Aku duduk berdiam di ruang tengah sambil membaca buku berjudul Werewolf ini. Seseorang duduk di sebelah ku, tapi aku tidak mempedulikannya. "Aku harus menjemput Ibu karena supir pribadi Ibu sedang sakit dan izin hari ini" ucapnya dan aku menatapnya.
"Memangnya ibumu tinggal di mana?" Tanyaku dan ia malah menghidupkan Tv, membuatku bingung karena mengapa ia tidak berdiri dan cepat cepat pergi menjemput ibunya. "Ibuku tinggal bersama sepupuku yang yatim piatu, di sebuah desa kecil di tengah hutan, tidak jauh dari pack ku ini. ia senang tinggal disana karena rumah di pinggir danau itu dulu adalah tempat keluarga ku tinggal saat liburan, dan juga karena menurutnya disana itu tidak membosankan karena mempunyai banyak teman" jawabnya lalu menatap kearah Tv. Dilihat dari samping.. ia oke juga, bulu bulu tipis yang tumbuh di rahangnya membuatnya tampak lebih tampan. tunggu dulu, apa yang kupikirkan? Jangan bodoh Vina! Dia itu jelek! Amer jauh lebih tampan darinya!
"Jadi rumah besar dan mewah ini hanya kau dan orang orang penting di pack ini saja yang meninggali?" Tanyaku lagi dan ia mengangguk. "Lalu rumah rumah penduduk di luar gerbang itu adalah rakyat atau anggota pack mu?"
"Yap betul sekali. Dan sekarang aku harus berangkat. 40 menit lagi aku sampai disini" ucapnya lalu berdiri dan pergi. Aku membiarkannya dan kembali membaca buku.
1 menit..
2 menit...
3 menit....
Okey! Aku bosan. Aku menutup buku bersampul hitam ini dan meletakkannya di meja. Apa yang harus kulakukan sekarang? Makan siang? Menonton film di kamar? Berkeliling pack? Mandi di kolam ikan?
Emm..sepertinya pilihan yang terakhir itu hanya bercanda, sungguh! Itu gila bila aku benar-benar mandi di kolam ikan. Aku mematikan Tv dan berjalan keluar dari rumah besar ini. Aku berjalan ke taman di belakang rumah, lalu duduk di sebuah ayunan di bawah pohon. Taman ini langsung menyambung dengan hutan.Semenjak aku disini, Kurasa tempat ini telah mengubah kepribadian ku. Aku yang tadinya seolah bersikap cuek, tapi disini aku selalu ingin tahu banyak hal. Padahal tempat ini biasa saja, kuakui tempat ini memang sangat indah dan mewah, tapi bukan hal itu yang mengubah kepribadian ku ini.
Apa.. Peeta yang telah mengubah ku? Entahlah. Bagaimanapun ia mateku, dan hal itu membuat ia akan selalu mempengaruhi ku. Menurut di buku sih seperti itu.Aku ini seorang Manusia, pasti sulit bagi seorang manusia biasa seperti ku untuk mempercayai bahwa para makhluk immortal itu nyata. tapi aku ini seorang Arkeolog yang meneliti hal hal mitos seperti itu, dan di tambah lagi bukti bahwa teman teman ku mati di bunuh Vampire, jadi aku sudah tidak begitu kaget lagi saat mengetahui bahwa Peeta itu seorang werewolf. Dan tentang kata Alpha, Beta, Luna, Mate, pack, dan semua kata asing itu kuketahui artinya dari buku berjudul Werewolf itu. Aku memang awalnya tidak percaya bahwa aku ini seorang Luna, tapi pada akhirnya aku bisa menerima kenyataan. Dan setelah Jena datang dan mengatakan bahwa ia kekasih Peeta dan akan segera menikah dengannya, hal itu membuat ku tau bahwa tidak semua Werewolf menganggap Mate itu sangat penting.
Aku tau aku akan pulang ke tempat asalku saat semua sudah aman dan para Rogue itu tidak mengincar ku lagi, tapi entah mengapa mendengar kata 'dipulangkan' itu membuat dadaku sesak. Aku juga tau perasaan ini aneh, akukan rindu orang tua ku, lalu mengapa aku harus sedih bila nanti aku dipulangkan? Entahlah, ini semua membuatku pusing.
