The GAMES

60K 4K 108
                                    

Aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju kamar mandi. Selesai mandi, langsung kupakai pakaian ketat untuk olahraga yang sudah ada di dalam lemari, entah milik siapa, tapi aku tidak peduli. Kurapikan rambutku dan mengucirnya. Lalu mulai memakan makanan yang ada diatas meja, aku juga tidak tau siapa yang mengantar dan sejak kapan makanan ini ada disini. Yang penting aku kenyang dan bisa latihan dengan keras di hari terakhir ini.

Selesai melakukan semuanya dengan baik dan benar, aku berjalan keluar dan langsung melihat tempat pelatihan yang sudah ramai di pakai oleh seluruh peserta game. Dengan santai kuhampiri Jeeona yang sedang bertarung pedang dengan gadis yang sangat cantik.

"Jeeona, bisa kau bantu aku berlatih?" Tanyaku dan ia tetap fokus pada perang pedangnya. "Cobalah mandiri dan berlatih sendiri." Jawabnya dan aku menghembuskan napas pasrah.

Dengan tidak percaya diri kuambil sebuah pisau-pisau kecil dan mencoba melemparnya ke sasaran yang sudah disediakan. Canggihnya, sasaran itu dapat menghindari lemparan pisauku dengan sangat mudah. Aku menghela napas lelah dan mulai mengambil pisau lagi.

"Butuh bantuan?" Suara itu membuatku menoleh dan bertemu pada laki-laki yang tadi malam bertarung bersamaku. "Entahlah." Jawabku asal dan kembali melempar pisau di tangan kananku, tetapi hasilnya sama, lemparanku melesat jauh dari sasarannya.

"Bukan seperti itu caranya." Katanya dan tangannya langsung menggenggam pergelangan tangan kiriku yang masih memegang sebuah pisau kecil.

Tiba-tiba tatto bintang hitam pekat di pergelangan tanganku bersinar. Mengeluarkan cahaya merah terang. Membuatku terhenyak, apalagi saat merasakan panas yang mulai terasa.

"Apa ini?" Tanya Revan lantas memegang tangan kananku dan memperhatikan cahaya merah yang perlahan memudar.

"Aku tidak tahu, tatto itu tiba-tiba bersinar begitu saja. Dan rasanya panas." Jawabku memperhatikan gambar bintang yang kini ukurannya menjadi lebih besar.

"Aku tidak mengerti, ini aneh." Gumamnya dan menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lebih baik kau istirahat. Simpan energimu untuk besok." Ucapnya dan aku ingin berusaha menolak, tapi ia malah berjalan dan menarik tanganku.

"Tapi bagaimana dengan latihanku? Aku bahkan samasekali tidak bisa bertarung." Kataku dan dia berhenti lalu berbalik. Kedua tangannya meraih wajahku dan telapak tangannya membingkai wajahku.

"Aku yang akan melindungimu. Aku berjanji."

•••

BIRDEARTH

1. Ini aku. Vina Rahuta, gadis dengan rambut cokelat. Usiaku 21 tahun dan aku manusia biasa tanpa kekuatan apapun. Aku siap mengikuti game itu walau nanti hidupku harus tamat.

 Aku siap mengikuti game itu walau nanti hidupku harus tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Creature WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang