan bergaya Eropa yang bertingkat 24. Vina menggeret kopernya seraya berjalan mengikuti Cherry yang kini sudah sampai di depan apartemen, ia sedang membuka pintu kamar mereka. Pintu terbuka dan akhirnya kedua gadis itu masuk ke ruangan yang hangat, tentu saja tidak sedingin di luar. Keduanya melepas plato dan perlengkapan musim dingin lainnya, lalu menggantungnya dan meletakkan di tempatnya masing-masing.
Vina duduk di sofa, akhirnya ia bisa merasakan kehangatan setelah berjuang di luar sana untuk menahan dingin. Untunglah gadis itu di Moskwa hanya dua minggu, setelah itu ia akan terbang ke Alaska untuk melanjutkan penelitiannya. Di Moskwa Vina hanya ingin mencari beberapa orang yang ia butuhkan untuk penelitiannya kali ini.
"Jadi kapan kau akan bertemu profesor cantik itu?" Tanya Cherry tiba-tiba, gadis itu langsung duduk disebelah Vina dan memberikan secangkir coklat panas.
"Besok, tapi tidak tahu jam berapa. Aku belum membuat janji dengannya." Jawab Vina yang sekarang meraih remote TV dan menyalakannya. "Baiklah, besok akan aku antar dengan mobilku." balas Cherry.
"Kenapa tadi kau tidak menjemputku dengan mobilmu saja?" Tanya Vina heran.
"Aku malas menyetir. Karena ke bandara itu sangat jauh," katanya dan menatap layar TV 42 inch itu yang menampilkan siaran berita tentang beberapa kecelakaan yang terjadi akibat jalanan yang tertutup es tebal. "Ooh, seperti itu." jawabku singkat, lalu menyesap coklat panasku dengan hikmat.
***
Pagi itu, Vina bangun lebih pagi dibanding Cherry. Ia memang selalu begitu, terbiasa bangun pagi untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang menumpuk. Namun pagi ini berbeda, ia bangun pagi karena sangat bersemangat ingin bertemu dengan teman kecilnya. Ia akan bertemu siang nanti di Universitas Negeri Moskwa atau bisa disingkat MGU. Universitas paling tua dan paling besar di Rusia.
Vina pergi menuju dapur untuk membuat sarapannya sendiri. Ia tidak enak jika harus membangunkan Cherry terlebih dahulu. Ia mengambil potongan roti, lalu membuat omelet. Setelah selesai ia membawa makanan tersebut ke meja counter, ia mulai melahap makanannya dengan santai, mencoba menikmati hasil karyanya. Tak lama kemudian Cherry datang dengan piyama pink. Wajahnya masih kusam, rambut nya ia kucir kuda.
"Waw, omelet! Sudah lama aku tidak makan omelet, boleh aku mencobanya?" Pinta Cherry dengan semangat saat melihat omelet buatan Vina.
"Buat sendiri!" Teriak Vina yang membuat Cherry tidak jadi mengambil sebagian omelet Vina. Cherry memanyunkan bibirnya kesal.
"Dasar pelit!" Kata Cherry lalu berjalan menuju dapur. Vina yakin Cherry pasti akan membuat omelet juga. Vina terkekeh saat melihat wajah sahabatnya itu yang ditekuk. Mereka memang sudah 9 tahun tidak pernah bertemu, namun masih berhubungan. Mereka saling mengirim email dan pernah lost contact selama 7 tahun lamanya. Mereka satu sekolah saat Junior High School.
Orang tua mereka dulu bersahabat, mereka orang Amerika. Vina dan keluarganya sering bermigrasi karena tuntutan pekerjaan Ayahnya. Saat Vina dan Cherry lulus JHS, orang tua Vina harus pindah lagi karena tugasnya dan juga kemauan Ayahnya. Vina tidak tau Cherry pindah dan melanjutkan sekolah kemana, yang jelas terakhir kali mereka saling berkabar lewat mengirim email, adalah saat mereka berada di tahun ke 2 Senior High School.