Aku berdiri dan kembali masuk ke rumah. Rumah kosong, aku tidak melihat anggota pack satupun. Aku berjalan ke dapur dan membuka kulkas dua pintu yang besar dan sedikit lebih tinggi dari tubuhku. Aku melihat isi lemari es ini dan menemukan Es krim coklat di sebuah Cup yang cukup besar. Kututup pintu kulkas dengan siku ku, lalu mengambil sendok dan duduk santai di ruang tengah.
Aku mulai melahap Es krim dalam diam. Aku tidak berniat menyalakan Tv atau musik. Aku tetap diam sambil melahap Es krim dan menatap kosong kearah depan. Demi apapun ini sangat membosankan! Tapi apa yang kutunggu? Peeta? Oh sorry, aku tidak akan menunggu orang menyebalkan seperti dia. Harga diriku terlalu tinggi dan terhormat jika hanya untuk menunggunya pulang. Dan satu lagi, waktuku terlalu berharga jika hanya untuk memikirkannya. Tak terasa Es krim di genggaman ku sudah habis. Aku meletakkan cup dan sendok di meja, lalu mulai menimang nimang hal apa yang cocok untuk kulakukan saat ini.
"Jika berkeliling pack maka harus ada yang mengantarku, jika menonton film...sepertinya tidak" gumamku memikirkan apa yang akan kulakukan.
Bagaimana bila karaoke?
Ide bagus! Aku langsung berdiri dan membuka lemari di samping Tv, memperhatikan jajaran kaset dengan kategori masing masing. Aku mulai mencari kaset yang cocok untuk karaoke ku sekarang. Hingga akhirnya aku menemukannya dan langsung memutarnya di DVD. Aku mulai bernyanyi tak karuan dengan Mic ditangan ku. Aku bernyanyi dengan sekuat tenaga ku hingga otot otot di leherku terlihat, aku tidak peduli, yang penting rasa bosanku hilang.
Author POV
"Lalalalalalala....wohooo oyehhh" Vina terus bernyanyi dan berteriak tak karuan sambil bergoyang kesana kemari, menggoyangkan bokongnya dan tubuhnya dengan penuh semangat membuatnya tampak lucu, hingga ia tidak menyadari kehadiran empat orang di belakangnya yang sedang memperhatikan nya.
"Aku!!!! Jatuuuhhh cintaaaaa!!!!!!!-"
Buk
Sebuah majalah mendarat tepat di kepala Vina membuat nya berteriak histeris karena sakit sekaligus kaget. Bersamaan dengan itu kabel dari stopcontack di cabut membuat Tv langsung mati.
"PEETA AKU BERSUMPAH AKAN MENCABIK MUUUU!" Teriak Vina lalu berbalik dan melihat siapa pelakunya. Namun seketika ia diam mematung dengan rahang yang menyentuh tanah sambil menatap kearah Empat orang dihadapannya yang sedang berusaha menahan tawa. Namun detik berikutnya tawa mereka langsung meledak dan menggelegar membuat Vina langsung tertunduk malu dengan wajah semerah tomat.
"Ahahahaha kau ini penyanyi profesional yaa hahaha jangan sampai uratmu putus karena berteriak terlalu keras hahaha" teriak Genas di tengah tawanya sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa sangat keras.
"Kau ini lucu sekali! Jadi ini calon menantu Ibu sekaligus calon Luna di pack ini? Ternyata kau sangat menyenangkan Hahahaha" ucap wanita paruh baya yang sangat cantik yang tak lain adalah Ibu Peeta. Sedangkan Peeta dan sepupunya yang bernama Rachel hanya tertawa keras sambil memegangi perut mereka.
Habislah aku... Demi Neptunus, ini sangat memalukan!!!!!
TBC
Hello¡ Hal yang kutunggu tunggu adalah comment kalian ^v^ tapi vote juga udah bersyukur kok, daripada sider? Wkwkwk
And thanks forrrr :
de_sussi, MeaMiuw, minamikz, Fefemiu, anjarify, ElgyNurikaYanti, mhmmdrakha
Karena comment kalian sangat sangat sangat sangaaaaatttt BERHARGA chapter ini untuk kaliaann, see you :*Charen Samuel Tengker
Jakarta. 14.3.2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Creature Wolf
WerewolfMenjadi seorang Arkeolog muda yang terus melakukan penelitian. Hingga pada suatu hari, semua rekanku mati akibat sekelompok orang bermata merah dan bertaring yang menyerang perkemahan kami. Pada saat itulah, datang Serigala dengan simbol Bulan di ke...