***
Vina berjalan keluar dari apartemen dan langsung berjalan menuju parkiran. Tentu saja bersama dengan Cherry. Mereka memasuki mobil Cherry, yang langsung melaju dengan kecepatan tinggi kearah utara. Beberapa menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di MGU. Gedungnya nampak cantik dan gagah menjulang tinggi. Konon gedung MGU adalah bangunan terbesar di Moskwa. Letaknya yang berada di atas bukit Leninsky Gori membuatnya semakin nampak berwibawa.
Mobil Cherry sudah terparkir sempurna, dan mereka berdua langsung ke pelataran utama dan masuk dari bagian depan. Mereka berjalan berkeliling gedung MGU yang sangat besar sambil bertanya-tanya dimana teman Vina itu ditugaskan, dan dimana ruangan sahabat kecil Vina itu. Perlu waktu setengah jam hingga Vina dan Cherry dapat menemukan ruangan Doktor Lilian Arema. Setelah memasuki ruangan besar yang hangat dan nyaman itu, Vina langsung berteriak senang saat melihat teman cantiknya sekaligus teman SHSnya itu. Lilian Arema namanya.
Gadis yang waktu SHS sangat suka permen kapas. Gadis berambut pirang emas, yang saat SHS seperti seorang nerd. Gadis yang dulu menggunakan kacamata berbingkai pink dan behel mengerikan. Sekarang sudah berubah 180° bak seorang model Italia.
"Lili!" Pekik Vina lalu berlari dan memeluknya.
"Vinaa!" balas Lilian yang juga memeluk Vina dengan erat. Kedua gadis itu seperti bernostalgia saat pertemuan mereka dulu di sekolah menengah atas.
Setelah lama mengobrol tentang masa lalu, akhirnya Vina dan Lilian membicarakan tentang penelitian di Alaska 13 hari lagi. Tujuan Vina ke Rusia hanya untuk berbincang tentang penelitian terbesar ini. Penelitian pertama yang dilakukan di negara orang, di tempat yang katanya menyeramkan. Itulah pekerjaan Arkeolog. Meneliti hal-hal kuno yang di anggap mitos oleh kebanyakan orang. Menemukan benda kuno lalu menaksirnya. Mengartikan bahasa-bahasa dan tulisan kuno yang terdapat pada relief ataupun yang terukir di bebatuan atau tempat lainnya.
Setelah lama berbincang, akhirnya tibalah saatnya makan siang. mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke Cafetaria. Mereka berjalan melewati lorong-lorong besar, dan butuh banyak tenaga hanya untuk sampai di Cafetaria yang besar dan sangat ramai ini.
***
Pagi berikutnya. Vina bangun seperti biasa, dan langsung membuat sarapan. Ia juga membuatkan Cherry sarapan, karena ia tidak ingin dibilang pelit lagi. Ia membuka pintu kamar Cherry, terlihat Cherry masih meringkuk di atas kasur, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Vina pun menarik selimutnya, dan beberapa kali menepuk pantatnya.
"Bangun! Aku sudah buatkan sarapan untukmu. Hari ini kita harus bertemu dengan Lili jam 8, cepat bangun!" Ucap Vina dengan tipikal gadis yang cerewet. Membuat gadis pirang yang masih meringkuk di kasur itu, langsung berdiri dan berlari menuju kamar mandi. Vina tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu. Ia memilih untuk berjalan ke meja counter dan memakan sarapannya.
***
Jakarta. Rabu, 30/9/2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Creature Wolf
WerewolfMenjadi seorang Arkeolog muda yang terus melakukan penelitian. Hingga pada suatu hari, semua rekanku mati akibat sekelompok orang bermata merah dan bertaring yang menyerang perkemahan kami. Pada saat itulah, datang Serigala dengan simbol Bulan di ke...